THE VISIT: Kartika Jahja, Aktivis Kesetaraan Gender di Indonesia

14 Januari 2017 13:00 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Selama ini, kesetaraan gender adalah topik yang sedikit tabu untuk dibicarakan di Indonesia; tapi tidak dengan aktivis, musisi, dan pengusaha Kartika Jahja, yang dengan berani mengungkapkan tentang isu tersebut. Sambil menelusuri taman dekat rumahnya, perempuan berusia 36 tahun ini mengakui sering menghabiskan waktu berjalan di taman untuk menguras energi buruk.
ADVERTISEMENT
Salah satu lagu ciptaannya yang berjudul "Tubuhku Otoritasku" sempat menjadi sensasi karena video dan liriknya yang dinilai kontroversial. Tidak bisa dipungkiri, masih banyak di Indonesia yang berpikir konservatif dan bahwa budaya adalah sesuatu yang harus dijaga. "Padahal menurutku budaya itu dibentuk oleh manusia, bukan manusia yang dibentuk oleh budaya," ujarnya.
Kartika masuk daftar BBC 100 Women 2016. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Berkat perjuangan ini, Tika pun terpilih menjadi salah satu perempuan yang masuk daftar BBC 100 Women 2016, yaitu daftar 100 perempuan paling inspirasional dan berpengaruh pada tahun 2016. Ia masuk dalam daftar ini bersama sederet tokoh terkenal seperti Alicia Keys, Simone Biles, dan Winnie Harlow.
The Visit dengan Kartika Jahja. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Meskipun banyak kritikan yang menghujamnya, Kartika patut dihargai karena telah berjasa dalam membuka dialog tentang derita perempuan di Indonesia. "Tantangan kita adalah kita takut dengan perubahan. Perubahan yang aku maksud disini adalah budaya yang membahayakan dan merugikan untuk perempuan. Yang merugikan untuk perempuan sudah pasti merugikan untuk dunia," ungkapnya seraya tersenyum.
Kartika Jahja, aktivis kesetaraan gender. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT