5 Brand Ponsel Terlaris di Indonesia: HP Murah Diburu untuk PJJ

1 Oktober 2020 10:45 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah smartphone second dipajang di sebuah gerai handphone di ITC Roxy Mas, Jakarta Barat.
 Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah smartphone second dipajang di sebuah gerai handphone di ITC Roxy Mas, Jakarta Barat. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Brand smartphone China kembali menguasai pangsa pasar Indonesia pada kuartal 2 tahun 2020, menurut laporan terbaru dari firma riset IDC. Dalam periode tersebut, handphone (HP) dari China menguasai 79,1 persen pengapalan smartphone di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Posisi 5 teratas brand HP dengan pangsa pasar terbesar pada kuartal 2 tahun 2020, sama seperti pada kuartal 1 tahun 2020. Vivo kembali menduduki posisi pertama sebagai vendor HP dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia pada kuartal 2 tahun 2020 dengan cakupan 26,8 persen. Menurut catatan IDC, capaian mereka tidak terlepas dari segmen low-end, serta saluran retail yang tetap buka selama PSBB di Indonesia.
Posisi kedua ditempati oleh Oppo dengan pangsa pasar sebesar 21,2 persen. Segmen mid-range (200-400 dolar AS) jadi penopang Oppo, menurut laporan IDC, di mana smartphone seri A mereka (A52, A92, dan A91) mendapat popularitas yang baik di segmen tersebut.
Riset IDC soal lima brand smartphone terlaris di Indonesia. Foto: Dok. IDC
Samsung jadi vendor non-China yang berada di posisi 5 besar produsen smartphone di Indonesia pada kuartal 2 tahun 2020. Produsen smartphone asal Korea Selatan itu memiliki pangsa pasar sebesar 18,7 persen.
ADVERTISEMENT
IDC mencatat, Samsung berupaya mengubah strategi mereka selama pandemi dengan membuat HP seri-M mereka dijual eksklusif secara online selama kuartal 2 2020. Namun, lini smartphone mereka di segmen low-end dan mid-end mendapatkan persaingan ketat dari brand China.
Di posisi keempat, Xiaomi bertengger dengan cakupan pasar sebesar 16,9 persen. Mereka jadi raja di kelas ultra-low-end, atau smartphone dengan harga di bawah 100 dolar, dengan perangkat andalan: Redmi 8A.
Posisi terakhir ditempati oleh Realme. Brand yang baru muncul di Indonesia sejak 2019 itu memiliki pangsa pasar sebesar 14,2 persen.
Pedagang ponsel di ITC Roxy Mas, Jakarta. Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
Menurut catatan IDC, seri smartphone gaming murah Realme Narzo jadi penunjang posisi perusahaan selama Q2 2020. Di sisi lain, IDC juga mencatat bahwa Realme telah mengalami penurunan pengapalan akibat masalah suplai perangkat.
ADVERTISEMENT
Secara total, kelima produsen di atas menguasai 97,8 persen pangsa pasar di Indonesia selama kuartal 2 tahun 2020. Sebanyak 2,2 persen sisanya dimiliki oleh vendor lain, menurut catatan IDC.
Laporan itu semakin menegaskan dominasi merek China di pasar smartphone Indonesia. Sebelumnya, pada awal September 2020 firma riset pasar Counterpoint juga menyebut bahwa 73 persen pasar ponsel di Indonesia dikuasai merek-merek asal China pada kuartal II 2020. Kedua riset itu menampilkan posisi lima besar yang sama, meski terdapat perbedaan persentase pangsa pasar.

Pengapalan terendah sejak 2016

Q2 2020 juga menjadi kuartal dengan pengapalan (shipment) yang terendah sejak 2016, menurut laporan IDC. Hal ini tidak terlepas dari kontraksi ekonomi dan kebijakan PSBB selama pandemi corona.
Penjualan Ponsel di Mal ITC Kuningan, Senin (8/7). Foto: Abdul Latif/kumparan
Menurut catatan IDC, pengapalan ponsel di Indonesia pada paruh pertama tahun 2020 hanya berjumlah 7,1 juta. Angka tersebut menurun 26 persen ketimbang paruh pertama tahun 2019. Khusus untuk kuartal 2 tahun 2020, pengapalan smartphone turun 3 persen ketimbang kuartal 1 tahun 2020.
ADVERTISEMENT
Dari jumlah pengapalan tersebut, IDC menemukan lebih dari 75 persen berasal dari smartphone di segmen low-end (100-200 dolar AS atau sekitar Rp 1,4 jutaan-Rp 2,9 jutaan). Padahal, pada periode yang sama di tahun 2019 pengapalan smartphone murah hanya mencapai 48 persen saja.
Menurut IDC, ada dua faktor yang menyebabkan smartphone low-end memiliki proporsi pengapalan yang besar tahun ini. Yang pertama, karena program pembelajaran jarak jauh (PJJ), konsumen membutuhkan smartphone harga terjangkau untuk belajar online dari rumah. Adapun faktor yang kedua disebabkan oleh vendor itu sendiri, yang rajin merilis HP murah selama paruh pertama tahun 2020.
IDC pun mencatat, bahwa pasar smartphone di Indonesia masih harus menghadapi ketidakpastian. “Dapat diprediksi bahwa pemulihan akan melambat seiring pemerintah mengimplementasikan kembali kebijakan karantina di wilayah dengan tingkat infeksi yang tinggi,” kata IDC.
ADVERTISEMENT