Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Prancis Terbuka: Simona Halep Tantang Sloane Stephens di Final
8 Juni 2018 0:33 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Dengan nada sedikit congkak, Garbine Muguruza berkata bahwa menjadi petenis rangking satu dunia itu tidak penting-penting amat . Well, mungkin saja. Akan tetapi, setelah dia dikalahkan petenis rangking satu dunia, Simona Halep , pada babak semifinal Prancis Terbuka 2018, Kamis (7/6/2018) malam WIB, ada baiknya Muguruza menarik perkataannya tersebut.
ADVERTISEMENT
Masalahnya begini, untuk mengalahkan Muguruza, Halep tidak butuh waktu terlalu lama; hanya satu setengah jam. Pada laga yang dilangsungkan di lapangan Philippe-Chatrier itu, Halep menang dua set langsung 6-1 dan 6-4. Jadi, meskipun menjadi petenis nomor satu dunia mungkin tidak penting-penting amat, setidaknya Halep membuktikan bahwa ada alasan mengapa dia kini ada di puncak.
Power menjadi pembeda utama di antara Halep dan Muguruza. Pada pertandingan ini, kedua petenis lebih kerap bertahan di baseline dan melakukan reli-reli panjang. Di sini, power Halep membuat Muguruza kerapkali kehilangan posisi. Hasilnya, pukulan-pukulan balasan Muguruza pun menjadi mudah sekali diakali dan akhirnya dipatahkan.
Laga set pertama dilalui Halep dengan amat sangat mudah. Lima poin berhasil direngkuh petenis Rumania ini tanpa kendat. Muguruza memang sempat memaksakan dua deuce pada gim kedua dan kelima, tetapi itu tak menghentikan laju Halep. Pada gim keenam, Muguruza sukses mencuri satu poin. Namun, di gim berikutnya Halep sukses mengunci kemenangan di angka 6-1.
ADVERTISEMENT
Pada set kedua, perlawanan Muguruza sedikit menghebat. Setelah Halep mendapatkan poin pertama, Muguruza bangkit dan mampu berbalik unggul sampai 3-1. Keunggulan Muguruza ini bertahan sampai Halep menyamakan skor menjadi 4-4. Akan tetapi, petenis asal Spanyol itu kemudian kehilangan momentum dan akhirnya harus menyerah 4-6. Halep pun melenggang ke partai puncak.
Bagi Halep, ini adalah final Grand Slam keempatnya. Namun, dalam tiga kesempatan sebelumnya, termasuk pada final Roland Garros tahun lalu, dia selalu menelan kekalahan. Maka, final edisi 2018 ini adalah kesempatan emas baginya untuk mengamankan trofi Grand Slam perdana.
Di final, Halep bakal berhadapan dengan jawara Amerika Serikat Terbuka 2017, Sloane Stephens . Pada Derbi Amerika di semifinal, Stephens sukses menundukkan Madison Keys dengan skor 6-4 dan 6-4.
ADVERTISEMENT
Meski menang, Stephens selalu mendapat perlawanan berat dari Keys. Pada set pertama, meski tak pernah sekali pun tertinggal, Stephens sempat hampir terkejar di tengah-tengah set. Kendati demikian, kemenangan 6-4 akhirnya berhasil diraih. Di set kedua, situasinya mirip dan hasil akhirnya pun sama persis.
Selepas laga, Stephens mengakui bahwa menghadapi Keys bukan perkara mudah baginya. Namun, bagi petenis yang pernah berseteru dengan Serena Williams ini, kuncinya adalah rasa cinta.
"Selalu sulit menghadapi petenis senegara. Apalagi, kalau dia adalah sahabat baikmu. Namun, aku gembira telah memainkan tenisku dengan baik. Ini adalah turnamen favoritku dan aku sudah tak sabar menghadapi (laga final) pada Sabtu nanti. Merci, Paris. Je t'aime," kata Stephens soal kemenangannya itu.
ADVERTISEMENT
Nah, jika Stephens punya kecintaan terhadap Paris sebagai senjata rahasia, lain halnya dengan Halep. Petenis 26 tahun ini menyebut bahwa pengalamannya bakal jadi faktor kunci di final.
"Sekarang aku bisa bermain lebih tenang. Sekarang, aku punya dua hari sebelum final dan aku memilih untuk bersantai saja. Meski begitu, aku akan tetap bertarung untuk setiap bola yang diarahkan padaku," tegas Halep.