Apple dan Amazon Bantah Server-nya Dimata-matai oleh China

7 Oktober 2018 12:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi chip di motherboard komputer. (Foto: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi chip di motherboard komputer. (Foto: Pexels)
ADVERTISEMENT
Bloomberg Businessweek mengabarkan perusahaan Apple, Amazon, serta setidaknya 30 perusahaan teknologi dan lembaga pemerintahan AS telah disadap oleh mata-mata China lewat cip yang ditanam dalam motherboard Supermicro. Kedua perusahaan raksasa tersebut akhirnya buka suara dan membantah laporan tersebut.
ADVERTISEMENT
Bloomberg menyebut dalam laporannya bahwa Amazon telah mengetahui keberadaan cip mata-mata tersebut pada anak perusahaannya, Elemental, yang diakuisisi pada 2015. Laporan tersebut juga menyebut Amazon telah meminta bantuan FBI untuk menyelidiki tentang perangkat yang terserang cip tersebut. Namun, hal itu dibantah oleh Amazon.
"Tidak benar bahwa AWS (Amazon Web Service) mengetahui tentang penyusupan dalam distribusi, masalah cip berbahaya, atau modifikasi hardware ketika mengakuisisi Elementa," ujar Amazon, dilansir Bloomberg.
"Tidak benar juga kalau AWS mengetahui tentang server yang mengandung cip berbahaya atau modifikasi pada data center yang berbasis di China, atau bahwa AWS bekerja sama dengan FBI untuk menyelidiki atau menyediakan data tentang perangkat yang terserang," jelas Amazon.
Ilustrasi produk server Supermicro (Foto: Supermicro)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi produk server Supermicro (Foto: Supermicro)
Perusahaan yang didirikan Jeff Bezos itu mengaku telah melakukan pengecekan terlebih dahulu terhadap Elemental. Pengecekan itu diklaim sudah termasuk isu yang berhubungan dengan Supermicro dan melakukan audit perusahaan yang dilakukan pada 2015 sebagai bagian dari kesungguhan mereka untuk mengakuisisi Elemental.
ADVERTISEMENT
Senada dengan Amazon, Apple juga menangkis tuduhan bahwa perusahaan pernah menemukan adanya cip asing dalam perangkatnya. Apple memang sebelumnya pernah berkolaborasi dengan Supermicro pada tahun 2016 namun, hubungan tersebut kandas di tengah jalan karena masalah keamanan dan tidak ada kaitannya dengan cip mata-mata.
"Pada praktiknya, sebelum server dimasukkan ke dalam produksi Apple, server selalu diperiksa kerentanan, keamanan dan kami selalu memperbarui semua firmware dan perangkat lunak dengan perlindungan terbaru. Kami tidak menemukan kerentanan yang tidak biasa di server yang kami beli dari Supermicro ketika kami memperbarui firmware dan perangkat lunak sesuai dengan standar prosedur kami," jelas Apple.
Sedangkan sebagai pihak yang dituding telah disusupi mata-mata China, Supermicro yang bergerak di bidang hardware juga membantah tuduhan bahwa perusahaannya bekerja untuk menyadap perusahaan AS. Perusahaan itu menyebut bahwa pihaknya tidak pernah dihubungi oleh pihak pemerintah manapun untuk melakukan hal semacam itu.
ADVERTISEMENT
"Setiap perusahaan besar dalam industri keamanan saat ini terus menanggapi ancaman dan mengembangkan tingkat keamanan mereka. Sebagai bagian dari upaya tersebut, kami terus berhubungan dengan berbagai vendor, mitra industri, dan lembaga pemerintah untuk berbagi informasi tentang ancaman (keamanan), praktik terbaik, dan alat baru. Ini adalah standar praktik dalam industri saat ini. Namun, kami belum pernah menghubungi pihak pemerintah terkait masalah yang Anda ajukan," jelas Supermicro.
Ilustrasi produk server Supermicro (Foto: Supermicro)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi produk server Supermicro (Foto: Supermicro)
Untuk pemerintah China sendiri, mereka mengaku bahwa dalam hal keamanan siber, negaranya bahkan masih menjadi korban. Dalam keterangannya, Kementerian Luar Negeri China menyatakan komitmen mengatasi ancaman keamanan siber dan membantah tuduhan seperti yang dilaporkan Bloomberg.
"Keamanan suplai distribusi di dunia maya adalah masalah yang kini menjadi perhatian bersama, dan China juga salah satu korbannya," tulis Kementerian Luar Negeri China.
ADVERTISEMENT
"Kami mengharapkan berbagai pihak untuk tidak membuat tuduhan dan kecurigaan yang serampangan, tetapi melakukan diskusi dan kolaborasi yang lebih konstruktif sehingga kami dapat bekerja sama dalam membangun dunia maya yang damai, aman, terbuka, kooperatif dan teratur."
Meski laporan Blomberg dibantah mentah-mentah dari berbagai pihak, tidak bisa dipungkiri isu ini cukup mengkhawatirkan. Apalagi mayoritas komponen elektronik yang digunakan dalam teknologi AS diproduksi di China.
Untuk itu, Bloomberg juga masih bertahan pada laporan dan sumber berita mereka. Laporan ini dibuat Bloomberg berdasarkan wawancara terhadap 17 sumber yang tidak disebutkan namanya dari badan intelijen dan bisnis.