Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
ADVERTISEMENT
Masalah tim bulu tangkis RI dipaksa mundur dari All England 2021 belum selesai. Sejumlah kejanggalan dari BWF dan panitia penyelenggara harus dijelaskan dengan transparan.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah ketidakdilan yang menerpa skuad Indonesia. Sebagai informasi, dijelaskan bahwa kontingen 'Merah Putih' berada satu pesawat dengan orang positif corona, yang sampai sekarang tidak dipublikasikan sosoknya oleh BWF atau NHS.
Masalahnya, penerbangan Istanbul-Birmingham tersebut terjadi pada 13 Maret 2021 dan tiba di hari yang sama. Setelahnya, tim Indonesia langsung ke hotel, melakukan tes PCR yang hasilnya negatif semua, menggelar latihan, bahkan beberapa sudah bertanding.
Hal itu diterangkan Ketua Tim Indonesia di All England, Ricky Subagja. Lebih lanjut, ia juga bilang bahwa tim RI berada satu hotel dengan para dari negara lain dan sempat berinteraksi. Jadi menurutnya, semua peserta harus diisolasi, sehingga All England ditangguhkan sementara atau sekalian disetop.
ADVERTISEMENT
"Apa yang dialami atlet kita ini sangat berat. 12 atlet kita yang dikirim ke All England itu top player semua. Mereka menjalani ini semua (menerapkan protokol kesehatan hingga tes PCR) sangat berat, apalagi usai melakukan long trip," kata Ricky dalam konferensi pers KBRI London, Jumat (19/3) sore WIB.
"Saya cuma bisa sampaikan kondisi ini enggak mudah, tetapi para atlet juga sudah legowo [tak bisa main di All England lagi] dan masih bisa diterima. Namun, harapan kami adalah semua ini tak boleh diteruskan dan All England disetop, ini harapan para atlet juga," lanjutnya.
Selain itu, Ricky Subagja juga menyebut absennya atlet RI bisa menguntungkan tim lain. Sebab, atlet-atlet Indonesia adalah ancaman bagi peserta lain, sebut saja Marcus Gideon/Kevin Sanjaya yang berada di ranking 1 ganda putra, Melati Daeva/Praveen Jordan selaku juara bertahan ganda campuran, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
"Kami kesal dan marah, kita sudah lakukan protokol kesehatan, namun kejadiannya kayak gini. Ini sangat merugikan kami, atlet-atlet kami yang top player dunia, dan menguntungkan tim lain," pungkasnya.
***