Alasan Gojek Punya 2 CEO: Seperti Atlet Badminton Ganda Putra

25 Oktober 2019 7:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Co-CEO Gojek, Kevin Aluwi dan Andre Soelistyo. Foto: Gojek
zoom-in-whitePerbesar
Co-CEO Gojek, Kevin Aluwi dan Andre Soelistyo. Foto: Gojek
ADVERTISEMENT
Kevin Aluwi dan Andre Soelistyo, telah ditunjuk menjadi pemimpin baru di Gojek sebagai Co-CEO, setelah Nadiem Makarim mundur dari kursi CEO dan menerima tawaran Presiden Jokowi sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
ADVERTISEMENT
Dua sosok ini adalah rekan kerja Nadiem di Gojek. Kevin dan Nadiem pernah kerja bareng mengurus Zalora Indonesia. Waktu itu, Nadiem mulai merintis Gojek pada 2011 sebagai layanan ojek panggilan lewat telepon. Nadiem mengajak Kevin untuk serius membangun Gojek dengan basis aplikasi mobile pada 2014. Sementara Andre, bergabung di Gojek pada 2015 setelah perusahaan Northstar Group yang dipimpinnya memberi suntikan dana pada Gojek.
Sejak itu pula, Nadiem, Kevin, dan Andre, bisa disebut sebagai "otak" dari Gojek. Kevin terakhir menjabat sebagai Chief Financial Officer, dan Andre sebagai President. Mereka memegang tanggung jawab besar di Gojek. Mengerjakan segala sesuatunya. Hal kecil sampai hal besar. Urusan harian, mingguan, bulanan, sampai tahunan.
Co-CEO Gojek, Andre Soelistyo dan Kevin Aluwi. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Ketika ada satu dari tiga pentolan Gojek yang keluar, mereka masih punya dua pentolan lain yang dapat diandalkan. Pada tahap ini, tidak ada kontes untuk menentukan siapa yang akan duduk sebagai CEO tunggal.
ADVERTISEMENT
Manajemen, dewan komisaris, dan para investor Gojek, mempercayakan Kevin dan Andre untuk berada di posisi yang setara, berada di pucuk kepemimpinan tertinggi, dan diberi gelar Co-CEO. Sejumlah perusahaan di luar negeri telah menerapkan kepemimpinan ganda macam begini.
Komisaris Utama Gojek, Garibaldi Thohir, yang juga presiden direktur Adaro Energy, mengibaratkan keduanya sebagai pemain badminton ganda putra yang melengkapi dan saling mengisi. Keduanya disebut punya rencana suksesi yang kompak.
Garibaldi mengibaratkan bahwa dalam permainan badminton ganda putra, salah satu pemain harus berada di belakang ketika rekannya sedang ada di depan. Tidak elok kalau dua-duanya ada di depan, karena nanti belakangnya bobol. Kalau yang satu di kanan, maka pemain satu lagi harus ambil posisi di kiri.
ADVERTISEMENT
"Saya melihat Kevin dan Andre sangat ideal untuk jadi Co-CEO menggantikan Nadiem. Keduanya saling mengisi. Tolong jaga kekompakan,'" kata Garibaldi, ketika berjumpa dengan sejumlah media pada Kamis (24/10).
Co-CEO Gojek, Kevin Aluwi. Foto: Aditya Panji/kumparan
Dalam struktur baru, Andre akan fokus pada pengembangan strategi korporasi, meliputi pengelolaan alokasi modal, ekspansi internasional, serta layanan pembayaran dan jasa keuangan. Sementara Kevin fokus pada pengembangan produk serta pemasaran, lalu pengembangan organisasi dan juga bisnis ride-hailing dan pesan-antar makanan.
Dengan latar belakang business intelligence, Kevin mempelopori penggunaan data sebagai dasar pengambilan keputusan di Gojek, khususnya untuk mendorong optimalisasi dan pertumbuhan layanan seperti ride-hailing, pesan-antar makanan, dan platform mitra driver.
Demikian pula dengan Andre yang punya peran penting dan strategis dalam membangun pondasi yang kuat untuk pertumbuhan pesat Gojek. Dia telah memimpin penggalangan dana yang mencapai lebih dari 4 miliar dollar AS, menarik investor kunci seperti Google, Tencent, KKR dan Warburg Pincus, untuk turut berinvestasi.
ADVERTISEMENT
Gojek telah menancapkan cakar bisnisnya di Indonesia, Vietnam, Thailand, dan Singapura. Sebanyak 35 persen karyawan Gojek saat ini bukan berasal dari Indonesia. Mereka membutuhkan talenta dari luar negeri yang bisa membawa Gojek ke level berikutnya dan turut memenangkan kompetisi di tingkat Asia Tenggara.
Gojek punya target jumlah penggunanya di luar Indonesia bisa memiliki komposisi 50 persen, dan 50 persen lainnya adalah pengguna di Indonesia. Sekarang, sebanyak 80 persen pengguna Gojek berada di Indonesia, dan 20 persen sisanya ada di 3 negara lain. Andre berharap tahun depan mereka sudah bisa masuk Filipina dan Malaysia.
Andre Soelistyo, Co-CEO Gojek. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Dalam beberapa waktu ke depan, Andre juga menyatakan rencana Gojek untuk menjual saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO), tetapi sebelum itu ada tugas besar untuk membangun tata kelola yang efektif dan bisnis proses yang efisien.
ADVERTISEMENT
Yang tak kalah penting bagi Kevin dalam membangun Gojek, adalah menjadikannya sebagai bisnis berkelanjutan dan abadi. Pada saat ini saja, Gojek memiliki 2 juta mitra pengemudi yang harus terus ditingkatkan kualitas hidupnya. Belum lagi ada 400.000 mitra GoFood yang 20 persen di antaranya berada dalam skala usaha bisnis menengah (UKM).
"Bisnis yang kami bangun ini benar-benar untuk memberi dampak yang besar. Mau tak mau harus membangun perusahaan yang berkelanjutan. Ada jutaan orang menggantungkan hidupnya di Gojek," tutur Kevin.