Polling kumparan: 58,14% Pembaca Setop Berolahraga di Bulan Ramadan

Ilustrasi anak olahraga dengan orang tua. Foto: Chayantorn Tongmorn/Shutterstock

Sebanyak 58,14 persen atau 1.056 pembaca kumparan mengaku break berolahraga dulu saat puasa. Angka ini merupakan hasil polling kumparan yang dilakukan pada 4-11 Februari 2025.

Total ada sebanyak 1.056 responden yang menjawab polling ini. Sementara, terdapat 41,86 persen atau 442 pembaca mengaku tetap rutin berolahraga meskipun saat puasa.

Selama Ramadan, umat Islam akan berpuasa selama 29 atau 30 hari, serta akan menahan lapar kurang lebih 12 jam. Tentu selama proses puasa tak jarang orang akan merasa letih, lemah, dan lesu.

Dengan pola makan yang berubah dan energi yang lebih terbatas, banyak orang yang memilih untuk mengurangi atau bahkan menghentikan rutinitas mereka. Termasuk rutinitas berolahraga.

Meski begitu, olahraga sebenarnya masih bisa dilakukan selama bulan puasa dengan mempertimbangkan jenis dan waktunya. Ketua umum Asosiasi Nutrisionis Olahraga dan Kebugaran Indonesia (ANOKI), Mury Kuswari mengatakan bahwa jenis olahraga boleh yang berintensitas tinggi (HIT) bagi yang tak punya waktu banyak. Pilihan lain adalah jenis olahraga endurance dalam jangka waktu yang lebih panjang.

Ilustrasi olahraga plank. Foto: Shutterstock

"Lantas kalau ingin olahraga di pagi hari sebaiknya yang ringan saja. Seperti stretching atau jalan kaki. Kalau lari nanti bisa dehidrasi. Intinya olahraga saat puasa itu untuk menjaga agar otot tetap aktif," kata Mury, mengutip artikel kumparan berjudul "Tips Menjaga Nutrisi Bagi yang Berolahraga Saat Puasa"

Mury menyarankan agar berolahraga dua jam sebelum berbuka puasa. Jadi setelah selesai olahraga, tubuh akan mendapatkan nutrisinya kembali.