PBB: 50 Ribu Perempuan di Dunia Mati Dibunuh oleh Orang Terdekat

14 Desember 2018 8:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kekerasan. (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kekerasan. (Foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Tahukah Anda jika setiap jam ada enam perempuan yang dibunuh oleh anggota keluarganya sendiri?
ADVERTISEMENT
Menurut laporan terbaru dari PBB, pada tahun 2017 terdapat lebih dari setengah dari 87 ribu perempuan di seluruh dunia mati dibunuh oleh orang terdekat mereka. 30 ribu di antaranya dibunuh oleh pasangannya sendiri, dan 20 ribu lainnya dibunuh oleh kerabat dekatnya. Fakta tersebut membuat rumah menjadi tempat yang paling tidak aman bagi perempuan.
PBB juga mengungkapkan jika perempuan banyak mengalami kekerasan dalam rumah tangga karena adanya stereotip berbasis gender dan isu ketidaksetaraan yang terjadi di seluruh dunia.
Sebagian dari kematian tersebut dikaitkan juga dengan adanya adat budaya pemberian mahar dan membunuh demi mendapat kehormatan (honor killing).
Di India, kematian akibat mahar mampu menewaskan hingga setengah dari jumlah kasus pembunuhan terhadap perempuan.
ADVERTISEMENT
Kemudian untuk di Afganistan, tercatat ada 243 kasus pembunuhan honor killing pada rentang waktu mulai dari April 2011 dan Agustus 2013.
Pembunuhan honor killing atau shame killing adalah sebuah pembunuhan seorang anggota keluarga, karena keyakinan pelaku bahwa korban telah membuat malu atau mencemarkan nama baik keluarga, atau telah melanggar prinsip-prinsip komunitas atau agama. Pembunuhan ini biasanya dipicu oleh adanya penolakan perjodohan, berada dalam hubungan yang tidak disetujui oleh keluarga, berhubungan seks di luar nikah, menjadi korban pemerkosaan, berpakaian dengan cara yang dianggap tidak pantas, terlibat dalam hubungan non-heteroseksual atau melepaskan iman. Tindakan ini sudah lama menjadi bagian dari 'tradisi' di Afghanistan.
Ilustrasi kekerasan terhadap perempuan. (Foto: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kekerasan terhadap perempuan. (Foto: Pexels)
Di Indonesia, pada tahun 2017 terjadi kasus pembunuhan seorang perempuan bernama dr. Letty, yang dibunuh oleh suaminya sendiri dengan cara ditembak enam kali. Kasus itu terjadi lantaran sang suami tidak terima ketika dr. Letty melayangkan gugatan cerai.
ADVERTISEMENT
Angka kekerasan terhadap perempuan di Indonesia memang sangat tinggi, terutama yang dilakukan oleh pasangan atau orang-orang terdekat. Menurut Catatan Tahunan dari Komnas Perempuan, sepanjang tahun 2018 telah terjadi 5.167 kasus kekerasan terhadap istri dan kemudian terdapat 1.873 kasus kekerasan perempuan dalam pacaran.
Beberapa negara seperti di Amerika Latin dan Karibia telah menerapkan hukum untuk menangani kasus femicide atau pembunuhan terhadap perempuan. Meski begitu, perempuan di seluruh dunia masih saja mengalami kesulitan untuk mendapatkan akses ke tempat-tempat yang aman dari situasi berbahaya yang kerap terjadi.
Di Indonesia juga banyak sekali lembaga-lembaga yang memperjuangkan keadilan bagi perempuan. Hingga saat ini, mereka sedang berupaya agar pemerintah segera membahas dan menindaklanjuti tentang Rancangan Undang-undang (RUU) penghapusan kekerasan terhadap perempuan.
ADVERTISEMENT
Dibutuhkan peran dari berbagai pihak dan lapisan masyarakat untuk bisa memberikan tempat dan rasa nyaman secara menyeluruh bagi perempuan. PBB mengungkapkan bahwa peran laki-laki juga sangat dibutuhkan untuk mengatasi kekerasan berbasis gender. Mereka juga menyarankan agar anak-anak perempuan dan laki-laki diberikan pendidikan sejak awal tentang gender dan mengajarkan mereka tentang isu-isu yang menyangkut kesetaraan gender.