Cara Ilmuwan Italia Mengolah Ampas Jeruk & Anggur Jadi Bahan Pakaian

7 Maret 2019 16:21 WIB
clock
Diperbarui 20 Maret 2019 20:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ampas kulit jeruk untuk diolah jadi bahan dasar pakaian. Foto: Ratmia Dewi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ampas kulit jeruk untuk diolah jadi bahan dasar pakaian. Foto: Ratmia Dewi/kumparan
ADVERTISEMENT
Pameran pengetahuan dan seni bertajuk The Beauty of Knowledge telah dibuka di Museum Nasional Jakarta mulai tanggal 6-31 Maret 2019 mendatang. Pameran yang diadakan oleh Kedutaan Besar Italia ini menjadi pembuka dalam peringatan 70 tahun hubungan diplomatik bilateral Indonesia dan Italia.
ADVERTISEMENT
Pameran tersebut diresmikan oleh Duta Besar Italia untuk Indonesia, Vittorio Sandalli dan Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, Muhammad Fahir.
Pameran The Beauty of Knowledge ini berupaya memperkenalkan berbagai penemuan baru dari Italia. "Melalui pameran ini kami ingin menunjukkan sudut pandang berbeda tentang Italia yang biasa dikenal dengan seni dan budayanya. Di sini kami menyoroti soal kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang telah kita capai dalam berbagai aspek," papar Vittorio Sandali di Museum Nasional Jakarta, Selasa (5/3).
Pembukaan pameran 'The Beauty of Knowledge'. Foto: Ratmia Dewi/kumparan
Oleh karena itu, instalasi seni yang ada di pameran ini memberikan visualisasi akan perjalanan Italia dalam lima sektor yang berbeda seperti kesehatan, lingkungan, pangan dan gizi, warisan budaya, serta luar angkasa.
Tercatat ada empat museum ilmu pengetahuan di Italia yang turut berkontribusi dalam pameran ini, yaitu Fondazione Idis-Citta della Scienza di Naples, Museo Galileo Galilei di Florence, Museo delle Scienze di Trento, dan Museo Nazionale Scienza e Tecnologia Leonardo da Vinci di Milan.
ADVERTISEMENT
Pada Selasa (5/3) lalu, kumparanSTYLE pun berkesempatan untuk menghadiri pembukaan pameran The Beauty of Knowedge. Carla Giusti sebagai kurator pameran pun memberikan exclusive tour untuk menilik berbagai instalasi seni yang ada.
Bertempat di lobi kaca Museum Nasional, dalam tur yang berlangsung sekitar 40 menit itu, Carla memaparkan pada kami soal perjalanan inovasi dan keunggulan ilmiah Italia.
Busana dengan bahan dasar olahan ampas wine. Foto: Ratmia Dewi/kumparan
Salah satu yang menarik perhatian dari pameran ini adalah inovasi dalam ranah eco-fashion. Seperti yang diketahui industri fashion merupakan salah satu industri yang memproduksi jutaan ton limbah tiap tahunnya. Oleh karena itu untuk menanggulangi limbah yang dihasilkan dari industri fashion, diperlukan inovasi baru yang lebih ramah lingkungan.
Para ilmuwan Italia pun mengolah ampas sisa makanan untuk bahan dasar tekstil. Di pameran ini dipamerkan prototype kain yang berasal dari ampas kulit jeruk. Selain itu ada pula busana yang berasal dari ampas anggur bekas olahan wine. Tak hanya pakaian, ampas wine ini dapat diolah pula menjadi kulit sintetis yang lembut.
Scobyskin, kulit sintetis berasal dari olahan bakteri. Foto: Ratmia Dewi/kumparan
"Italia juga dikenal sebagai negara yang unggul dalam ranah fashion. Jadi ilmuwan muda kami mengembangkan material yang lebih ramah lingkungan dari bahan-bahan yang akrab dengan keseharian kami seperti ampas anggur dan kulit jeruk yang dapat menghasilkan kain selembut sutra. Bahan dasar pakaian ini bahkan juga sudah ditawar oleh beberapa rumah mode ternama dunia," tutur Carla Giusti kepada kumparanSTYLE.
ADVERTISEMENT
Tak hanya dari buah-buahan, material baru yang berasal dari bekas cangkang udang juga berhasil diolah menjadi bahan dasar pakaian untuk para pekerja kasar (tambang) yang membutuhkan pakaian dengan daya tahan yang tinggi namun tetap elastis.
Olahan dari ampas anggur untuk kulit sintetis. Foto: Ratmia Dewi/kumparan
Selama tur berlangung, Carla menjelaskan bahwa melalui instalasi seni yang ada para pengunjung dapat merasakan secara langsung berbagai komponen virtual dan fisik untuk menampilkan kedinamisan dan keindahan perjalanan pengetahuan dan penelitian di Italia.
Tertarik mengunjungi pameran ini? Anda dapat mengunjung di lobby kaca Museum Nasional pada hari Selasa - Minggu pukul 08:00 - 16:00, dengan membayar tiket masuk museum Rp 5 ribu (dewasa) dan Rp 2 ribu (anak-anak).