Mengapa Remaja Terobsesi Ingin Menjadi Mirip Idola?

3 Desember 2017 19:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sahar Tabar dan Angelina Jolie (Foto: Instagram.com/@sahartabar_official & wikipedia commons)
zoom-in-whitePerbesar
Sahar Tabar dan Angelina Jolie (Foto: Instagram.com/@sahartabar_official & wikipedia commons)
ADVERTISEMENT
Sahar Tabar (19) gadis asal Iran begitu terobsesi dengan aktris Hollywood, Angelina Jolie. Demi memiliki penampilan yang mirip dengan idolanya tersebut, ia tidak segan melakukan operasi ‘permak muka’ sampai puluhan kali dan rela melakukan apapun agar mirip dengan aktris idolanya itu.
ADVERTISEMENT
Apa yang dilakukan oleh Sahar ini menjadi perbincangan di media sosial. Alih-alih Jolie, banyak yang menyebut Sahar lebih mirip dengan karakter Emily dalam film animasi horor produksi Disney, Corpse Bride (2005), dan terlihat seperti zombie atau mayat hidup.
Fenomena operasi ekstrem ini kian marak terjadi di kalangan remaja, bahkan ada di antara mereka yang rela menghabiskan banyak uang dan membahayakan kesehatan demi alasan yang tidak masuk akal tersebut. Kenapa ini bisa terjadi?
Pixee Fox terobsesi dengan Jessica Rabbit (Foto: Instagram/@pixeefox)
zoom-in-whitePerbesar
Pixee Fox terobsesi dengan Jessica Rabbit (Foto: Instagram/@pixeefox)
Seorang psikolog klinis di Sanatorium Dharmawangsa, Liza Marielly, mengatakan bahwa para remaja yang masih labil dan belum bisa menentukan jati dirinya akan merasa keren jika terlihat seperti idola mereka.
“Pada masa kini, penilaian akan fisik semakin besar. Apapun yang kita kenakan berawal dari peran role model. Remaja masih labil, sehingga berpikir kalau mengikuti idola akan terlihat keren” tutu Liza Marielly kepada kumparan (kumparan.com), Minggu (3/12).
ADVERTISEMENT
Remaja yang belum bisa menentukan jati dirinya akan melihat role model sebagai sosok yang dapat menjadi panutan hidup karena mereka menyukainya. Akibatnya, segala hal tentang sang idola akan diikuti, mulai dari gaya berpakaian, model rambut, karakter, dan ciri fisik.
“Semua terjadi karena akar yang tidak kokoh. Tidak ada filter dan analisa pola berpikir yang dapat membedakan salah atau benar, akibatnya hal itu terjadi,” ujarnya.
Menurutnya, faktor media sosial sangat berpengaruh terhadap perilaku menyimpang ini. Tereksposenya seseorang tanpa filter menyebabkan berita-berita beredar luas sehingga timbulnya persepsi orang akan penilaian fisik semakin besar.
“Ini adalah gangguan jati diri, belum bisa menentukan jati dirinya siapa, tapi karena dia tidak memiliki identitas diri yang cukup kokoh, akar yang tidak kuat, akhirnya timbul pemikiran bahwa dengan mengikuti idola sendiri akan terasa lebih baik” ujarnya saat ditanya soal nama gejala tersebut.
ADVERTISEMENT
Obsesi berlebihan terhadap idola hingga melakukan perombakan besar-besaran terhadap penampilannya bukan hanya dilakukan oleh Sahar Tabar. Ada Herbert Chavez remaja Filipina yang melakukan operasi plastik sebanyak 26 kali untuk mendapatkan wajah superman, Toby Sheldon yang mempunyai mimpi ingin menjadi kloningan Justin Beiber, atau Jordan James Parkle yang melakukan implan di sana sini demi mirip Kim Kardashian.