Demi Bebas dari Kecanduan Game, Seorang Remaja Coba Bunuh Diri

1 Agustus 2018 8:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kecanduan game online. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kecanduan game online. (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Game 'Fortnite' telah membuat hidup seorang remaja bernama Carl Thompson berantakan. Gara-gara game bergenre battle royale ini, remaja berusia 17 tahun itu menjadi kecanduan dan bahkan hampir melakukan aksi bunuh diri.
ADVERTISEMENT
Carl terperangkap dalam perilaku negatif, mulai dari mencuri hingga memakai narkoba, ketika mulai mengenal Fortnite dan menghabiskan banyak waktunya untuk bermain game tersebut.
Candu ini semakin kuat hingga Carl mengaku tidak bisa tidur, makan, dan 'berfungsi dengan baik' layaknya manusia pada umumnya. Ia kemudian menemukan satu cara untuk keluar dari masalahnya, yakni bunuh diri.
Ia mencoba untuk lompat dari jendela kamarnya yang berada di lantai tiga. Beruntung aksinya itu dilihat oleh sang ayah, Rob, yang langsung menarik tubuh Carl dari jendela.
"Saya memanjat keluar jendela kamar dan melihat ke bawah, menginginkan semuanya untuk usai. Saya gemetar dan menangis. Sebelum melompat, saya merasa ada tangan memegang leher dan lengan saya dan menarik saya kembali," cerita Carl, seperti dikutip dariMirror.
Fortnite (Foto: YouTube/GameSpot)
zoom-in-whitePerbesar
Fortnite (Foto: YouTube/GameSpot)
Curi uang dan konsumsi narkoba
ADVERTISEMENT
Selama kecanduan Fortnite, Carl mengaku dirinya sering kabur dari sekolah dan menjadi seorang pecandu narkoba demi bisa bermain dan memenangkan game Fortnite. Ia bahkan rela mencuri uang orang tuanya untuk beli barang di game.
"Saya lelah selalu begadang, jadi teman saya menyarankan bermain dengan (mengonsumsi) amfetamina. Saya adalah orang yang anti narkoba, tapi yang ingin saya lakukan hanyalah untuk terus bermain game, dan ini menjadi satu-satunya cara," jelas Carl.
Carl, yang tinggal di Preston, Inggris, bahkan mengaku bahwa dirinya sampai rela buang air di botol yang ada di meja kamarnya karena tidak ingin kehilangan waktu dan beranjak dari game Fortnite.
"Semakin banyak pertarungan yang kamu menangkan, semakin besar keinginanmu untuk bermain lagi," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Setiap kali kamu terbunuh kamu akan secara otomatis dikembalikan ke arena pertarungan, jadi rasanya seperti tidak pernah selesai, dan yang kamu inginkan hanyalah meningkatkan rangking agar bisa mendapat hadiah dan status yang lebih tinggi."
Ilustrasi kecanduan game online. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kecanduan game online. (Foto: Wikimedia Commons)
Pesan Orang tua Carl
Setelah mengaku menyesal karena tidak bisa mengendalikan keinginan bunuh diri, saat ini Carl menjalani perawatan psikologis intensif. Kedua orang tua Carl juga menyadari akan bahaya video game.
"Perubahan yang kami lihat dari Carl belakangan ini seperti mimpi buruk. Kami merasa malu sebagai orang tua ini terjadi di bawah pengawasan kami. Kami tidak tahu game apa ini, apa yang dilakukan game ini," kata Rob.
Game Fornite bergenre battle royal ini memiliki jutaan pemain, yang kebanyakan berasal dari kalangan anak-anak. Ibu Carl, Carol, terkejut bahwa anaknya menjadi salah satu dari mereka yang kecanduan game ini.
Fortnite Battle Royale (Foto: EpicGames)
zoom-in-whitePerbesar
Fortnite Battle Royale (Foto: EpicGames)
ADVERTISEMENT
"Saya menyarankan setiap orang tua untuk menjaga perangkat konsol dari jangkauan anak dan memberikan tanda peringatan. Tidak penting kalian kaya atau miskin, game ini benar-benar tidak baik dan menghancurkan hidup," jelas Carol.
Fortnite sendiri telah memiliki 125 juta pemain dari seluruh dunia, setelah game dirilis satu tahun yang lalu. Lebih parahnya, game yang berpotensi membuat orang kecanduan ini bisa dimainkan oleh anak berusia 12 tahun.