Demi Keamanan, Berbagai Negara Wajibkan Data Sidik Jari untuk Visa

3 Februari 2019 13:02 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Visa Amerika Serikat Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Visa Amerika Serikat Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Berkembangnya kemajuan teknologi membuat berbagai sektor kehidupan mulai akrab dengan digitalisasi. Pengajuan visa juga menjadi salah satu yang terdampak oleh digitalisasi. Kini, banyak negara sudah menerapkan teknologi biometrik untuk pengajuan visa.
ADVERTISEMENT
Bahkan, pengajuan visa umrah dan haji di Indonesia juga sudah mulai menerapkan perekaman data biometrik berupa sidik jari dan iris mata sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan visa ke Arab Saudi. Bukan hanya untuk umrah dan haji, tapi juga TKI, kunjungan wisata, serta bisnis dan keperluan lain. Arab Saudi sudah menerapkan biometrik sejak lama. Misalnya di Nigeria, di mana penerapan biometrik untuk visa Arab Saudi sudah dijalankan sekal 2014. Penerapan biometrik ini dijalankan oleh VFS Tasheel yang melayani pengajuan visa dan merupakan anak perusahaan dari VFS Global. Ketika biometrik diterapkan di Indonesia pada akhir 2018, muncul pro dan kontra bahkan sampai opini yang mengesankan biometrik untuk visa baru kali ini diterapkan. Padahal sejatinya penerapan biometrik dalam pengajuan visa bukanlah sesuatu yang baru lagi.
ADVERTISEMENT
Calon jemaah haji jalani tes biometrik. Foto: Phaksy/kumparan
Sudah banyak negara yang mengadopsi teknologi ini untuk kelengkapan dokumen pengajuan visa, mulai dari benua Asia, Amerika, Eropa, dan Australia. Beberapa negara yang telah menerapkan teknologi biometrik di antaranya adalah Kanada, Amerika Serikat, Australia, Belanda, Italia, dan seluruh negara Eropa yang masuk area Schengen. Keamanan menjadi salah satu alasan utama yang melatarbelakangi negara-negara ini memerlukan data biometrik dari setiap pengunjung. Nigeria menjadi negara pertama di Afrika yang memberlakukan teknologi biometrik untuk para pengunjung yang masuk ke egaranya. Pengumuman penggunaan biometrik ini telah disampaikan pemerintah Nigeria sejak akhir 2017 lalu demi mencegah orang-orang yang tidak memiliki kelengkapan dokumen untuk masuk ke Nigeria.
Visa Schengen Foto: lc.ambafrance.org
ADVERTISEMENT
Selain itu, negara tetangga seperti Australia juga telah menerapkan biometrik untuk wisatawan yang berasal dari lebih 30 negara di dunia. Keimigrasian pemerintah Australia mewajibkan mereka yang ingin mengajukan visa untuk melakukan perekaman seluruh sidik jari dan foto wajah pengunjung. VFS Global sendiri sudah ditunjuk oleh berbagai negara untuk melakukan proses perekaman data biometrik untuk visa kunjungan dari dan ke berbagai negara di dunia. Saat ini, VFS Global sudah melakukan kerja sama dengan kedutaan Australia, Selandia Baru, Inggris, Kanada, Belgia, Denmark, Islandia, Italia, Kroasia, Norwegia, Spanyol, Swedia, Spanyol, Uni Emirat Arab, dan Belanda. Sementara itu, VFS Tasheel merupakan joint venture antara VFS Global dan grup Tasheel yang sudah menjalankan perekaman biometrik khusus untuk visa kunjungan ke Arab Saudi sejak 2014 lalu dan menjalankan berbagai rekam biometrik di 33 negara, termasuk Filipina, Singapura, Jepang, Korea Selatan, dan Indonesia.
ADVERTISEMENT