Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Dalam rangka memperingati Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia pada 10 September 2019 kemarin, Facebook berencana memperketat kebijakan mereka terkait topik-topik yang sensitif seperti bunuh diri, self-harm, dan eating disorder.
ADVERTISEMENT
Pengetatan kebijakan yang dilakukan Facebook dihasilkan dari konsultasi mereka dengan para ahli terkait dengan topik tersebut. Nantinya, platform media sosial asal AS itu akan membatasi konten yang mempromosikan bunuh diri, self-harm, dan eating disorder, serta menerapkan pedoman #chatsafe milik Orygen, lembaga penelitian mengenai gangguan mental anak muda, di Facebook dan Instagram.
“Kami memperketat kebijakan kami mengenai self-harm dengan tidak lagi mengizinkan gambar pemotongan grafik untuk menghindari promosi yang tidak sengaja atau memicu aksi melukai diri sendiri (self-harm), bahkan ketika seseorang mencari dukungan atau mengekspresikan diri untuk membantu pemulihan mereka,” jelas Facebook, dalam blog mereka.
“Di Instagram, kami juga mempersulit pencarian jenis konten ini dan membuatnya tidak direkomendasikan di Explore,” tambah Facebook .
ADVERTISEMENT
Dilansir TechCrunch, keputusan Facebook untuk membatasi konten-konten tersebut beralasan. Pasalnya, di satu sisi, media sosial memungkinkan orang untuk secara terbuka mendiskusikan perjuangan kesehatan mental mereka, namun di sisi lain gangguan kesehatan mental juga dapat menular tanpa disadari.
Selain membatasi konten, Facebook melibatkan ahli kesehatan mental di dalam tim kebijakan mereka. Ahli kesehatan mental ini nantinya akan berfokus untuk menganalisis dampak kesehatan dari aplikasi dan kebijakan Facebook, serta mencari cara baru untuk meningkatkan dukungan bagi komunitas di dalam platform media sosialnya.
Facebook juga berencana untuk membagikan alat pemantauan media sosialnya, CrowdTangle, kepada para peneliti akademis terpilih untuk menganalisis bagaimana Facebook dan Instagram dapat meningkatkan pencegahan bunuh diri di kalangan pengguna.
Bisa dibilang, Facebook merupakan platform media sosial yang konsisten dalam mengkampanyekan pencegahan bunuh diri. Pada 2017, misalnya, mereka meluncurkan alat pencegahan bunuh diri berbasis kecerdasan buatan. Ini memang kewajiban dari Facebook, yang beberapa kali digunakan sebagai wadah untuk menyiarkan aksi-aksi bunuh diri para penggunanya.
ADVERTISEMENT
Kesehatan mental bukanlah hal yang remeh. Segera hubungi saluran bantuan jika Anda atau orang terdekat Anda memiliki tendensi untuk bunuh diri.