Andrey & Windy, Pasangan Muda di Balik Kesuksesan Food Directory

7 September 2017 14:30 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Andrey & Windy, pasangan yang selalu kompak. (Foto: Dok Food Directory)
zoom-in-whitePerbesar
Andrey & Windy, pasangan yang selalu kompak. (Foto: Dok Food Directory)
ADVERTISEMENT
Dari hobi, jadi profesi.
Agaknya ungkapan inilah yang dirasa pas untuk menggambarkan serunya petualangan yang dilalui oleh Food Directory. Kamu pecinta kuliner yang senang berburu hidangan lezat ibu kota pasti sudah tak asing lagi dengan nama blog yang satu ini.
ADVERTISEMENT
Adalah Andrey Raharja dan Windy Iwandi, pasangan muda yang sukses mengubah kecintaan mereka terhadap dunia kuliner jadi sesuatu yang berguna bagi orang lain. Dan tentunya, menghasilkan keuntungan.
Memulai perjalanan sebagai food blogger pada 2015 lalu, semuanya tak selalu berjalan mulus. Ada banyak suka duka yang telah dilalui oleh Andrey dan Windy.
Akun Instagram @foodirectory yang dibuat pada 27 Maret 2015 jadi awal dari segalanya.
Penasaran dengan awal mula kisah perjalanan Andrey dan Windy hingga berhasil jadi salah satu food blogger yang diperhitungkan di Tanah Air?
"Enggak pernah kepikiran buat jadi food blogger sebelumnya. Cuma waktu tahun 2013, itu tahun di mana gue mulai mulai berubah," tutur Windy memulai kisahnya, saat berbincang santai dengan kumparan (kumparan.com) malam itu (28/8).
ADVERTISEMENT
"Mulai senang dan hobi jalan-jalan. Pokoknya setiap hari harus ke tempat baru deh, ke cafe baru. Cuma waktu itu belum kepikiran untuk bikin Food Directory ini," sambungnya lagi.
Barulah setelah berpacaran dengan Andrey pada 2014 silam, perempuan berusia 23 tahun ini didorong untuk mulai mengembangkan hobinya ke arah yang lebih positif. "Akhirnya Andrey bilang, katanya 'tiap hari buang-buang duit, ngapain? Lo harus cari kerjaan yang bisa memberikan sesuatu, bisa jadi berkat juga buat orang lain'," tuturnya.
Gagasan sederhana yang dilontarkan Andrey akhirnya mengendap di dasar pikiran dan terus terngiang dalam benak Windy. "Lagi bengong di kelas dan mikir, apa bikin Food Directory aja ya? Tapi dari sana enggak kepikiran bisa dapet duit, itu tuh murni dari hobi aja. Karena banyak banget yang chat gue personal, nanya 'ini dimana?', sering banget," ujar sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara tersebut.
ADVERTISEMENT
Windy juga mengaku sama sekali tak kesulitan dalam mencari nama untuk blog-nya. Nama Food Directory dipilihnya karena terinspirasi dari buku telepon atau Yellow Pages.
Ditutur perempuan berwajah oriental ini, Food Directory diharapkan bisa menjadi penujuk arah bagi kamu yang kebingungan mencari lokasi santap siang atau malam sekalipun. Ini tentunya sesuai dengan motto yang diusung oleh Food Directory. Yaitu 'guides you when you're lost in hunger'.
Dalam mengelola Food Directory, pasangan ini memiliki pembagian tugas yang jelas: Andrey menulis, Windy memotret.
Jadi, semua tulisan yang kamu baca dalam blog Food Directory merupakan buah pikir Andrey. Sedangkan seluruh potret makanan menggiurkan yang mampu membuat kamu menitikkan air liur merupakan karya tangan dingin Windy.
ADVERTISEMENT
Tiga bulan setelah Food Directory berjalan, akhirnya Andrey dan Windy menerima undangan pertama mereka sebagai food blogger. "Pertama diundang itu sama stand bazaar, dia jual daging steak," kenang Windy sembari tersenyum.
Andrey & Windy 'Food Directory' (Foto: Dok Food Directory)
zoom-in-whitePerbesar
Andrey & Windy 'Food Directory' (Foto: Dok Food Directory)
Menerima undangan tersebut, Windy dan Andrey pun langsung panik. Kombinasi sempurna antara senang, gugup, sekaligus deg-degan. Rasanya nano-nano!
"Habis itu ketawa-ketawa doang sama Andrey. Kayak orang gila di dalam mobil," tutur Windy sambil tertawa geli. Sungguh merupakan pengalaman manis yang sulit untuk dilupakan.
Meski merasa excited dan miliki semangat yang meluap-luap, diakui Windy awal mula perjalanan ini tidaklah mudah.
"Dukanya banyak banget sih pasti pas awal mulai. Kayak duit gue selalu habis. Bahkan gue pernah duit tinggal Rp 20 ribu dan gue di kosan, sampai temen gue transfer uang ke gue karena kasihan," kenangnya sambil meringis tertawa.
ADVERTISEMENT
Kini, perjuangan Andrey dan Windy telah berbuah manis. Followers atau jumlah pengikut Instagram @foodirectory kini telah menyentuh angka 47,7 ribu.
Pembaca setia Food Directory pun diakui Windy tak hanya berasal dari Indonesia, namun juga luar negeri, seperti Jerman dan Singapura. Kerja keras keduanya dalam menghidupi passion inipun mampu membawa keduanya terbang ke Negeri Sakura Jepang dan Malaysia.
Soal sosok yang berjasa dalam perkembangan karir Food Directory, Windy menunjuk Gilang Pratama sebagai jawabannya. "Blogger pertama yang gue ketemu tuh Gilang. Dia yang nolongin gue, pertama gue bikin Food Directory dia yang dukung gue, support gue banget," kenang Windy.
Ada satu kebiasaan unik yang selalu dilakukan Andrey dan Windy hingga kini. Kesuksesan yang dituai Food Directory tak lantas membuat keduanya terlena.
ADVERTISEMENT
Windy selalu membawa stok mie instan dan sandal hotel di dalam mobil. "Selalu ada satu kardus Indomie di dalam mobil, tapi udah dibungkus lima -lima, jadi kalau misal ketemu langsung buka jendela dan kasih," tutur Windy. Wow!
Namun ibarat kata pepatah, perjalanan tentu tak selamanya berjalan mulus. Akan ada banyak kejutan, lika-liku, dan kerikil tajam yang siap menyambut di setiap langkah.
Hal ini dirasakan betul oleh Andrey dan Windy. Menapaki dunia food blogging faktanya tidaklah seindah yang dibayangkan. Ada persaingan sengit serta intrik yang hanya dipahami oleh mereka yang telah berkecimpung dalam dunia ini.
"Awal-awal mulai itu gue enggak dianggap sama sekali, kayak orang liat gue masih yang 'ah udahlah anak baru', kayak 'siapa lo?' gitu," bebernya. "Terus ada beberapa PR restoran yang mereka tahu mana yang senior dan mana junior. Jadi mereka lebih baik ke yang senior udah terkenal itu, ketimbang gue yang waktu itu masih baru," kata dia.
ADVERTISEMENT
"Ada yang fitnah-fitnahan, ada yang saling menjelekkan, dan ada yang cerita ke PR jangan undang ini lah, itu lah, parah deh," kisahnya lagi. Menyikapi ini semua, Andrey dan Windy memilih untuk bersikap bijak. "Tutup mata, tutup telinga. Karena semakin kita tahu, kita akan semakin down. Semakin enggak berkarir," sambungnya.
Meski demikian, Windy sebagai motor Food Directory juga mengaku pernah sampai titik terendahnya. Pada 2016 silam, Windy bahkan sempat ingin berhenti dan menghapus akun Instagram Food Directory!
Semua karena fenomena menjamurnya food blogger dan foodies baru yang menurut Windy, belum paham sepenuhnya soal tata cara dan aturan kerja dalam dunia ini. Hal ini akhirnya memperburuk citra food blogger di mata PR dan restoran.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini, banyak pihak yang jadi melabeli food blogger sebagai pihak yang matre alias hanya mau uang dan makanan gratis saja. Padahal, tak semuanya begitu.
Untungnya, Andrey mampu meyakinkan dan mengingatkan Windy kembali akan tujuan awalnya menciptakan Food Directory, yaitu untuk membantu banyak orang agar tak kebingungan menemukan restoran yang tepat. "Kalau berhenti cuma karena dengerin omongan orang-orang, gimana caranya gue bisa ngebantuin owner restoran yang butuh publisitas untuk tempat baru mereka? Jujur, gue hampir lupa sama visi misi awal gue itu," ujar Windy.
"Tapi gue bener-bener bikin Food Directory itu bukan untuk bisnis lho. Tujuannya bukan buat cari duit, tapi emang hobi dan menurut gue dapet duit itu bonus, bukan yang gue cari. Karena pas masuk dunia ini gue mikir akan ketemu orang-orang yang hobinya sama kayak gue," ujar windy.
ADVERTISEMENT
Soal mimpi dan harapan yang belum tercapai, Food Directory sendiri berencana melakukan sejumlah kegiatan sosial untuk membantu sesama. "Pengen ajak restoran untuk ngelakuin CSR. Pengen banget bikin acara bakti sosial, bakal ajak beberapa influencer juga dan beberapa follower juga untuk bagi makanan ke jalanan," beber Windy. Namun hal ini masih belum terwujud karena membutuhkan proses yang cukup panjang.
Windy juga berbagi pesan untuk kamu yang ingin memulai karir sebagai food blogger. "Yang penting konsisten, ngelakuin karena passion, bukan karena ada maunya. Lakukan dengan senang hati, jadi mau ada dukanya yang banyak juga pasti akan dijalanin," tutupnya.