Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Andre Soelistyo, co-CEO Gojek, mengatakan bahwa perusahaannya masih terus berupaya menancapkan bisnis di Malaysia dan Filipina. Ia berharap hal itu akan segera terwujud di tahun 2020.
Khusus di Malaysia, Gojek mengatakan justru pemerintah setempat yang meminta agar Gojek membuka layanan di sana. Sementarra di Filipina, Gojek terkendala isu regulasi modal lokal.
“Kita sudah berkembang di Indonesia, kemudian di Thailand, Vietnam dan Singapura. Tahun depan ada dua negara. Kami sudah berupaya untuk ada di dua negara tersebut,” ungkap Andre ketika ditanya soal perkembangan ekspansi di Filipina dan Singapura.
Di Filipina sendiri, Gojek sudah menyediakan layanan pembayaran digital lewat perusahaan Coins di awal 2019. Gojek mengakuisisi fintech asal Filipina itu sebesar 72 juta dollar AS atau setara dengan Rp 1 triliun.
ADVERTISEMENT
Dengan kehadiran Coins di Filipina, Andre berharap itu bisa mempermudah berbagai layanan Gojek untuk segera hadir di sana. Begitu pula dengan negara di mana Gojek sudah tersedia, Andre berharap bisa menyediakan layanan-layanan lain yang ada di Indonesia atau yang dibutuhkan negara tersebut.
“Tahun depan mudah-mudahan layanan yang sudah ada di Indonesua bisa dibuka di negara lain dengan cepat. Tinggal pemimpin di negara tersebut yang pilih. Kadang-kadang yang unik di Indonesia enggak laku di negara lain. Kita akan kembangkan lebih lokal lagi supaya bisa laku,” jelas Andre.
Lebih lanjut Andre mengatakan bahwa ia bersedia menyediakan layanan on-demand apapun yang dibutuhkan di negara tersebut, “yang penting bisa memuaskan.”
ADVERTISEMENT
Andre mengungkap bahwa ke depannya, aksi ekspansi bisa membuat komposisi jumlah pengguna menjadi 50:50 antara Indonesia dengan negara lain di Asia Tenggara. Target tersebut ia harapkan bisa dicapai dalam waktu 5 tahun.
“50:50 mungkin 5 tahun. Mudah-mudahan bisa lebih cepat. Itu sebuah mimpi. Kalau berjalan lancar bisa lebih cepat lagi,” kata Andre.
Ia tidak menyebutkan berapa total investasi yang dikerahkan perusahaan untuk ekspansi layanan ke negara-negara di Asia Tenggara. Namun, di tahun lalu, perusahaan telah mengeluarkan 500 juta dolar yang diharapkan cukup untuk mendanai kebutuhan ekspansi ke depan.