Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
ADVERTISEMENT
Membangun media massa di era digital penuh dengan tantangan. Media tidak lagi menjadi satu-satunya pusat informasi. Ada saluran baru bernama media sosial, yang perlahan menggantikan peran media massa. Tempat ini jadi tempat berlabuhnya masyarakat untuk mendapatkan berita yang diinginkan.
ADVERTISEMENT
Di media sosial pula, bertabur informasi yang penuh dengan tanda tanya besar. Yang paling bahaya adalah berita palsu atau hoaks. Ini jadi seluruh bangsa yang ada di dunia.
Hoaks jadi masalah semua pihak dan oleh karenanya tema ini didiskusikan dalam acara Smart Citizen Day 2019 yang diselenggarakan di The Tribrata, Jakarta, pada Kamis (28/3). Para tokoh yang hadir fokus membahas bagaimana membangun media massa yang inovatif, tetapi memegang teguh prinsip jurnalisme untuk memberikan informasi yang aktual dan faktual.
CEO kumparan, Hugo Diba, menjelaskan, ada dua hal penting yang saat ini menjadi kunci membangun media massa di era digital. Dua hal tersebut adalah bagaimana organisasi media mampu menghasilkan karya jurnalistik yang berkualitas, dan menjadikan teknologi sebagai bagian utama dalam membangun media itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Perpaduan jurnalisme dan teknologi ini sejak awal dipegang teguh oleh kumparan sehingga platform media kolaboratif ini tumbuh cepat selam dua tahun terakhir ini.
"Jika ditanya strategi, jawabannya ada dua solusi untuk merevolusi media di era media sosial. Dua hal penting yang kumparan lakukan, yaitu excellence in journalism untuk memberikan konten terbaik dan excellence in technology agar turut mengedepankan teknologi. Dua hal itu yang saya rasa menjadi cara untuk merevolusi media," ungkapnya.
Teknologi yang tengah dikembangkan oleh kumparan bisa membuat pembaca mendapatkan konten yang sesuai dengan minat dan kebiasaan. Setiap pembaca sangat mungkin mendapatkan konten yang berbeda satu sama lain, dan ini akan meningkatkan pengalaman pembaca saat mengakses aplikasi maupun situs web kumparan.
ADVERTISEMENT
Media yang berkantor pusat di Jalan Jati Murni, Pasar Minggu ini, juga membangun teknologi kecerdasan buatan khusus yang didesain untuk menunjuang kerja para jurnalis dan tim lain yang terkait dengan produksi konten.
Kerja jurnalistik tersebut tidak semata mengandalkan teknologi kecerdasan buatan. Keputusan akhir dalam produksi konten ada di tangan manusia, dalam hal para jurnalis berkualitas dan berpengalaman. Seluruh awak media kumparan juga telah dinyatakan lulus uji kompetensi wartawan dari Dewan Pers.
"Jadi, saya saat membangun kumparan, saya berpikir bagaimana teknologi ini membantu produktivitas kerja jurnalis di kumparan bekerja lebih cepat dan akurat. Kami mengembangkan algoritma khusus, sepeti trending topic prediction, context processing, terbukti bahwa supply sheet atau produktivitas kami empat kali lebih besar dari media lain," tambahnya.
ADVERTISEMENT
"Kami juga mengembangkan data infrastruktur, algoritma personalisasi, rekomendasi, sehingga produktivitas dari sisi supply kami ter-deliver ke audiens kita jauh lebih baik dan akurat."
Selain kumparan, forum diskusi online Kaskus saat ini juga sedang dalam upaya untuk mendorong konten-konten berkualitas. CEO Kaskus Edi Taslim, menyebutkan hal ini menjadi sangat penting, apalagi perusahaannya menjadi media yang menghasilkan kontennya dari pengguna atau user generated content (UGC).
Kaskus juga punya tantangan tersendiri dalam hal moderasi konten dan oleh karenanya perusahaan ini memiliki tim khusus untuk mengawasi konten-konten yang beredar agar tidak melanggar kebijakan dan tidak melanggar hukum negara.
"Kaskus itu media yang murni, karena penggunanya yang create content. Jadi kami memberikan apa yang diinginkan pengguna. Tetapi moderasi tetap menjadi hal utama," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, Rama Mamuaya, selaku CEO Dailysocial.id, menambahkan bahwa penyajian konten yang berbeda menjadi sangat penting di tengah persaingan yang ketat ini. Saat ini pasar tidak hanya menginginkan konten berupa teks saja, tetapi konten lainnya, seperti video dan infografik.
"Media sekarang dituntut untuk mengembangkan konten. Konsumen saat ini tidak hanya terpaku dengan konten teks saja. Video dan infografis juga menjadi pilihan," terangnya.