Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Uniknya, ejekan ini tak bermula secara serius soal privasi data. Hujatan netizen kepada pengguna WhatsApp GB dimulai ketika akun menfess dengan username @bertanyarl mem-posting sebuah kicauan soal stereotip pengguna WhatsApp dan WhatsApp GB.
“Tanyarl punya temen yg pake wa GB,rata² kek gitu sih orngnya,” kicau akun tersebut sembari memberi gambar yang menjelaskan bahwa pengguna WhatsApp resmi adalah orang normal, dan pengguna WhatsApp GB adalah orang alay hingga orang 'baperan'.
Tak disangka, kicauan tersebut ditanggapi lebih serius oleh netizen Twitter. Tweet itu mendapat banyak komentar yang didominasi kekhawatiran pengguna WhatsApp resmi bahwa WA GB dapat mengganggu fitur privasi mereka.
Seorang pengguna, misalnya, menyebut bahwa temannya yang memakai WhatsApp GB dapat melihat status last seen dirinya meski dia sudah mengatur agar keterangan tersebut tidak ditampilkan. Beberapa netizen juga mengeluh kalau pengguna WhatsApp GB tetap bisa melihat chat yang sudah dihapus.
ADVERTISEMENT
Per Selasa (17/5) pukul 13.00 WIB, kata kunci WA GB telah dikicau lebih dari 9.600 tweet.
Apa itu WhatsApp GB?
WhatsApp GB adalah aplikasi WhatsApp non-resmi atau ilegal. Artinya, aplikasi ini tidak dibuat oleh WhatsApp dan tak tersedia di toko aplikasi seperti Google Play Store maupun App Store. Pengguna yang mau pakai aplikasi ini perlu download di toko aplikasi non-resmi dalam bentuk dokumen APK.
Berdasarkan penelusuran kumparanTECH, aplikasi WhatsApp GB sejenis dengan aplikasi modifikasi atau mod. Ia dikembangkan oleh salah satu member senior forum XDA Developers—tempat para pengembang membagikan aplikasi dan mod yang dia buat—yang memakai username Has.007. Secara resmi, pengembangnya menyebut nama aplikasi sebagai GB WhatsApp, dan bukan WhatsApp GB seperti yang dicatut netizen.
ADVERTISEMENT
Sama seperti aplikasi mod pada umumnya, WhatsApp GB menawarkan sejumlah fitur yang telah dimodifikasi dan tidak tersedia di aplikasi WhatsApp resmi. Beberapa di antaranya seperti:
Karena ilegal, penggunaan WhatsApp yang dimodifikasi ini juga sudah dilarang oleh si pemilik resmi aplikasi.
"Aplikasi yang tidak didukung, seperti WhatsApp Plus, GB WhatsApp, atau aplikasi yang mengeklaim dapat memindahkan chat WhatsApp Anda antar telepon, adalah versi WhatsApp yang diubah. Aplikasi pesan tidak resmi ini dikembangkan oleh pihak ketiga dan melanggar Ketentuan Layanan kami. WhatsApp tidak mendukung aplikasi pihak ketiga ini karena kami tidak dapat memvalidasi praktik keamanannya," jelas WhatsApp di situs resminya.
ADVERTISEMENT
Sejumlah netizen di posting-an @berntanyarl pun mengakui bahwa mereka menggunakan WhatsApp GB. Mereka bilang, fitur untuk melihat last seen orang tanpa terkecuali dan akses ke pesan yang dihapus memudahkan mereka untuk menjawab rasa penasaran.
Masalah utama WhatsApp GB
Kekhawatiran pengguna WhatsApp resmi terhadap WhatsApp GB memang dapat dipahami. Bagaimanapun, WhatsApp menyediakan pilihan bagi penggunanya untuk mengatur privasi mereka seperti menutup keterangan last seen dan hapus chat untuk semua orang. Dan ketika pengguna WhatsApp GB dapat mengakses informasi tersebut, fitur di aplikasi WhatsApp resmi tampak tidak berguna.
Namun, pengguna WhatsApp GB juga patut khawatir dengan keamanan data pribadi mereka. Sebab, aplikasi mod rentan disalahgunakan oleh hacker lewat modus operandi bernama man in the middle (MITM) untuk mengambil alih akun dan informasi pengguna.
ADVERTISEMENT
Seperti namanya, serangan man in the middle (MITM) terjadi ketika ada pihak ketiga, dalam hal ini adalah hacker, yang duduk di antara dua server dan memotong lalu lintas percakapan. Hal ini dimungkinkan karena percakapan lewat WhatsApp GB tidak terenkripsi secara end-to-end berkat server yang dipakai non-resmi
Nah, ketika hacker berada di tengah-tengah percakapan, mereka bisa menguping, mencegat komunikasi, serta mencuri informasi. Dalam kasus WhatsApp modifikasi seperti WhatsApp GB, si peretas bisa mengaksesnya lewat chat.
Dalam sebuah posting di XDA Developers, seorang member senior dari tim WhatsApp GB dengan username xSylla menyebut bahwa pihaknya telah menghentikan pengembangan aplikasi mod tersebut. Ia mengumumkan hal ini pada 2018 lalu, yang berarti sangat mungkin WhatsApp GB yang tersedia di internet saat ini dikembangkan oleh pengembang yang lebih tidak jelas.
ADVERTISEMENT
“Seperti yang diketahui semua orang, GBTeam benar-benar menghentikan pengembangan. Jadi jika ada pengembang lain yang akan mengedit dan merilis mod tersebut, mohon jangan menyebutkan nama GBTeam di mod itu,” jelas xSylla dalam sebuah posting di XDA Developers pada 17 Agustus 2018.
“Itu adalah waktu yang menyenangkan bersama kalian semua. Maaf atas ketidaknyamanannya, maka kami telah menutup situs web, akun sosial, dan mod kami. Tidak akan ada pengembangan lebih lanjut oleh kami,” pungkasnya.
Ahli keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, juga telah mewanti penggunaan WhatsApp non-resmi berpotensi diretas. Bisa saja aplikasi WhatsApp palsu yang dimodifikasi menggunakan proxy atau server perantara non-resmi, yang dimiliki oleh pencipta mod tersebut.
"Jadi server perantara ini bisa membaca semua pesan yang lewat," kata Alfons kepada kumparan pada 15 Juli 2020 lalu. "Ini sepertinya akses WhatsApp ilegal, seperti pakai VPN gratisan, ya risikonya datanya bocor."
ADVERTISEMENT