Patahnya Mitos tentang Jose Mourinho dan Pemain Muda

20 Mei 2017 13:31 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Mourinho percaya pada Tuanzebe. (Foto: Reuters/Stefan Wermuth)
zoom-in-whitePerbesar
Mourinho percaya pada Tuanzebe. (Foto: Reuters/Stefan Wermuth)
Alan Hansen adalah salah satu figur yang paling kerap disebut ketika orang berbicara soal Class of '92. Dalam sebuah komentarnya di Match of the Day, legenda Liverpool itu menyebut bahwa Manchester United takkan bisa memenangi apapun dengan memainkan bocah-bocah.
ADVERTISEMENT
Klaim Hansen itu sudah terbantahkan. Class of '92 yang dipimpin oleh Ryan Giggs, Paul Scholes, Gary dan Phil Neville, Nicky Butt, serta David Beckham pada perjalanannya berhasil menjadi garda terdepan Manchester United dalam menakklukkan dunia.
Sejak itu pulalah identitas Manchester United sebagai klub yang mengedepankan pemain-pemain muda didikan akademinya ditegaskan. Meski begitu, United selalu gagal mereplikasi apa yang mereka lakukan seperempat abad lalu itu. Pemain-pemain macam Darren Fletcher, John O'Shea, sampai Danny Welbeck sudah mencoba, tetapi semuanya gagal memenuhi ekspektasi.
Hingga muncullah nama-nama seperti Jesse Lingard, Paul Pogba, Timothy Fosu-Mensah, dan Marcus Rashford.
Kecuali Pogba, para pemain tersebut memang belum sepenuhnya menjadi seperti para pendahulunya. Adapun, Pogba sendiri mencapai nama besarnya yang kini dia miliki bersama Juventus dan bukan Manchester United.
ADVERTISEMENT
Namun, bagi Jose Mourinho, kemunculan pemain-pemain tersebut adalah sebuah pertanda. Barangkali, Manchester United memang harus kembali mempercayakan nasib timnya pada bocah-bocah jebolan akademi.
Itulah mengapa, pada musim ini nama-nama pemain muda yang menembus tim utama semakin banyak saja. Selain keempat nama di atas, kini ada pula Axel Tuanzebe yang telah menuai pujian saat berhasil mematikan Alexis Sanchez. Selain Tuanzebe, Mourinho juga menurunkan satu pemain muda lain pada laga melawan Arsenal tersebut: Scott McTominay.
Setelah melawan Arsenal, Tuanzebe pun terus menjadi pemain inti dalam dua laga terakhir United di Premier League, yakni saat dikalahkan Tottenham Hotspur dan ditahan imbang Southampton. Tak seperti ketika melawan Arsenal di mana dia bermain sebagai bek kanan, pada dua laga berikutnya, pemuda 19 tahun itu dimainkan sebagai gelandang tengah.
ADVERTISEMENT
Pada laga melawan Spurs dan So'ton itu, nama McTominay pun tetap ada di bangku cadangan. Namun, dia tak lagi sendiri. Di sisinya ada seorang pemuda lain: namanya Demitri Mitchell. Jika McTominay adalah seorang gelandang tengah, Mitchell adalah seorang penyerang yang dikonversi menjadi full-back.
Scott McTominay pemain belia Man. United. (Foto: Reuters/John Sibley)
zoom-in-whitePerbesar
Scott McTominay pemain belia Man. United. (Foto: Reuters/John Sibley)
Besok (21/5) malam, Manchester United bakal menjalani laga Premier League terakhir musim ini menghadapi Crystal Palace. Laga ini sendiri sudah tidak menentukan lagi bagi mereka karena posisi enam sudah "berhasil" dikunci.
Meski begitu, pada hari Kamis (25/5) dini hari WIB, "Setan Merah" bakal bermain menghadapi Ajax di final Liga Europa. Maka dari itu, tak mengherankan jika pada laga melawan Palace, Mourinho bakal memilih untuk menyimpan pemain-pemain kuncinya.
ADVERTISEMENT
Di sinilah kesempatan itu terbuka lebar bagi para pemain muda. Dilansir BBC, Mourinho sudah beberapa nama baru (selain Rashford, Tuanzebe, McTominay, dan Mitchell) yang bisa diturunkan saat menghadapi The Eagles.
Pemain-pemain tersebut adalah Kieran O'Hara (21/kiper), Joel Pereira (20/kiper), Zachary Dearnley (19/gelandang), Josh Harrop (21/gelandang), Matthew Willock (20/gelandang), dan Angel Gomes (16/gelandang).
Meski starting XI baru akan diumumkan besok, ada kemungkinan bahwa Tuanzebe, Mitchell, dan McTominay bakal dimainkan sejak menit awal. Adapun, dari enam nama tambahan tersebut, sosok yang mendapat sorotan paling banyak adalah Angel Gomes.
Meski namanya tidak terdengar Inggris, Angel Gomes adalah orang Inggris. Lahir di London, 31 Agustus 2000, Gomes bergabung dengan akademi United saat berusia tujuh tahun. Pekan ini, dia baru saja dinobatkan sebagai Pemain Muda Terbaik Manchester United yang termuda.
ADVERTISEMENT
"Angel Gomes adalah pemain muda berbakat dan kami berharap banyak padanya," tutur Kepala Akademi Manchester United, Nicky Butt, kepada The Times.
Angel Gomes sendiri adalah sepupu dari mantan winger United, Nani. Menurut ESPN, seorang pelatih di akademi United, Clayton Blackmore, pernah menyebut bahwa di usia 15 tahun pun, Angel Gomes sudah siap bermain untuk tim utama.
Bermain sebagai gelandang serang, pemuda keturunan Portugal ini juga bisa dimainkan sebagai deep-lying playmaker jika dibutuhkan. Kelebihan utamanya ada pada kecepatan, teknik, dan kemampuannya untuk meliuk-liuk di antara pemain bertahan lawan. Jika Gomes nantinya benar-benar diturunkan, dia bakal menjadi pemain termuda Manchester United termuda di era Premier League.
Apakah ini pertanda bahwa Manchester United bakal memiliki Class of '92 yang baru? Bisa jadi. Yang jelas, seperti yang dulu dilakukan Sir Alex Ferguson, jika Mourinho memang ingin benar-benar meraih kejayaan bersama bocah-bocah ini, kuncinya adalah memberi kepercayaan serta perlindungan kepada mereka.
ADVERTISEMENT
Mourinho sudah melakukan itu kepada Rashford dan Tuanzebe. Tentunya tidak terlalu sulit untuk menerapkannya ke beberapa bocah yang lain, bukan?