6 Hal Penting Tentang Baterai Smartphone yang Perlu Diketahui

26 Desember 2019 7:37 WIB
comment
14
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi buka aplikasi di smartphone. Foto: niekverlaan via Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi buka aplikasi di smartphone. Foto: niekverlaan via Pixabay
ADVERTISEMENT
Salah satu elemen terpenting dari smartphone adalah baterai. Komponen tersebut terkadang menjadi bahan pertimbangan oleh seseorang untuk membeli smartphone.
ADVERTISEMENT
Menurut Riset Kantar Worldpanel Comtech Q3 2019, komponen baterai bahkan dianggap lebih penting daripada kamera dalam keputusan untuk membeli smartphone. Salah satu yang utama dari baterai juga termasuk daya tahannya.
Setiap pengguna pasti menginginkan daya tahan baterai yang terbaik atau lama dan mampu menjalankan fitur-fitur terkini untuk kebutuhan saat ini, mulai dari main game, media sosial, foto, streaming video, rekam video, atau lainnya.
Ilustrasi baterai ponsel Foto: Dok.Pixabay
Saat ini sudah banyak smartphone yang hadir dengan beragam kapasitas baterai dan teknologi pengisian daya cepat yang dibawanya. Namun, masih ada hal-hal menarik yang mungkin belum terungkap soal baterai.
Misalnya, apakah penggunaan fast charging akan merusak baterai? Atau apakah aman menggunakan kabel charger ponsel lain? Untuk membahasnya, berikut adalah 6 hal penting tentang baterai smartphone yang patut diketahui.
ADVERTISEMENT
1. Teknologi baterai ponsel tidak berubah dalam waktu dekat
Semua baterai ponsel menggunakan lithium-ion (li-ion). Material pembuatan baterai ponsel ini tidak berubah dalam beberapa dekade terakhir. Akibatnya, akan menjadi pekerjaan berat untuk membuat baterai yang bisa tahan lebih lama.
Memang saat ini ada banyak klaim dari vendor smartphone tentang baterai smartphone buatan mereka bisa bertahan lebih lama. Namun, hal tersebut datang dari teknologi software penghemat baterai yang dikembangkan sendiri oleh vendor.
Komponen baterai iPhone 11. Foto: Dok. iFixit
Banyak kemajuan baru dalam daya tahan baterai berasal dari fitur hemat daya yang terdapat pada perangkat, dan membuat pengelola pengisian dan pemakaian lebih efisien. Misalnya dengan penggunaan tampilan Dark Mode, hingga optimasi prosesor sehingga tidak memakan banyak daya baterai.
ADVERTISEMENT
2. Pengisian cepat tidak akan merusak baterai
Pengisian daya konvensional memiliki output 5 hingga 10 watt. Sedangkan, pengisian daya yang lebih cepat dapat meningkatkan output-nya hingga delapan kali lipat. Sebagai contoh, iPhone 11 Pro dan 11 Pro Max datang dengan pengisian daya cepat 18 Watt. Ada juga, Samsung Galaxy Note 10 dan Note 10 Plus memiliki pengisi daya 25 Watt.
Penggunaan pengisian daya cepat tidak akan merusak baterai ponsel dalam jangka panjang. Kecuali, jika ada beberapa kelemahan teknis pada baterai atau charger elektronik yang digunakan.
Fast charging bekerja dalam dua fase. Fase pertama menerapkan dorongan tegangan ke baterai kosong atau hampir kosong. Pada bagian ini, adaptor charger memberi daya yang sangat tinggi sehingga bisa mencapai 50 hingga 70 persen dalam 10, 15, atau 30 menit pertama.
Samsung Wireless Charger Duo Pad. Foto: Samsung
Pada fase pertama pengisian, baterai dapat menyerap muatan dengan cepat tanpa berdampak negatif pada kesehatan jangka panjang baterai. Misalnya, Apple mengatakan fast charging-nya pada iPhone 11 Pro dapat mengisi baterai 50 persen dalam 30 menit.
ADVERTISEMENT
Pada fase pengisian kedua, perangkat smartphone harus memperlambat dan mengatur kecepatan pengisian dengan hati-hati atau proses charging dapat benar-benar merusak baterai. Itulah sebabnya diperlukan waktu yang cukup lama untuk mencapai 100 persen dari 70 persen. Dibandingkan, dari nol persen ke 70 persen.
3. Tidak boleh melakukan pengisian yang berlebih
Biasanya pengguna smartphone pergi tidur dan meninggalkan perangkatnya dalam kondisi sedang di-charge. Ada kalanya para pengguna ini khawatir, ketika terus-menerus mengisi baterai di luar kapasitasnya, apakah akan membuat baterai tidak stabil dan dapat menurunkan masa pakai baterai secara keseluruhan, atau dapat menyebabkan baterai meledak.
Namun menurut para ahli, sistem manajemen baterai pada smartphone modern saat ini, dirancang untuk mematikan muatan listrik begitu baterai mencapai 100 persen, sebelum dapat melebihi kapasitas.
ADVERTISEMENT
"Kecuali ada yang tidak beres dengan sirkuit baterai, Anda tidak dapat mengisi daya melebihi kapasitas di ponsel modern. Mereka memiliki perlindungan untuk mencegah hal itu terjadi," kata Venkat Srinivasan, seorang peneliti baterai di Argonne National Laboratory l, dikutip CNET.
Charger Handphone Foto: Thinkstock
Namun, untuk lebih aman, pengguna dapat mencabut kabel charging saat mencapai daya 80 persen.
4. Jangan biarkan baterai terkuras habis
Pemakaian baterai hingga habis sampai nol persen dapat menyebabkan reaksi kimia yang seiring waktu dapat mempersingkat masa pakai baterai. Untuk menghindari hal ini, sistem manajemen baterai menyertakan fitur peringatan yang memberitahu pengguna untuk segera mengisi daya baterai.
Jika pengguna ingin lebih aktif dalam menjaga kesehatan baterai, mulai isi daya perangkat ketika tingkat baterainya turun hingga tinggal sekitar 20 persen atau 30 persen.
ADVERTISEMENT
5. Suhu tinggi dapat merusak baterai
Panas adalah musuh sejati baterai. Temperatur tinggi diketahui mengurangi masa pakai baterai dari waktu ke waktu. Pengguna harus menjaga ponselnya dari sinar matahari yang kuat, jauhi dari jendela dan dashboard mobil untuk mencegah overheat.
Suhu setinggi 86 derajat Fahrenheit (30 C) dapat menurunkan efektivitas baterai, kata Isidor Buchmann, pendiri dan CEO Cadex Electronics, perusahaan teknologi baterai. Disarankan untuk menjaga suhu internal ponsel agar tidak naik.
Termometer menunjukkan suhu tinggi. Foto: Bertrand Guay /AFP
6. Adaptor charger dan kabel ponsel lain tidak akan merusak baterai
Penggunaan adaptor charger dan kabel lain tidak akan merusak baterai, kecuali jika menggunakan yang palsu atau rusak. Satu kekurangannya, pengisian daya akan menjadi lebih lambat, dibandingkan memakai charger dan kabel bawaan.
ADVERTISEMENT
Beberapa ponsel, seperti yang Oppo dan Huawei yang memiliki teknologi tersendiri untuk pengisian daya perangkatnya. Jadi harus menggunakan charger dan kabel yang kompatibel untuk pengisian cepat daya baterainya.