Blue Bird Beberkan Model Kerja Sama dengan Go-Car

29 Maret 2017 18:20 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Taksi Online (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Taksi Online (Foto: Thinkstock)
Ada yang memandang hubungan Blue Bird dengan Go-Jek seperti orang yang benci tapi rindu, karena yang satu adalah penyedia jaringan transportasi konvensional, dan satunya secara online. Anggapan itu sepenuhnya salah, karena keduanya punya hubungan dekat. Sangat dekat. Mereka saling memberi. Kerja sama di antara keduanya diumumkan Mei 2016, sekitar dua bulan setelah demo sopir taksi yang melumpuhkan lalu-lintas Jabodetabek pada 22 Maret 2016. Go-Jek membuatkan aplikasi yang memungkinkan pengemudi Blue Bird menerima order dari layanan Go-Car. Kemudian pada Januari 2017, pemesan mobil panggilan Go-Car bisa saja dijemput dan diantar taksi Blue Bird berkat hubungan mesra yang makin jelas di antara keduanya. Sampai kisah ini ditayangkan, kerja sama tersebut telah berjalan kurang lebih tiga bulan. Direktur PT Blue Bird Tbk, Sigit Priawan Djokosoetono, mengatakan telah lebih 5.000 armada taksinya yang terintegrasi dengan layanan Go-Car di aplikasi Go-Jek. Bentuk kerja sama antara Blue Bird dengan Go-Car, kata Sigit, tak ubahnya hubungan bisnis antara hotel dengan situs travel online. Go-Car di sini merupakan saluran eksternal untuk melakukan pemesanan armada taksi Blue Bird. "Fokus kami adalah memberikan kemudahan akses pemesanan kepada konsumen," ujarnya, di sela jumpa pers di Jakarta, Senin (29/3).
ADVERTISEMENT
Ilustrasi demo taksi online (Foto: Darren Whitesite/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi demo taksi online (Foto: Darren Whitesite/Reuters)
Baca juga: Dirut Blue Bird Tanggapi Pembatasan Tarif Atas-Bawah Taksi Online Jika pengguna Go-Car dijemput dan diantar oleh taksi Blue Bird, maka biaya yang harus dia bayar adalah tarif yang tercantum di aplikasi Go-Jek. Meskipun sebenarnya argo taksi Blue Bird tetap berjalan. Lalu, siapa yang membayar selisif tarifnya? Semua tahu bahwa tarif Go-Car lebih murah ketimbang tarif reguler Blue Bird. Sigit mengatakan selisih tarif ini disubsidi oleh penyedia layanan aplikasi. Siapa lagi kalau bukan Go-Car. Terkait rata-rata berapa persen selisih tarif itu, Sigit enggan menjawabnya. Dia menegaskan kerja sama itu telah menguntungkan kedua belah pihak. Baca juga: 11 Faktor yang Membedakan Tarif Taksi dengan UberX, Go-Car, GrabCar Blue Bird berencana untuk terus menambahkan jumlah armadanya yang terintegrasi dengan Go-Car yang disesuaikan dengan permintaan pasar. Perusahaan itu sekarang memiliki sekitar 20 ribu armada taksi Blue Bird (reguler), lalu Silver Bird sekitar 10 ribu, dan Car Rental sekitar 5.000 unit. Blue Bird akan terus merencanakan untuk menggandeng saluran eksternal lain guna melayani pemesanan taksi Blue Bird. Mungkinkah Blue Bird menggandeng aplikasi Grab atau Uber untuk memperluas saluran pemesanan taksi? Itu bisa saja terjadi jika ada di antara Blue Bird atau Go-Jek yang merasa tersakiti.
ADVERTISEMENT
Demonstrasi menuntut pelarangan taksi online (Foto: Darren Whiteside/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Demonstrasi menuntut pelarangan taksi online (Foto: Darren Whiteside/Reuters)