Iseng hingga One Night Stand, Alasan Mereka yang Lakukan Kencan Online

5 Januari 2019 12:35 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:50 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kencan online dari layar turun ke hati. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan dan Putri Sarah kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kencan online dari layar turun ke hati. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan dan Putri Sarah kumparan)
ADVERTISEMENT
Dalam segala kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi, menemukan ‘jodoh’ pun seolah menjadi hal yang lumrah didapatkan lewat perantara layar telepon genggam. Swipe, swipe, swipe, mungkin dia lah belahan jiwa yang dinanti.
ADVERTISEMENT
Menjamurnya berbagai aplikasi yang menawarkan jasa sebagai perantara menemukan belahan jiwa, membuat kencan online bukan lagi menjadi isu yang pelik untuk dibicarakan.
Dahulu, kencan online mungkin jadi hal yang tabu dan rahasia. Mengingat stereotip kencan online seolah diperuntukkan bagi orang-orang yang gagal menemukan pasangan di dunia nyata.
Namun kini, kencan online menjadi hal yang wajar dan umum dilakukan. Orang-orang tak lagi malu mengakui bahwa mereka melakukan kencan online. Sebagian malah bangga bercerita mengenai petualangan mereka dalam ‘berburu’ pasangan.
Namun seperti halnya dalam hubungan antara laki-laki dan perempuan, pasti terdapat perbedaan motif dan cara-cara dalam melakukan kencan online antara laki-laki dan perempuan.
Ilustrasi Kencan Online. (Foto: Aditia Noviansyah/ kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kencan Online. (Foto: Aditia Noviansyah/ kumparan)
Dari sisi psikologi sendiri, secara naluriah, perempuan lebih pelik ketika mempertimbangkan sesuatu. Atau dalam bahasa umumnya, perempuan cenderung lebih mudah‘baper’ jika terkait hubungan romantis.
ADVERTISEMENT
“Perempuan itu lebih menggunakan feeling dibanding logic. Tapi bukan berarti perempuan nggak ada yang logical, ya. Kalau membicarakan jumlah kebanyakan, perempuan memang naturally lebih pakai feeling,” papar Yunita Ridevianti, Senior Dating Consultant dari Setipe.
“Selain faktor natural tersebut, perempuan juga biasanya memiliki target yang jelas dalam hubungan asmara dibanding laki-laki. Misal target nikah, atau dari sisi reproduksi pun kan ada span waktunya. Dari situ perempuan ada tekanan, kebutuhan, dan urgency, yang membuat lebih memiliki ekspektasi,” tambahnya.
Menjawab pertanyaan yang sama, kami pun bertanya kepada beberapa perempuan dan laki-laki yang pernah dan masih menggunakan aplikasi kencan online. Apa saja alasan mereka ketika pertama kali kencan online? Dan apakah perbedaan alasan antara laki-laki dan perempuan?
ADVERTISEMENT
Simak cerita mereka berikut ini:
Anastasia: Kencan Online sebagai Bonus
Di tengah kesibukan Anastasia (23) bekerja memenuhi gaya hidupnya, bayangan tentang pria impian untuk menemani hari-harinya, masih menjadi hal yang ia idamkan. Karena itu, aplikasi kencan online Tinder menjadi andalannya.
“Alasan saya main Tinder awalnya untuk cari teman chat saja, untuk bisa melupakan gebetan di dunia nyata yang nggak mungkin bisa jadi pasangan saya,” papar Anastasia kepada kumparanSTYLE.
Karena iseng, Anastasia tak benar-benar berharap mendapat pasangan di kencan online. Baginya, jika ia akhirnya mendapat pasangan, itu merupakan bonus semata.
“Niat dari awal bukan untuk cari pacar, tapi cari teman. Tapi dari sekian banyak orang yang chat dengan saya, eh ada yang nyambung,” cerita Anastasia.
ADVERTISEMENT
Setelah bermain Tinder berbulan-bulan, dan menemukan berbagai tipe lawan jenis yang berpotensial menjadi pasangannya, Anastasia pun menetapkan pilihannya pada satu pria yang kini jadi kekasihnya.
“Kasarnya dari pelarian, tapi akhirnya dapat ‘bonus’ dari online dating ini. Niatnya iseng cari temen ngobrol, eh saya kebawa baper. Akhirnya jadilah kita sekarang (berpacaran),” tutupnya.
Safi: Iseng Cari Bule Lewat Tinder
Meski iseng, Safi (25) yang memiliki kulit sawo matang, merasa bahwa kesempatan terbesarnya untuk mendapatkan pasangan, bisa ia dapatkan dari mereka yang berbeda negara dan ras, alias bule.
“Iseng aja, menurut saya untuk cari bule kan lebih mudah lewat aplikasi kencan online, ya,” ungkap Safi.
ADVERTISEMENT
Bagi Safi, online dating dirasa jadi alternatif paling nyaman dan praktis.
“Karena pada dasarnya, kita kan tidak saling kenal dan tidak bertemu dengan orang yang dikenl lewat online dating itu. Jadi kalau memang nggak suka dan nggak pas, lebih mudah untuk tidak dilanjutkan,” jelasnya.
Safi pun berkali-kali bertemu dengan berbagai jenis pria bule lewat kencan online. Ia pernah menjalin hubungan dengan pria asal Italia dan Amerika Serikat. Meski tak berhubungan lama, Safi menyadari bahwa online dating bisa jadi alternatif paling mudah untuk ‘menjemput’ jodoh.
“Saya pernah pacaran dengan orang Eropa, cukup serius. Sekarang sih kita sudah putus ya, cuma tetap berhubungan baik, masih saling menyapa dan tukar kabar,” jelas Safi.
ADVERTISEMENT
Dari segala kepraktisan yang diberikan aplikasi online, Safi bahkan memutuskan untuk menjadi pengguna kencan online premium, agar mendapatkan fitur maksimal.
"Akun premium enggak membatasi jumlah pemilihan pasangan (swipe right). Lalu juga bebas mau cari di negara yang kita mau, fitur juga lebih banyak," ungkapnya kepada kumparanSTYLE.
Sandra: One Night Stand Lewat Kencan Online
Sama seperti Safi yang lebih memiliki preferensi terhadap pria berkebangsaan luar atau bule, kencan online pun dijadikan Sandra (32) sebagai alternatif paling mudah dan praktis.
Perubahan preferensi pada pasangan ia dapati setelah kandasnya hubungan serius yang ia jalani selama tiga tahun lamanya pada 2016 silam. Setelah putus, ia merasa bahwa pria bule lebih mudah untuk diajak berdiskusi dan mengobrol.
ADVERTISEMENT
Sandra sendiri biasa menggunakan tiga aplikasi kencan, yakni, Tinder, OkCupid, dan Bumble.
Dating apps ini sebetulnya membantu saya tetap bersosialisasi di tengah pekerjaan yang sibuk. Saya sih sebenernya pure cari teman mengobrol ya, its not all about sex,” papar Sandra.
Namun Sandra mengakui bahwa ia pernah melakukan ONS dengan para bule yang ia temui lewat aplikasi kencan online.
“Saya pertama kali ONS sama bule itu di London, karena di sana dating apps udah biasa banget jadi orangnya pada santai. ONS kedua di Jakarta, dengan bule Australia yang sedang transit di Jakarta,” ungkapnya.
Setelah one night stand yang kedua, Sandra mulai lebih percaya diri untuk melakukan ONS dengan pria-pria Tinder. Namun, Sandra menegaskan bahwa ia memiliki batasan jelas terhadap pria yang ‘potensial’ untuk one night stand tersebut.
Memilih Pasangan Di Situs dan Aplikasi Kencan Online. (Foto: Aditia Noviansyah/ kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Memilih Pasangan Di Situs dan Aplikasi Kencan Online. (Foto: Aditia Noviansyah/ kumparan)
“Cowok yang potensial untuk ONS itu yang ngobrolnya enak, nggak rude, clean, mau pakai kondom, dan potensial dijadikan pacar. Cowok yang nggak potensial, ya yang sebaliknya. Sialnya, banyak bule berpenampilan menarik tapi attitude-nya tidak baik,” jelas perempuan yang bekerja di perusahaan multinasional ini.
ADVERTISEMENT
Sandra sangat selektif untuk urusan hubungan one night stand yang ia dapati dari Tinder. Sehingga, ia tak serta merta melakukannya dengan asal. Sandra selalu melakukan background check terlebih dahulu, minimal ia harus menemukan akun Linkedin dari lawan jenis yang ia ajak ngobrol.
“Saya juga selalu memastikan bahwa pria untuk ONS ini SINGLE dan SEHAT (tidak HIV, AIDS, STD, dan lainnya). Mereka juga harus mau pakai kondom,” tambahnya.
Meski demikian, di pertengahan 2018, Sandra sudah berhenti menjalankan petualangan one night stand-nya ini. Ia merasa tak lagi membutuhkan hal tersebut dan sedang sibuk menata karier.
Kini, Sandra sedang menjalin hubungan spesial dengan seorang pria asal London yang ditemuinya lewat aplikasi OkCupid saat di Bali. Hubungannya sudah berjalan setengah tahun lebih dalam hubungan jarak jauh. Namun, rencananya, tahun ini ia akan mengunjungi pria tersebut ke London, Inggris.
ADVERTISEMENT
Iqbal: Opsi Pasangan yang Lebih Luas dari Kencan Online
Dalam perspektif Iqbal (25), kencan online hanyalah bentuk ‘perpanjangan fasilitas’ dari kencan di dunia nyata. Alasannya, online dating menghemat banyak waktu, cakupan kenalan yang lebih luas, dan juga pilihan bebas untuk mencari seseorang yang sekiranya memiliki ketertarikan yang sesuai dengan kita.
In fact, we get many better options out of it,” papar Iqbal.
Ia menambahkan, online dating memiliki ekosistem yang amat membantu seseorang dalam mencari pasangan. Sebagai pengguna aplikasi kencan online, Iqbal pun mengakui, sebenarnya semua bermula dari keisengan. Namun, semakin lama, ia semakin menemukan keseruan dari aplikasi kencan tersebut.
ADVERTISEMENT
“Karena orang-orang yang ada di situ ya rata-rata tujuannya jelas, antara mungkin mau cari pasangan atau teman. Atau, dalam skenario lain, mungkin untuk hook-up dan lain sebagainya. Hal itu aja mungkin yang perlu jadi catatan untuk hati-hati,” jelas Iqbal.
Rafi: Mudah Mendapatkan Pasangan Hubungan Seks dari Kencan Online
Bagi Rafi (23), sebenarnya kencan online ia lakukan untuk mengisi kekosongan, sembari mencari teman mengobrol. Namun, kadang-kadang teman mengobrol tersebut berlanjut menjadi hubungan seks.
“Seks hanya nilai plus saja. Nggak saya niatkan, tapi ya banyak juga yang akhirnya berujung ke seks,” aku Rafi.
ADVERTISEMENT
Menurutnya mendapatkan seks dari kencan online sebenarnya hal yang mudah dilakukan. Ia bisa menilainya dari profil perempuan yang ia ajak mengobrol di aplikasi kencan online tersebut.
Its easier karena kita bisa lihat dulu, apakah cewek ini bisa diajak kasual atau engga. Kalau dari profilnya berpotensi untuk ONS, ya tinggal diajak ketemu, terus deep conversation. Kalau cocok, ya udah kejadian,” tambahnya.
Miki: Iseng Coba Aplikasi, Iseng Ketemu, dan Berujung Baper
Cerita Miki (26) berbeda dengan yang lain. Miki termasuk orang yang skeptis terhadap hubungan yang berawal dari kencan online. Ia bercerita, bahwa ia mengunduh aplikasi tersebut karena penasaran dengan aplikasinya.
ADVERTISEMENT
“Dulu sempat ramai kan, ‘coba tuh Tinder’ kata teman-teman, terus mereka ngomong istilah swipe right, swipe right, nggak ngerti saya. Ya penasaran, saya iseng download,” kenang Miki.
Dari keisengan tersebut, Miki pun mulai coba-coba dengan fitur yang disediakan oleh Tinder. Tanpa ia sadari, ia berhasil ‘match’ dengan seorang perempuan.
“Nah, iseng download aplikasi, iseng swipe, iseng chat, iseng ajak ketemu, eh malah saya yang baper,” aku Miki.
Kini, ia masih dalam proses ‘pdkt’ dengan perempuan tersebut. Tentu, dengan harapan dapat menjalin hubungan yang lebih serius.
Dari keenam narasumber tersebut, sebenarnya tak ada perbedaan besar antara perempuan dan laki-laki dalam menggunakan aplikasi kencan online. Alasannya, tujuan setiap orang dapat berbeda-beda, tanpa dilandasi dengan gender mereka.
ADVERTISEMENT
Ada perempuan yang memang mencari keseruan dari kencan online, ada juga yang ingin serius. Begitu pula dengan laki-laki. Ada yang memang sedari awal mencari teman mengobrol tanpa ikatan, namun ada juga yang berakhir dengan harapan.
Bagaimana dengan Anda, apa alasan Anda melakukan kencan online?
Simak ulasan lengkap konten spesial kumparan dengan follow topik Kencan Online.