Mengenal Perbedaan Kimono dan Yukata, Busana Tradisional dari Jepang

1 Juli 2018 9:39 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kimono  (Foto: Dok. Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Kimono (Foto: Dok. Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Apa yang terlintas dibenak Anda saat mendengar kata Jepang? Kulinernya yang lezat menggugah selera? Atau deretan destinasi wisata dengan pemandangan yang menakjubkan?
ADVERTISEMENT
Selain dari sisi wisata dan kuliner, ragam budaya Jepang yang memiliki daya tarik begitu kuat dan sayang untuk dilewatkan. Misalnya saja kimono.
Kimono  (Foto: Dok. Kimono)
zoom-in-whitePerbesar
Kimono (Foto: Dok. Kimono)
Ya, kimono merupakan bagian dari budaya Jepang yang telah mendunia. Pakaian tradisional Jepang ini berasal dari era Muromachi. Secara etimologis, kimono sendiri berasal dari kata (ki) yang berarti mengenakan atau memakai, dan (mono) yang berarti barang/sesuatu.
Kimono tentunya bukan sesuatu yang asing ditelinga Anda, bukan? Bahkan bagi Anda yang sedang berlibur ke Jepang, rasanya tidak afdol jika belum berfoto ria mengenakan kimono.
Namun, kini tak perlu jauh-jauh pergi ke Jepang untuk mencoba kimono. Karena Anda bisa mencobanya langsung di Indonesia.
Pada Sabtu (30/06), kumparanSTYLE bertandang ke The Japan Foundation untuk menyaksikan demonstrasi dari sesi perkenalan berbagai jenis kimono, khususnya Furisode (kimono berlengan panjang), Monstuki Hakama (kimono pria), dan Hanayome (kimono pengantin perempuan).
KIMONO DAN YUKATA (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
KIMONO DAN YUKATA (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
Tak tanggung-tanggung, peragaan pemakaian kimono ini diperagakan langsung oleh para Sensei Kimono dari Jepang. Ialah Yuko Nakano dan Miyuki Ishii, duo sensei yang didatangkan lansung dari Kyoto.
ADVERTISEMENT
Kimono (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kimono (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
Pada sesi demontrasi tersebut, para sensei mendemonstrasikan penggunaan kimono dan yukata secara mendetail.
Yukata  (Foto: Dok. Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Yukata (Foto: Dok. Thinkstock)
"Kimono terbuat dari bahan sutra dan harganya sangat mahal. Selain itu kimono digunakan untuk acara-acara formal," ujar Yuko Nakano seraya mempraktikan penggunaan Hanayome.
Berbeda dengan yukata, pakaian khas Jepang ini dikenal dengan summer kimono, karena terbuat dari katun dan digunakan untuk sehari-hari.
Terdapat satu hal yang penting diperhatikan dalam menggunakan kimono, yakni harus memastikan bagian depan kimono kanan dan kiri seimbang. Sedangkan untuk bagian punggung, garis yang ada di belakang kimono berada pada posisi yang sejalan dengan tulang punggung si pemakai.
Meskipun hanya dipakai pada upacara-upacara tertentu, kimono masih menjadi hal yang penting di kalangan masyarakat Jepang.
Kimono (Foto: Dok. Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Kimono (Foto: Dok. Thinkstock)
Selain itu Nakano dan Ishii juga memaparkan bahwa yang membedakan obi (sabuk yang digunakan ketika memakai kimono ataupun yukata) terletak pada perbedaan ukurannya. Jika kimono memiliki obi yang agak lebar, yukata memiliki ukuran yang lebih kecil.
ADVERTISEMENT
Terkait aksesori lain, duo sensei ini juga menambahkan memakai cincin atau anting sebagai pemanis saat mengenakan kimono atau yukata tidak masalah. Namun, tidak dengan kalung. "Bukannya tidak boleh mengenakan kalung, tapi bukan hal yang lumrah jika saat mengenakan kimono ada hiasan kalung di leher Anda," imbuhnya.