Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Harga lengkap trio iPhone 11 , iPhone 11 Pro, dan iPhone 11 Pro Max di Indonesia akhirnya resmi diumumkan oleh Erajaya Group, Kamis (28/11). Seri terbaru iPhone 11 ini akan dipasarkan di Indonesia pada 6 Desember mendatang dan dibanderol mulai Rp 13 juta.
ADVERTISEMENT
Menariknya, harga yang dibanderol untuk iPhone 11 lebih murah dibanding iPhone XR dan iPhone XS yang dirilis pada 2018. Selisih harga kedua smartphone tersebut mencapai Rp 2,2 juta apabila dibandingkan harga jual saat pertama kali diluncurkan di Indonesia.
Menurut lembaga riset IDC Indonesia, langkah Apple yang menurunkan harga ini sebagai cara mereka mengatasi maraknya penjualan iPhone ilegal di Indonesia. Risky Febrian, Market Analyst IDC Indonesia, mengatakan sampai saat ini Apple merupakan salah satu brand smartphone yang sangat terpengaruh oleh maraknya penjualan smartphone ilegal.
"Proses pemenuhan regulasi TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) dan Postel berdampak pada terlambatnya produk iPhone terbaru untuk masuk pasar Indonesia. Hal ini yang dimanfaatkan oleh para pengimpor smartphone ilegal untuk menjual iPhone terbaru dengan harga yang jauh lebih murah daripada harga iPhone versi legal," jelas Risky, dalam keterangannya.
Risky melihat, tingginya antusiasme konsumen untuk mendapatkan iPhone terbaru membuat produk ilegal itu laris manis, bahkan banyak yang memutuskan untuk membelinya di luar negeri.
ADVERTISEMENT
"IDC melihat hal inilah yang menjadi pertimbangan Apple untuk memberikan harga yang lebih 'terjangkau' untuk seri iPhone 11 terbaru ini, terlebih juga waktu peluncurannya di Indonesia sudah terpaut waktu yang cukup lama dan produk ilegalnya sudah banyak tersedia dengan harga lebih murah," sambung Risky.
Memperluas pangsa pasar di Indonesia
Sementara itu, pemerhati gadget yang terkenal dengan akun @gadtorade, Lucky Sebastian, berpendapat penurunan harga ini merupakan strategi Apple untuk memperluas pangsa pasar mereka di Indonesia.
“Walau gaungnya sangat kedengaran tentang iPhone, secara market share jumlah penggunanya kecil di Indonesia, hanya satu digit persentase, mungkin 1-3 persen saja, dan itu masih didominasi dengan barang non resmi,” ujar Lucky, ketika dihubungi kumparan, Kamis (28/11).
“Untuk pasar iPhone bisa berkembang di Indonesia, pertama yang harus dibereskan memang harga jual, jangan terlalu tinggi, dan syukur-syukur bisa keluar lebih cepat,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Lucky menambahkan, selama ini ada dua permasalahan besar mengapa pangsa pasar iPhone kurang kompetitif di Indonesia. Pertama, Indonesia bukan menjadi negara prioritas Apple ketika merilis iPhone terbaru. Buktinya, iPhone 11 baru direncanakan rilis pada awal Desember, meski sebenarnya sudah dirilis secara global pada September dan diikuti dengan perilisan di beberapa negara dalam kurun waktu yang tak begitu lama.
Padahal, fanboy Apple selalu ingin menjadi yang pertama untuk mendapatkan produk iPhone teranyar. Hal ini kemudian mendorong mereka membeli iPhone ke negara tetangga yang lebih dahulu rilis, seperti Singapura. Artinya mereka lebih memilih membeli produk yang tidak resmi dirilis di Indonesia.
“Problem kedua adalah tingginya harga iPhone di Indonesia. Selisih harga jual iPhone di Indonesia dengan negara tetangga sebelumnya cukup jauh, cukup untuk membeli tiket pesawat dan membelinya ke sana, sehingga sesudah menunggu lama dan hype nya sudah tidak setinggi pertama, dan harga yang lebih mahal, membuat penjualan iPhone resmi di Indonesia menjadi tidak menarik,” tambah Lucky.
Harga murah dan persaingan kelas flagship
ADVERTISEMENT
Harga yang dibanderol lebih murah juga dapat meningkatkan daya saing iPhone dengan smartphone flagship dari merek lain, kata Lucky. Dengan perpaduan merek Apple yang sudah dikenal luas dan harga yang semakin murah, Apple diyakini dapat semakin kompetitif di Indonesia.
“Bagaimanapun juga pangsa pasar Indonesia untuk smartphone hi-end sangat besar di Indonesia, yang sekarang sebagian besar dikuasai oleh Samsung. Smartphone flagship dari Samsung yang harganya puluhan (juta) juga laris manis di Indonesia, di mana brand lain belum memiliki kesetaraan kuat dalam image brand-nya. Hanya iPhone sekarang ini yang memiliki kesetaraan brand dengan Samsung untuk pasar Indonesia,” jelas Lucky.
Di kelas high-end atau flagship, pasar smartphone di Indonesia sebenarnya tak hanya dikuasai oleh Samsung dan Apple. Pada pekan ini, misalnya, Realme baru merilis X2 Pro yang mereka sebut sebagai smartphone flagship pertama dari perusahaan dengan harga kompetitif, Rp 7,8 juta. Lalu, ada juga Huawei Mate 30 yang telah dirilis sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Namun, menurut Lucky, nama brand tetap menjadi faktor penentu kesuksesan smartphone flagship. Harga murah dengan spesifikasi tinggi tentu kombinasi yang baik, tapi menurutnya hal ini tak melulu soal harga dan spesifikasi.
“Handphone flagship itu seperti juga mobil, faktor kepercayaan brand sangat penting disana, bukan sekadar mesin atau spesifikasi saja di sana. Spesifikasi mudah diikuti, tetapi nama brand dan kepercayaan perlu dibangun dan butuh waktu, ini akhirnya memberi nilai tambah X factor, yaitu kebanggaan,” pungkasnya.