Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Anggie Rassly Dirikan Beauty Empire dari Kepiawaian Melukis Alis
13 Oktober 2018 16:07 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Jika kata ‘feminin’ dan 'girly' dapat mendeskripsikan sebuah tempat, maka kata ini menjadi gambaran yang cocok bagi Brow Studio by Anggie Rassly, salon sulam alis yang didirikan beautypreneur Anggie Rassly sejak sepuluh tahun yang lalu.
ADVERTISEMENT
Salon atau studio alis yang terletak di Jl. Gunawarman No. 57, Jakarta Selatan ini menyuguhkan atmosfer segar berkat cahaya alami yang masuk dari pintu utama berlapis kaca transparan. Ruangannya didominasi warna putih dan berbagai detail yang menyenangkan mata.
Tak hanya bagian depan saja, hampir seluruh ruangan di studio Anggie, semuanya bercatkan warna putih. Ruangan tunggu yang lengkap dengan aksesori, pajangan, buku-buku seputar dunia kecantikan alis langsung membuat siapapun yang berada di sana langsung merasa betah. Kaca hias yang ada di sudut ruangan juga menggoda untuk langsung dipandang.
Siang itu, saat kumparanSTYLE berkunjung ke Brow Studio tersebut, tampak 2-3 klien sedang menunggu untuk proses treatment. Selain sulam alis , Brow Studio by Anggie Rassly juga memiliki treatment lash extention, perawatan kecantikan lainnya serta juga berfungsi sebagai pusat training bagi yang ingin belajar sulam alis dari Anggie Rassly.
ADVERTISEMENT
Anggie Rassly sendiri bukan nama yang asing di dunia beautypreneur Indonesia. Sebagai salah satu pioneer atau pelopor sulam alis Tanah Air, Anggie yang memulai kariernya di 2005 sangatlah populer di kalangan beauty addict. Saking favoritnya, untuk mendapatkan treatment sulam alis dari ‘magic hand’ Anggie, para calon klien perlu menunggu antrian hingga 2021 lamanya.
Hal yang awalnya berasal dari keisengan dan hobi semata bertumbuh menjadi bisnis yang besar. Tidak hanya berjumlah ribuan, namun klien Anggy Rassly terdiri dari banyak selebriti dan figur-figur perempuan di Tanah Air. Ia juga sudah meluncurkan produk kecantikan alis yang jadi favorit banyak perempuan. Bisa dikatakan, Anggie Rassly tahu sekali apa yang diinginkan perempuan.
ADVERTISEMENT
“Kalau disimpulkan perjalanan bisnis saya, semua dimulai dari iseng, hobi, lalu door to door sambil bawa bayi ngerjain alis orang, akhirnya fokus di satu tempat di sini,” papar Anggie. Selain kepiawaiannya dalam membentuk alis, karakternya yang sangat terbuka dan ramah mungkin menjadi alasan mengapai antrean kliennya mencapai lebih dari 2000 orang.
Kepada kumparanSTYLE, Anggie bercerita tentang perjalanan kariernya, perannya sebagai pebisnis dan seorang ibu, hingga pendapat Anggie pribadi tentang tampilan alis yang sempurna.
Bagaimana Anda memulai karier sebagai beautypreneur di bidang sulam alis ini? Dan dimana Anda belajar untuk bisa handal dalam prosedur kecantikan ini?
Awalnya, saya tahu ada sebuah treatment untuk membentuk alis yang bisa bertahan 3-6 tahun, tapi tetap basic-nya tato atau seperti tato, konsepnya aplikasi tinta ke kulit. Setelah tahu kalau itu tato, saya nggak jadi tertarik. Sampai akhirnya ketika saya di Singapura dan ketemu treatment sulam alis ini. Cuma kalau dulu kan bentuknya ngeblok gitu, ya. Mulai deh dari situ cari info dan akhirnya belajar.
ADVERTISEMENT
Waktu itu ingin buka klinik di sana, kita ingin merekrut dokter untuk mengerjakan sulam alis ini. Tapi saya sebagai (salah satu) owner, harus mengerti juga, dong. Jadi ikutlah si kelas-kelas pelatihan tersebut. Nah, saya cerita cerita ke teman-teman terdekat dan feedback mereka kaya: “Wah ini sih dunia lo banget.” Saya juga heran kok ini seru dan exciting sekali, ya.
Kemudian saya lihat ada peluangnya di Indonesia, karena belum ada orang yang menggeluti bisnis ini. Ternyata demand-nya tinggi, dari situ saya fokus dan teruskan.
Jadi dari dulu memang sudah hobi melukis alis?
Dulu sebenarnya memang pure iseng aja hobi bikinin alis teman-teman sehingga mereka jadi terbiasa. Lalu infonya menyebar dari satu teman ke teman lain. Sehingga saat SMA saya sampai dipanggil dengan ‘Anggie Alis’. Seringkali, sebelum masuk kelas teman-teman saya nganti buat dibuatin alis.
ADVERTISEMENT
Kebiasaan ini terus berlanjut sampai zaman kuliah, saya juga selalu ngalisin orang. Ketika kuliah di Malaysia, saya sampai punya part time job bikinin alis dan makeup. Dan saya sangat menikmati itu.
Lanjut ke dunia pekerjaan, saya sempat kerja kantoran di perusahaan IT selama dua tahun. Dan lagi, saya sering berurusan sama alis lagi, makeup-in orang. Akhirnya, saya putuskan untuk berhenti ngantor dan fokus di sini. Kebetulan waktu itu juga baru nikah dan lagi hamil, jadi semua terjadi di waktu bersamaan.
Berapa lama proses belajar hingga ahli dalam melakukan sulam alis?
Belajar sebenarnya nggak terlalu lama dan terbilang sebentar. Jadi setelah saya mendalami dan menikmati dunia sulam alis tersebut, saya makin craving ilmunya lagi. Dari situ, saya lalu belajar ke Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, hingga Eropa.
ADVERTISEMENT
Tapi sebenarnya, untuk teknik, kalau saya boleh compare, yang art paling bagus itu tetap Asia, ya, apalagi Indonesia. Kalau kita lihat teknik Korea, tekniknya soft dan itu nggak cocok buat orang kita. Atau orang Amerika misalnya, di sana orang suka alis yang tipis-tipis, soft, dan kecil-kecil. Jadi beda trennya.
Sulam alis dari Anggie Rassly ini kan sangat populer, bahkan antriannya sampai 2021, bagaimana itu bisa terjadi?
Kebetulan itu saya sudah mulai dari 2005, jadi bisa consider salah satu pioneer, karena saat itu nggak ada. Yang membuat antrian ini ‘membludak’ sebenarnya karena klien-klien saya dari 2005 ini balik lagi karena sudah waktunya mereka untuk treatment ulang dan retouch kan. Ditambah, klien baru. Saya sendiri ya ngerasa senang banget ya, tapi ya ga enak juga mereka itu sampai rela nunggu.
ADVERTISEMENT
Bagaimana Anda membagi waktu dengan klien-klien yang jumlahnya banyak tersebut?
Saya sih membedakannya dengan treatment regular dan VIP. Karena kalau saya pilih secara subjektif, jadinya nggak adil pada klien yang sudah lama menunggu. Jadi memang antriannya dibuat adil.
Spesifikasi dari harga, mereka pilih sendiri. Kalau dari regular itu mulai di Rp 7 juta, dan VIP di Rp 12 juta. Bedanya, di waktu tunggu dan ada ekstra retouch. Klien VIP line ini bisa dapat treatment lebih awal kalau ada klien regular yang cancel. Jadi pengaturan didasari oleh range harga sementara untuk teknik dan kualitas dibuat sama.
Berapa banyak klien yang Anda terima setiap harinya?
Setiap harinya, saya terima maksimal 10 klien, dengan komposisi, lima klien baru untuk sulam alis, dan lima klien untuk retouch. Tapi sekarang sedang saya coba untuk kurangi lagi jadi delapan. Saya sangat menikmati setiap proses pekerjaan saya ini, jadi tidak mau diburu-buru dalam pengerjaannya.
ADVERTISEMENT
Bagaimana biasanya proses sulam alis di Anggie Rassly Brow Studio?
Satu hal yang selalu saya ingatkan kepada klien sebelum mereka mulai proses sulam alis, bahwa secara mental mereka harus sudah yakin mereka butuh treatment tersebut.
Jika memang mereka sudah siap, mereka akan saya bawa ke ruangan gambar di area studio. Kita ngobrol dulu di situ, ngobrol intimate tentang karakter dia, karena alasannya alis ini kan mencerminkan raut dan karakter, jadi saya ingin alis mereka ini sesuai dengan kepribadian masing-masing. Bisa juga mereka bawa referensi, dan nanti saya sesuaikan.
Di sepanjang prosesnya, kita akan banyak diskusi. Karena apa yang dia dapatkan dari sulam alis ini akan dia pakai hingga tiga tahun ke depan. Jadi saya gambar dulu di ruangan tersebut, apakah sesuai dengan keinginan klien atau tidak.
ADVERTISEMENT
Setelah gambar dan klien approved, dilanjutkan dengan anestesi. Kita tunggu 30 menitan dan mulai proses sulam. Untuk prosesnya sendiri, tergantung kulit, kalau sensitif bisa lama dan kalau normal dan siap untuk di treatment bisa 20-30 menit maksimal.
Selain studio sulam alis ini, Anda juga punya lini bisnis lainnya. Bisa ceritakan mengenai hal tersebut?
Bisa dikatakan saya mendedikasikan hidup saya selama 13 tahun ini untuk alis. Sehari saya bisa handle 10 alis, jadi hitung saja setahun berapa dan sudah berapa ribu alis yang saya pegang. Nah, apa yang saya tahu dan ilmu yang saya punya akhirnya saya tuangkan ke dalam bentuk produk.
Kami rancang beberapa produk dan yang baru keluar saat ini adalah 'Ultimate Definer 2 in 1', yang bisa digunakan untuk eyebrow dan face definer. Definer ini selain untuk membuat alis juga bisa dipakai untuk face contouring. Ujung yang satu bisa untuk kelopak mata, shading hidung, contouring tulang pipi, dan di ujung yang lainnya ada highlighter untuk membuat alis terlihat lebih rapi, menonjolkan tulang alis, dan fungsi highlight lainnya.
ADVERTISEMENT
Produk Ultimate Definer ini bisa dibeli di outlet brow studio di Gunawarman, Tokopedia, dan Shopee dengan keyword Anggie Rassly.
Adakah proyek lain yang sedang berjalan?
Kami bakal launch beberapa produk lagi tapi tetap fokus di seputar dunia alis ini.
Apa momen paling penting dalam perjalanan Anda membangun bisnis?
Momen pentingnya adalah di saat orang bisa menghargai dan menikmati hasil kerja saya. Ketika mereka menikmati, dengan sendirinya mereka akan mempromosikan dan say good things about me. Sebuah marketing yang berjalan dengan sendirinya. Saya percaya banget dengan yang namanya rejeki dan hasil will follow.
Karena pada dasarnya, alis itu langsung kelihatan gitu lho, orang akan langsung notice dan bertanya. Saya selalu memastikan apa yang saya buat adalah yang orang harapkan. Saat mereka (klien) satisfy itu adalah momen terbaik.
ADVERTISEMENT
Seperti apa kesibukan Anda sehari-hari? Tidak pernah merasa bosan setiap hari melukis alis terus menerus?
Saya bekerja Senin sampai Sabtu, tapi Sabtu saya hanya bekerja setengah hari. Untuk hari Sabtu, saya hanya terima klien VIP. Itu pun saya bingung, makin ke sini, klien VIP semakin banyak padahal harga sudah dibedakan jauh. Tapi responnya baik-baik saja.
Bagi saya, buat alis itu hobi dan sampai kapan pun akan terus menjalani ini. Sehingga, ya nggak keberatan dan tidak pernah merasa bosan. Jadi pekerjaan sulam alis ini memang pekerjaan yang harus benar-benar disukai. Karena bayangkan saja setiap harinya hanya dealing dengan alis. Kalau nggak benar-benar suka, ini pasti akan sangat membosankan. Kita juga harus bisa mengerti kemauan orang, ekspektasi orang, kita nggak bisa berpatokan dengan tren.
ADVERTISEMENT
Percaya ngga, buat saya, bikin alis itu malah jadi penghalau stres saya. Jadi jika saya lagi stres dan sedih, kalau buat alis langsung jadi girang.
Anda juga adalah seorang ibu dari tiga anak, bagaimana Anda membagi waktu untuk keluarga dengan kesibukan Anda yang cukup padat ini?
Saya orangnya nggak bisa diem, benar-benar nggak bisa diem. Kalau sekarang untuk bagi waktu, saya pasti tetap prioritaskan pada momen-momen terpenting anak. Untuk anak dan hal-hal urgent, tentunya saya bisa cancel appointment dengan terpaksa kepada klien. Untungnya, rata-rata klien saya juga kebanyakan seorang ibu jadi pasti paham kalau hubungannya dengan anak. Misalnya, anak sakit, pentas seni, dan lain-lainnya.
Meski saya di sini (studio) dan sibuk, saya tetap sering mengecek keadaan di rumah juga. Jadi di handphone saya ini cukup lengkap grup whatsapp-nya, mulai dari grup rumah, grup suster dan grup sekolah.
ADVERTISEMENT
Setiap pagi, biasanya saya selalu antar anak pergi ke sekolah. Pokoknya, saya harus memastikan tiga anak saya itu know where to find me. Mereka harus tahu apa yang saya lakukan ketika saya sedang tidak ada di rumah. Sepulang sekolah, mereka sering langsung datang ke studio. Lalu saya lanjutkan meeting, dan sampai rumah olahraga.
Sebagai seorang beautypreneur, bisa ceritakan beauty routine Anda sehari-hari?
Untuk rutinitas pagi, biasanya saya pakai serum lifting, vitamin c, dan whitening. Untuk perawatan saya ke Klinik Bamed, sebuah klinik kecantikan di Jakarta untuk laser seminggu dua kali. Untuk malamnya, saya cuci muka pake Avene, krim malam juga udah nggak pernah pake.
Jadi rutinitas kecantikan memang nggak ribet ya. Karena ketika saya sampai rumah sudah malam, langsung mandi dan bantuin anak-anak untuk bikin PR, kemudian nidurin mereka. Saya juga semakin mengerti kebutuhan kulit saya. Ternyata saya nggak cocok pakai berbagai macam krim.
Apa olahraga rutin Anda?
ADVERTISEMENT
Saya treadmill sampai tiap hari di rumah, dan itu wajib hukumnya. Saking rutinnya, sudah nggak berasa bahwa treadmill itu olahraga. Saya juga biasa treadmill sambil nonton TV. Ini semacam reward saya selama seharian bekerja untuk nonton TV sambil treadmill, buat saya lebih semangat.
Lalu bagaimana dengan ‘me time’?
Me time? buat saya, nggak ada me time, selalu ‘our time’ sama anak dan suami.
Kalau memang ingin ketemu teman, ya paling tunggu sampai semua sudah tidur, biasanya lanjut ke luar ketemu teman dan ngopi-ngopi. Jadi ada mungkin sebulan dua kali ke luar bersama teman.
Apa saran yang akan Anda berikan bagi perempuan yang ingin jadi seorang beautypreneur?
Sebenarnya jika seseorang berniat jadi beautypreneur supaya ada lebih waktu dengan keluarga, itu salah banget. Menjadi seorang beautypreneur atau entrepreneur justru lebih menyita waktu karena banyak fokus yang dijalani untuk bisnis tersebut.
ADVERTISEMENT
Bebannya pun besar. Kita harus berpikir untuk jangka panjang bisnis tersebut. Namun serunya, jadi banyak menemukan challenge. Many good things happened untuk menuju ke sebuah kesuksesan.
Kemudian harus punya passion yang besar pada dunia ini. Jadi beautypreneur itu butuh komitmen besar dan melakukan apapun dengan sepenuh hati. Dengan begitu, otomatis, hasilnya pun akan baik. Jika melakukan dengan terpaksa, ya nggak akan optimal juga.
Selanjutnya, fokus! karena lebih baik jadi ahli di satu hal dari pada tahu banyak, namun tidak ahli di semuanya dan hanya paham secara general.
Terakhir, kalau dari saya sendiri, jangan membuka bisnis secara partner-an. Memang, nggak enaknya, hal-hal pahit dirasakan sendiri dan nggak bisa dibagi. Namun, jika dapat enaknya, ya jadi enak sendiri.
ADVERTISEMENT
Kerja sendiri juga buat kita terhindar dari konflik dan beda pendapat. Cara setiap orang untuk mengambil keputusan kan berbeda-beda ya.
Siapa tahu, cara kita bisa jadi lebih baik dan lebih berhasil dari pada cara yang orang lain sarankan. Karena kita tahu what is the best for us. Sehingga, kalau punya passion, ya lebih baik kerjain sendiri, untuk menghindari konflik juga dan perbedaan pendapat.
Definisi alis sempurna bagi Anggie Rassly?
Alis sempurna adalah alis yang terbentuk dengan idealnya bentuk wajah dan tidak dipaksakan. Setiap orang masing-masing punya raut wajah sendiri, jadi nggak yang harus ikuti tren. Alis memang tidak menentukan karakter seseorang, tapi bisa mencerminkan karakter orang tersebut. Karena alis itu memaksimalkan ekspresi, juga memaksimalkan emosi, dan raut wajah yg ingin disampaikan.
ADVERTISEMENT
Simak selengkapnya konten spesial dalam topik Laris Manis Sulam Alis .