Dua Lipa hingga Coldplay Minta PM Inggris Lindungi Karya Seni dari Training AI

13 Mei 2025 16:46 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Grup Musik Coldplay. Foto: Timothy A. CLARY / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Grup Musik Coldplay. Foto: Timothy A. CLARY / AFP
ADVERTISEMENT
Sebanyak 400 musisi dan seniman Inggris, termasuk Dua Lipa, Coldplay, Sir Paul McCartney, Sir Elton John, Sir Ian McKellen dan Florence Welch, mendesak Perdana Menteri Inggris untuk memperbarui undang-undang hak cipta yang dapat melindungi karya dengan hak cipta dari artificial intelligence (AI).
ADVERTISEMENT
400 seniman Inggris itu menandatangani surat yang ditujukan kepada Sir Keir Starmer, Perdana Menteri Inggris. Surat itu menyatakan, bahwa kegagalan perlindungan hak cipta saat ini sama saja seperti "menyerahkan" karya mereka kepada perusahaan teknologi pengembang AI. Mereka juga khawatir, hal itu juga mengancam "posisi Inggris sebagai pusat kekuatan kreatif."
Seniman dan musisi ingin PM mendukung amandemen RUU Data (Penggunaan dan Akses) yang mengharuskan pengembang bersikap transparan kepada pemilik hak cipta tentang penggunaan materi mereka untuk melatih model AI.
Seorang juru bicara pemerintah berkata, "Kami ingin industri kreatif dan perusahaan AI kami berkembang pesat, itulah sebabnya kami berkonsultasi tentang serangkaian tindakan yang kami harap akan berhasil untuk kedua sektor tersebut."
"Kami tegaskan bahwa tidak ada perubahan yang akan dipertimbangkan kecuali kami benar-benar yakin bahwa perubahan tersebut bermanfaat bagi kreator," imbuh mereka.
ADVERTISEMENT
Penandatangan lainnya yang juga mendesak pemerintah Inggris untuk melakukan revisi UU hack cipta, adalah penulis Kazuo Ishiguro, dramawan David Hare, penyanyi Kate Bush dan Robbie Williams, serta Tom Stoppard, dan Richard Curtis.
Sir Paul McCartney. Foto: Kamil Krzaczynski/AFP
Sir Paul McCartney, mengatakan kepada BBC pada Januari 2025, bahwa ia khawatir AI akan meniru seniman. McCartnery juga telah menandatangani surat tersebut.
Mereka mengatakan kekhawatiran seniman dapat terpenuhi jika pemerintah mendukung amandemen yang diusulkan oleh politisi sekaligus advokat, Baroness Beeban Kidron. Pemungutan suara untuk UU hak cipta ini berlangsung di House of Lords pada Senin, 12 Mei 2025.
Amandemen Baroness Kidron, katanya, akan "memungkinkan pengembang dan kreator AI untuk menjalankan rezim lisensi bagi konten buatan manusia di masa depan." Amandemen ini bertujuan membuat pengembang AI bertanggung jawab terhadap hukum hak cipta Inggris. Aada kewajiban transparansi bagi perusahaan pengembang AI untuk mendukung perjanjian lisensi dengan kreator.
ADVERTISEMENT
"Inggris berada dalam posisi unik untuk mengambil tempatnya sebagai pemain global dalam rantai pasokan AI internasional, tetapi untuk meraih peluang itu diperlukan transparansi yang diberikan dalam amandemen saya, yang penting untuk menciptakan pasar lisensi yang dinamis," kata Baroness Kidron, mengutip BBC.
Tidak semua orang setuju dengan pendekatan para seniman. Julia Willemyns, salah satu pendiri lembaga pemikir Centre for British Progress, mengatakan usulan semacam itu dapat menghambat Inggris dan upayanya untuk tumbuh. Tindakan tersebut dinilai "tidak akan menghentikan perusahaan asing menggunakan konten dari industri kreatif Inggris," katanya kepada BBC.
Surat desakan seniman dan musisi muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran penyertaan data karya seni, dan materi yang dilindungi hak cipta, untuk mengembangkan sistem AI generatif.
ADVERTISEMENT
Alat-alat ini, yang dapat menghasilkan konten baru sebagai respons terhadap perintah teks sederhana, telah menjadi semakin populer dan tersedia luas bagi konsumen. Sejumlah aplikasi AI generatif yang populer adalah ChatGPT dari OpenAI, Gemini dari Google, Copilot dari Microsoft, hingga Meta AI dari Meta
Kemampuan AI generatif ini disertai dengan kekhawatiran dan kritik atas penggunaan data, termasuk data karya seni dan intelektual, serta pemakaian energi yang sangat besar karena AI membutuhkan daya yang besar pula.
Damon Albarn Foto: Instagram @damonalbarn
Pada Februari 2025, artis termasuk Annie Lennox dan Damon Albarn, merilis album bisu sebagai protes usulan perubahan undang-undang hak cipta oleh pemerintah.
Pemerintah Inggris melakukan konsultasi seputar usulannya untuk mengizinkan pengembang AI agar dapat menggunakan konten dari kreator di internet untuk membantu mengembangkan model mereka, kecuali pemegang hak memilih untuk "menolak".
ADVERTISEMENT
Menurut laporan The Guardian, para menteri sedang mempertimbangkan kembali proposal tersebut setelah mendapat reaksi keras dari para kreator.
Pemerintah Inggris sedang mempelajari berbagai tanggapan dan konsultasi, sambil mempertimbangkan langkah selanjutnya. "Itulah sebabnya kami berkomitmen untuk menerbitkan laporan dan penilaian dampak ekonomi – mengeksplorasi berbagai isu dan opsi di semua sisi perdebatan."