Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Sebagai upaya untuk mengurangi penyebaran hoaks, Instagram meluncurkan fitur untuk menandai konten foto yang terindikasi palsu. Dengan fitur ini, gambar yang mengandung informasi hoaks akan diburamkan dan diberi label ‘False Information’.
ADVERTISEMENT
Pengguna masih bisa melihat konten tersebut dengan menekan opsi See Post di bagian bawah gambar. Namun, Instagram juga menyediakan penjelasan kenapa konten tersebut diberi label hoaks.
Penjelasan itu bisa kamu temukan dengan menekan tombol ‘See why fact-checkers say this is false’. Kemudian akan muncul beberapa fakta soal posting-an tersebut atau tautan yang akan mengarahkan kamu ke penjelasan yang lebih lengkap.
Sayang, fitur baru ini ternyata membuat pihak kreator konten, seperti fotografer, menjadi tak nyaman. Pasalnya, Instagram tidak hanya menandai konten yang mengandung hoaks, tapi seluruh posting-an seni foto yang merupakan hasil editan.
Hal tersebut sudah dialami oleh seorang fotografer asal San Francisco, California, AS, bernama Toby Harriman. Ia menemukan salah satu posting-an fotonya di Instagram ditandai dengan peringatan ‘False Information’.
ADVERTISEMENT
Foto itu masih bisa diakses, hanya saja viewer akan disuguhi peringatan seolah-olah jepretan Harriman itu mengandung hoaks. Padahal itu adalah foto seseorang berdiri di atas bukit.
Harriman menggunakan aplikasi edit foto untuk memberikan efek warna-warni pada tiap gundukan bukit. Gara-gara editan itulah, Instagram menandai posting-an Harriman sebagai ‘False Information’.
Gara-gara label itu, Harriman dibanjiri hujatan netizen di kolom komentar. Beberapa orang kecewa dan menghujat ‘kepalsuan’ foto itu. Bahkan, beberapa orang menulis ‘Unfollowed’. Tapi tak sedikit pula orang-orang yang justru menyalahkan Instagram karena memberi label pada foto yang sudah jelas-jelas hasil editan.
Menanggapi hal itu, Instagram menjelaskan bahwa sistem mereka memanfaatkan 'kombinasi' feedback dari komunitas dan teknologi mereka untuk mengidentifikasi foto mana yang akan dikirim ke pemeriksa fakta independen pihak ketiga. Jika fact-checker mengatakan bahwa foto itu palsu, maka konten itu akan diberi label.
ADVERTISEMENT
Foto palsu alias hasil editan tidak hanya akan diburamkan dan diberi label ‘False Information’, tapi juga akan dihilangkan dari tab Explore dan pencarian Hashtag.
“Menarik untuk melihat kelanjutan fitur ini dan ingin tahu apakah ini sudah terlalu jauh.” kata Harriman. “Saya juga sangat suka membantu mengasosiasi lebih baik soal mana foto asli dan mana foto yang hasil editan Photoshop. Tapi saya juga sangat menghormati seni digital dan tidak ingin dihalangi untuk menikmatinya.”