Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Upaya Sekuat Napas Dallas Mavericks untuk Menjadi Juru Kunci
27 Februari 2018 14:48 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
ADVERTISEMENT
Ketika kans untuk berprestasi pada sebuah musim kompetisi sudah dipastikan tertutup, apa lagi yang bisa dilakukan selain menatap masa depan? Hal inilah yang saat ini tengah dipraktikkan oleh beberapa tim papan bawah NBA, termasuk Dallas Mavericks.
ADVERTISEMENT
Pada Selasa (27/2/2018) pagi WIB Mavericks berhasil memetik kemenangan yang cukup mengejutkan atas Indiana Pacers. Dalam laga yang dihelat di American Airlines Center, Dallas, tersebut, Mavericks menang 109-103.
Walau demikian, posisi mereka di klasemen tidak terangkat. Mereka masih berada di papan bawah, tepatnya di posisi ke-12, dengan rekor 19-42.
Mereka saat ini menjadi tim terburuk keenam di NBA setelah Phoenix Suns, Atlanta Hawks, Sacramento Kings, Orlando Magic, dan Memphis Grizzlies. Peluang Mavericks masuk ke playoff pun praktis tertutup dengan jauhnya jarak yang memisahkan mereka dengan Denver Nuggets di urutan kedelapan Wilayah Barat.
Dengan situasi seperti itu, secara kasatmata sudah tak ada apa-apa lagi yang bisa dan layak diperjuangkan oleh Mavericks, kecuali barangkali harga diri. Namun, benarkah demikian? Benarkah tidak ada yang bisa dikejar lagi oleh Dirk Nowitzki cs. di musim kompetisi 2017/18?
ADVERTISEMENT
Jawabannya, ada. Ternyata, masih ada sesuatu yang bisa dikejar oleh Mavericks maupun tim-tim papan bawah lainnya, yakni posisi juru kunci. Bukan cuma posisi juru kunci wilayah, melainkan juga juru kunci liga secara keseluruhan.
Hal ini mungkin terdengar mengejutkan. Akan tetapi, ini adalah langkah yang masuk akal bagi mereka. Malah, meminjam kata-kata pemilik Mavericks, Mark Cuban, menjadi juru kunci liga adalah langkah terbaik bagi Mavericks (dan tim-tim papan bawah lain).
Sebabnya, dengan menjadi juru kunci, mereka pun pada musim depan berhak atas pemain draft pilihan pertama. Atau, kalaupun mereka tidak mau mengambil pemain draft pilihan pertama, mereka bisa saja menukar (melakukan trade) pilihan draft itu dengan tim lain. Dengan begitu, mereka bisa lebih leluasa dalam melakukan perbaikan.
ADVERTISEMENT
Lalu, bagaimana cara mereka untuk meraih status tim terburuk NBA tersebut? Nah, untuk itu ada istilah khusus yang disebut tanking.
Pada dasarnya, tanking ini adalah sebuah serangkaian cara yang dilakukan sedemikian rupa agar sebuah tim kalah dan meraih hasil seburuk-buruknya. Cara yang dilakukan pun bermacam-macam. Dalam kolomnya di ESPN, Nick Friedell menuliskan bahwa secara garis besar ada dua jenis tanking: aktif dan pasif.
Tanking pasif selama ini dilakukan dengan cara tidak memainkan pemain-pemain senior. Chicago Bulls, misalnya, sejak pertandingan All-Star memilih untuk memainkan dua pemain muda, Cristiano Felicio dan David Nwaba, di tempat yang biasanya jadi milik Robin Lopez dan Justin Holiday. Cara ini biasanya disamarkan dengan tujuan mengembangkan pemain muda.
ADVERTISEMENT
Cara lainnya adalah dengan menunda kembalinya seorang pemain pascacedera. Apa yang dilakukan Bulls pada Zach LaVine (ACL) dan Kris Dunn (gegar otak) adalah salah satu cara untuk melakukan tanking secara pasif. Kedua pemain ini harus menunggu lebih lama untuk kembali berlaga, padahal mereka sudah sembuh dari cedera sejak lama.
Adapun, cara 'mengembangkan pemain muda' tadi juga sudah dilakukan oleh Mavericks, meski dengan detail yang berbeda. Di Mavericks, pelatih Rick Carlisle lebih memilih untuk memainkan para pemain muda di saat-saat krusial pertandingan. Kata Carlisle, bermain di situasi sulit bisa membuat para pemain muda semakin matang.
Namun, cara Mavericks tak sampai di situ karena mereka juga melakukan active tanking. Cara ini dilakukan murni dengan taktik dan strategi pelatih. Hasil analisis data yang didapat tim pelatih bakal tidak dipatuhi sampai ke detail-detail terkecil agar mereka mampu melakukan tanking dengan sempurna.
ADVERTISEMENT
Mavericks sendiri, lewat Cuban, tidak menyembunyikan kebijakan ini. Akan tetapi, bukan berarti para pemain Mavericks merasa baik-baik saja. Nowitzki, misalnya, sudah menegaskan bahwa ketika dia bermain, maka dia bakal bermain untuk menang.
Selain itu, meski sudah mengetahui adanya praktik tanking ini, pihak NBA tetap tidak mau membenarkan apa yang dilakukan Cuban. Buktinya, pada pekan lalu Cuban dijatuhi denda 600 ribu dolar AS karena mendiskusikan tanking secara terbuka di podcast 'House Call with Dr. J' bersama legenda NBA, Julius Erving.