Arab Saudi Mau Bangun Kota Memanjang 170 Km di Tengah Gurun, Mirip Kampung Deret

2 Agustus 2022 7:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Arab Saudi telah mengumumkan kota ramah lingkungan 'nol emisi karbon' sepanjang 105 mil. Foto: Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Arab Saudi telah mengumumkan kota ramah lingkungan 'nol emisi karbon' sepanjang 105 mil. Foto: Reuters
ADVERTISEMENT
Arab Saudi berencana membangun sebuah kota futuristik. Uniknya, kota ini tidaklah berbentuk wilayah yang meluas, tapi memanjang seperti garis lurus. Konsep kota ini didesain untuk rumah masa depan bagi 9 juta orang.
ADVERTISEMENT
Sekilas konsep kota ini cukup mirip dengan desain kampung deret di beberapa wilayah Jakarta. Yang membedakan adalah panjangnya yang sekitar 160 km lebar hingga 200 meter dan tinggi 500 meter, lebih tinggi dari Menara Eiffel yang tingginya mencapai 330 meter.
Di dalamnya terdapat rumah bagi orang-orang, beragam fasilitas umum hingga supermarket yang dapat dijangkau hanya dengan berjalan kaki selama beberapa menit, dari tempat tinggal mereka.
Transportasi dan kehidupan di dalamnya mengedepankan konsep nol emisi karbon. Perjalanan dari ujung ke ujung kota dapat ditempuh hanya dengan waktu 20 menit saja. Meski begitu, belum diketahui jenis transportasi apa yang akan benar-benar digunakan di kota ini.
Energi terbarukan akan diterapkan di kota ini termasuk untuk menyediakan pasokan air bersih buat seluruh kota. Konsep ini hadir dengan nama THE LINE Project. Proyek ini rencananya akan dibangun di situs Neom di sekitar kawasan Teluk Aqaba.
Arab Saudi telah mengumumkan kota ramah lingkungan 'nol emisi karbon' sepanjang 105 mil. Foto: Reuters
Tampak utopis? Ambisi pembangunan kota di Arab Saudi ini memang diselubungi keraguan di kalangan ekonom, arsitek hingga analis. The Guardian menyebut ini merupakan rencana 'pemborosan' Arab Saudi dan belum diketahui apakah skala dan cakupannya akan terwujud.
ADVERTISEMENT
Robert Mogielnicki dari Arab Gulf States Institute di Washington, AS mengatakan kepada AFP bahwa konsep yang telah digaungkan sejak tahun 2017 itu telah banyak berubah dari konsep awal.
Walau begitu, Arab Saudi tak bergeming. Mereka percaya kecerdasan buatan akan berkembang dan menjadi pusat di dalam struktur setinggi 500 meter dan lebar 200 meter itu. Mereka tak peduli sikap skeptis dari sejumlah pihak termasuk upaya kerajaan untuk mencapai nol emisi karbon pada tahun 2060 mendatang.
Pangeran Mohammed mempunyai visi untuk membangun kehidupan modern, mengubah kerajaan tak lagi bergantung pada ekonomi bersumber pada minyak dan masyarakat yang konservatif. Kota ini diperkirakan akan menelan dana pembangunan lebih dari Rp 3.800 triliun.
Presentasi NEOM di Riyadh Foto: REUTERS/Faisal Al Nasser/
Ilustrasi kota Neom, Arab Saudi. Foto: Franck Fife/AFP
“Tahap pertama” proyek, yang berlangsung hingga 2030, akan menelan biaya 1,2 triliun riyal Saudi (265 miliar Euro) kata Pangeran Mohammed. Selain subsidi pemerintah, sumber pendanaan potensial termasuk sektor swasta dan penawaran umum perdana untuk Neom diharapkan pada 2024, katanya.
ADVERTISEMENT
Neom diperkirakan dapat menciptakan 380.000 lapangan pekerjaan baru untuk warga. Proyeksi Saudi adalah kerajaan memiliki populasi sebanyak 50 juta orang pada tahun 2030, di mana lebih dari setengahnya adalah orang asing. Populasi Arab Saudi saat ini berada di bawah 35 juta.
Pangeran Mohammed berencana mengatasi potensi ledakan penduduk itu menjadi kekuatan ekonomi baru lewat proyek kota masa depan ini. “Itulah tujuan utama dibangunnya Neom,” ujarnya.