Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Benarkah Mi Instan Berbahaya untuk Dikonsumsi?
26 Agustus 2017 12:00 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
ADVERTISEMENT
"Jangan makan mi instan keseringan, ga baik untuk kesehatan, lho".
ADVERTISEMENT
"Kok makan mi instan terus sih, nanti bisa bikin gemuk, lho."
Pernahkah kamu mendengar komentar di atas?
Mi instan saat ini menjadi salah satu makanan favorit hampir seluruh orang. Bahkan, makanan sejuta umat ini dikenal selalu melekat dengan kesan anak kosan.
Harganya yang murah hingga rasanya yang lezat membuat mi instan menjadi pilihan utama anak kosan untuk dikonsumsi saat mendekati akhir bulan. Tak hanya itu, mi instan juga menjadi makanan wajib yang biasanya selalu disantap ketika rasa lapar melanda di tengah malam.
Namun, kata "instan" yang melekat di kebanyakan mi membuat kesan negatif juga menghinggapi. Beberapa waktu lalu, banyak bermunculan isu bahaya mi instan yang beredar melalui aplikasi pesan seperti Whatsapp, BBM, SMS, maupun media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Path.
ADVERTISEMENT
Melihat hal ini, Badan POM akhirnya turun tangan untuk mengklarifikasi beberapa hal yang selama ini beredar luas di masyarakat. Berdasarkan keterangan resmi yang diterima kumparan (kumparan.com), Badan POM menjelaskan beberapa kandungan mi instan yang diisukan berbahaya, di antaranya monosodium glutamat, methyl p-hydroxbenzoate, dan asam benzoat.
Lalu, benarkah semua kandungan tersebut berbahaya?
Monosodium glutamat (MSG) merupakan penguat rasa yang memiliki Acceptable Daily Intake (ADI) not specified, artinya menurut Badan POM bila dikonsumsi setiap hari dalam jumlah wajar tidak menimbulkan bahaya terhadap kesehatan. Tetapi, ada beberapa data yang menunjukkan bahwa beberapa orang tertentu sensitif terhadap MSG.
Sementara itu, methyl p-hydroxbenzoate atau metil parahidroksibenzoat atau metil paraben adalah pengawet yang diizinkan digunakan dalam produk pangan dengan jumlah tertentu. Metil paraben digunakan untuk mengawetkan kecap yang merupakan bumbu pelengkap rasa pada mi instan varian tertentu.
ADVERTISEMENT
Beberapa negara seperti Taiwan, tidak mengatur penggunaan metil paraben dalam mi instan, walaupun dalam regulasinya diatur pengawet lain dalam produk mi instan dengan tingkat keamanan mirip metil paraben, yatu etil paraben, butil paraben, isopropil paraben, dan isobutyl paraben dengan batas maksimum yang ditentukan.
Badan POM juga menuturkan jika sampai saat ini belum ada bukti ilmiah shahih yang menyatakan baik MSG ataupun metil paraben dapat merusak usus, liver, dan sakit maag. "Diharapkan masyarakat tidak resah dan meragukan keamanan mi instan yang beredar di Indonesia. konsumsilah mi instan dengan bijak," imbau Badan POM.
Meskipun aman, memang segala sesuatu yang berlebih itu tidak baik. Jadi, bijak dalam mengonsumsi sesuatu, ya.