Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Grace Natalie tentang Karier di Politik: Hidup Memang Penuh Kejutan
6 Desember 2018 12:16 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, ada pemberitaan yang menyatakan bahwa Grace disebut sebagai sosok Ahok kedua karena ia memiliki beberapa kesamaan. Beberapa di antaranya adalah Grace merupakan keturunan Tionghoa dan penganut agama minoritas.
Selain itu, banyak juga pihak yang meragukan kemampuan Grace di dunia politik. Padahal, sebagai pemimpin partai, Grace telah berhasil membawa Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk lolos menjadi salah satu partai yang masuk ke dalam daftar Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 mendatang.
Di bawah naungannya, PSI memiliki tiga misi utama, yaitu mencegah ketidakadilan, diskriminasi, dan semua tindakan intoleransi. Perempuan kelahiran Jakarta ini yakin bahwa perempuan seperti dirinya juga bisa mendapat peran penting dalam dunia politik negara.
Karena hal itu sangat tepat jika ia menjadi salah satu pembicara pada konferensi perempuan Resonation Women Empowerment yang menghadirkan perempuan-perempuan inspiratif dari berbagai bidang, baik dari dalam maupun luar negeri. Konferensi ini memiliki tujuan untuk membantu perempuan Indonesia agar yakin terhadap kemampuan diri dan meraih mimpi.
Dalam sebuah panel pada Resonation 2018 bersama dengan Eka Sari Lorena dan Stefanie Kurniadi, Grace bercerita tentang hambatan dan tantangan yang ia lalui selama berkarier di dunia politik.
ADVERTISEMENT
Ia juga berbagi tips tentang caranya kembali bangkit setelah mengalami penolakan dan kegagalan, serta menjadi sosok yang lebih kuat.
kumparanSTYLE berkesempatan untuk menyimak penuturannya yang begitu menginspirasi. Berikut kami bagikan kepada Anda lika-liku Grace Natalie selama berkecimpung di dunia politik.
Memulai Karier di Politik
Mengawali karier sebagai jurnalis, Grace Natalie tidak pernah berpikiran bahwa ia akan terjun ke dunia politik, apalagi sampai menjadi seorang pemimpin partai.
Grace memulai kariernya sebagai pembaca berita di salah satu televisi swasta ternama di Indonesia. Ia menjadi pembaca berita untuk segmen politik, kriminal, bisnis, dan berbagai berita lain yang sedang hangat diperbincangkan. Meski mengakui tidak terbiasa dengan jadwal yang padat dan jam kerja yang tak menentu, perempuan berusia 36 tahun ini pun akhirnya jatuh cinta dengan dunia jurnalistik.
ADVERTISEMENT
Ia pun kemudian mencoba dua kali pindah ke stasiun televisi lain. Namun karena Grace merupakan sosok yang haus akan sebuah tantangan, di tahun 2012 ia memutuskan untuk keluar dari dunia media dan menjadi CEO dari perusahaan konsultan dan riset, Saiful Mujani.
Dua tahun berselang, Grace kembali membuat gebrakan dalam perjalanan kariernya dengan terjun ke dunia politik. Ia menjadi pemimpin utama Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sejak tahun 2014 lalu.
Menjalani karier di dunia politik bukanlah hal yang mudah bagi Grace Natalie dan ia tidak menduga jika kini dirinya menjadi pendiri dan pemimpin partai politik.
“Saya tidak pernah merencanakan apa yang akan terjadi pada diri saya untuk lima atau beberapa tahun ke depan. Saya memulai karier sebagai jurnalis dan tidak pernah membayangkan akan terjun ke dunia politik, apalagi menjadi seorang pimpinan partai. Namun hidup memang penuh kejutan dan saya adalah orang yang bersedia untuk mengambil kesempatan dan melakukan yang terbaik,” ungkapnya pada sesi diskusi di Resonation Women Empowerment, pada Sabtu (1/12).
ADVERTISEMENT
Tantangan di Dunia Politik
Saat memutuskan untuk terjun ke dunia politik dan membangun sebuah partai, Grace banyak sekali mengalami kesulitan dan tantangan hanya karena ia adalah seorang perempuan, berasal dari penganut agama minoritas, bukan keturunan asli pribumi, dan tidak memiliki latar belakang politik yang matang.
“Saat pertama mencari anggota, mereka banyak bertanya apakah saya mampu memimpin sebuah partai, apakah partai ini akan maju jika pemimpinnya adalah seorang perempuan, berasal dari penganut agama minoritas, bukan asli pribumi, dan tidak memiliki latar belakang politik yang matang. Ketika saya menjelaskan sesuatu, mereka hanya menganggap itu sebagai bentuk pembelaan diri. Oleh karena itu saya beruntung memiliki support system yang luar biasa. Support system membantu saya untuk menghadapi hal-hal seperti itu,” tutur Grace.
ADVERTISEMENT
Selain tantangan, Grace juga banyak mengalami banyak penolakan saat terjun ke dunia politik. Berkali-kali ia diremehkan dan ditolak karena banyak orang yang tidak yakin akan kemampuan diri dan partai yang ia bangun.
“Saya tidak pernah ditolak sebanyak ini sejak empat tahun yang lalu ketika saya memulai PSI. Namun di sisi lain, saya mendapat dukungan yang luar biasa karena penolakan tersebut. Dan bagi saya rasa sakit itu penting. Sama rasanya seperti jika Anda ingin mendapatkan tubuh langsing, prosesnya sangat menyakitkan, namun hasilnya sangat bagus dan memuaskan,” tuturnya.
Menjalani Partai Politik dengan Support System yang Kuat
Grace mengaku bahwa ia bisa menghadapi semua masalah dan tantangan yang datang karena ia memiliki support system yang luar biasa, baik di rumah ataupun di dunia kerja. Maka dari itu, ia tidak pernah takut dan ragu meski masih memiliki banyak kekurangan.
ADVERTISEMENT
“Saya menegaskan, kelemahan dan kekuatan itu tergantung bagaimana Anda menyikapinya. Jadi jika Anda ragu untuk melakukan sesuatu, pastikan Anda memiliki pendukung, baik di rumah atau di tempat kerja, yang nantinya akan membantu Anda dalam menghadapi semua masalah dan tidak akan membuat Anda takut untuk melakukan apapun yang ingin Anda lakukan.”
Dari pengalaman yang telah ia lewati, ia menyarankan agar perempuan tidak takut gagal dan berani melakukan apapun yang diinginkan.
“Ketika Anda berada di bawah, tidak ada jalan lain selain menuju ke atas. Jadi mencapai titik terendah bukanlah hal yang buruk. What doesn’t kill you make you stronger,” ujarnya dengan tegas. Ia melanjutkan, “di dunia kerja saya, semuanya membutuhkan proses dan proses tersebut sangat menyakitkan. Tapi saya yakin, sebuah proses yang baik akan mendapatkan hasil yang baik.”
ADVERTISEMENT
Dunia Politik dan Perempuan
Grace menyadari bahwa berkarier di dunia politik bukanlah hal yang mudah, terutama bagi perempuan. Akan ada banyak sekali orang yang berusaha menjatuhkan dengan berbagai cara.
Beberapa waktu lalu, Grace mendapat dua pemberitaan buruk tentang dirinya. Yang pertama tentang isu perselingkuhan dan kedua ada yang mengedit wajahnya menjadi foto yang tidak senonoh.
Berita itu menyebar hingga ke Singapura. Orang tua dan kerabat dekatnya menjadi khawatir jika nanti pemberitaan tersebut berdampak pada hubungannya dengan suami. Namun Grace tidak pernah gentar karena telah memiliki support system yang kuat.
“Jika saya tidak memiliki pendukung-pendukung yang begitu hebat, sudah pasti akan terjadi sesuatu yang buruk antara saya dan suami. Tapi karena pendukung saya sangat suppportive dan kami memiliki komunikasi yang baik, jadi keluarga kami baik-baik saja. Bersama-sama kami menantang oknum-oknum yang memberitakan itu hingga tuntas dan menang.”
ADVERTISEMENT
Perjalanan dan pengalaman panjang yang dihadapi memberikan banyak perubahan dalam kehidupan Grace. Jika dulu ia sampai terbawa mimpi jika menghadapi masalah, kini dengan adanya support system yang kuat dan sifatnya yang tegar, ia dapat tidur dengan nyenyak apapun masalahnya.
“Dulu ketika saya menghadapi sebuah masalah, saya tidak akan bisa tidur nyenyak. Ibu saya mengatakan saya akan mengigau jika sedang menghadapi masalah, sangat kepikiran. Tapi sekarang, meski ada masalah, ada orang-orang yang jahat kepada saya, saya masih bisa tidur tenang dan nyenyak karena saya tahu ada banyak orang yang akan mendukung dan membantu saya mengatasinya,” tutup Grace Natalie .
ADVERTISEMENT