Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8

ADVERTISEMENT
Pendiri Gojek, Nadiem Makarim, secara mengejutkan mundur dari jabatannya sebagai CEO perusahaan. Ia memutuskan untuk mundur dari Gojek setelah dipastikan masuk kabinet baru Presiden Joko Widodo yang akan diumumkan pada Rabu (23/10).
ADVERTISEMENT
Nadiem mengumumkan dirinya telah mundur dari Gojek saat dipanggil Jokowi ke Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin (21/10). Ia mengaku sudah tidak memiliki kewenangan apapun di Gojek.
Diketahui, Gojek telah menunjuk pucuk pimpinan baru pengganti Nadiem. Ada dua orang yang menjabat sebagai Co-CEO untuk menggantikan peran Nadiem, yakni Andre Soelistyo, selaku Presiden Gojek Grup, serta Kevin Aluwi, Co-Founder Gojek.
Dalam pernyataan bersama, kedua pemimpin baru Gojek ini berterima kasih pada Nadiem yang telah berjasa besar dalam membangun perusahaan selama 9 tahun. Andre dan Kevin mengatakan pencapaian Nadiem menjadi inspirasi bagi setiap orang di Gojek.
Meski begitu, keduanya memastikan Gojek bakal terus berjalan di jalurnya walau tanpa Nadiem. Andre dan Kevin menegaskan mundurnya Nadiem tidak akan berdampak pada operasional dan pertumbuhan persahaan.
ADVERTISEMENT
“Kami berdua telah menjalankan bisnis Gojek bersama Nadiem untuk beberapa waktu, sehingga pergantian kepemimpinan ini tidak akan berdampak, baik pada keseharian operasional maupun pertumbuhan perusahaan," ujar keduanya, dalam keterangan yang diterima kumparan.
"Andre akan fokus pada strategi korporasi, alokasi modal, ekspansi internasional serta layanan pembayaran dan keuangan. Sementara Kevin akan fokus pada pengembangan produk, strategi pemasaran, pengembangan organisasi dan juga layanan ride-hailing serta pesan-antar makanan," sambungnya.
Sebagai sesama pendiri dengan Nadiem, Kevin juga memiliki peran penting dalam memimpin tim produk dan pemasaran perusahaan. Kevin memiliki latar belakang di bidang business intelligence yang membantunya menggunakan data sebagai dasar pengambilan keputusan.
Sementara itu, Andre berperan penting dalam mengumpulkan pendanaan yang diterima Gojek lebih dari 4 miliar dolar AS dari perusahaan-perusahaan besar seperti Google, Tencent, KKR dan Warburg Pincus. Andre disebut telah membangun fondasi dalam strategi bisnis Gojek untuk jangka panjang.
ADVERTISEMENT
"Sebagai perusahaan startup berskala besar, kami harus senantiasa siap dengan segala macam perubahan termasuk menyiapkan rencana suksesi di Gojek. Kami telah memiliki rencana yang matang untuk pertumbuhan Gojek ke depan dan didukung oleh talenta terbaik kelas dunia yang telah bergabung bersama Gojek dalam beberapa tahun terakhir," ujar keduanya.
"Seluruh manajemen Gojek memiliki visi yang sama dalam membangun perusahaan serta kemampuan eksekusi yang handal."
Saat ini, Gojek tengah memperluas bisnisnya di Asia Tenggara. Layanannya kini telah tersedia di Vietnam, Thailand, dan Singapura. Selain itu, mereka juga terus menghadirkan layanan baru dalam aplikasinya, seperti yang terbaru platform streaming video GoPlay. Gojek merupakan startup Indonesia pertama yang meraih status decacorn alias bervaluasi lebih dari 10 miliar dolar AS.
ADVERTISEMENT