Alasan Warna Abu-abu Kurang Baik Dipakai untuk Mengecat Dinding Rumah

Interior rumah didominasi oleh warna abu-abu. (Foto: Shutterstock)

Sejak masuknya arsitektur modern sekitar awal abad ke-20, abu-abu telah menjadi tren warna yang diterapkan dalam desain interior. Baik untuk hunian maupun tempat-tempat umum.

Bahkan hingga kini pilihan cat abu-abu masih menjadi favorit di tengah tren hunian minimalis. Meski terlihat bagus dalam segi estetika, namun ternyata warna tersebut memiliki efek yang kurang baik bagi kondisi psikologi seseorang.

Menurut Claire Bond, seorang ahli terapi warna asal Afrika Selatan, menjelaskan jika warna dibagi menjadi dua jenis, yaitu color dan non-color. Abu-abu dan hitam masuk ke dalam kategori non-color karena keduanya tidak memiliki energi seperti warna lain. Hal itu yang membuat abu-abu memiliki dampak yang kurang baik.

Ahli terapi warna mengatakan jika abu-abu harus dipadukan dengan warna lain agar menghasilkan energi yang positif. (Foto: Shutterstock)

“Secara psikologis, abu-abu tidak memiliki energi yang dapat menenangkan pikiran atau jiwa. Abu-abu bisa membuat Anda merasa stuck dan tidak bisa memandang ke depan. Hal itu secara tidak langsung akan menyulitkan Anda dalam mengambil keputusan-keputusan penting,” tutur Claire saat kumparanSTYLE temui di acara peluncuran Tren Warna 2019 dari Kansai Paint, beberapa waktu lalu.

Claire menyarankan agar abu-abu tidak dijadikan warna utama ketika Anda mengecat hunian. Sedikit tips darinya, warna tersebut harus dipadukan dengan warna lain yang lebih kuat, seperti merah, kuning, hijau, dan biru. Dengan begitu, akan tercipta sebuah energi positif bagi kesehatan psikologis Anda.

Sebagai opsi, Kansai Paint merilis warna Neutral of the Year, Ravine 62. Warna tersebut merupakan hasil perpaduan antara abu-abu dan warna beige yang dipercaya dapat memberikan efek hangat, nyaman, dan tenang. Ravine 62 bisa dikombinasikan dengan warna-warna lain pada interior, dinding, atau furniture.