Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Inisiatif yang dikerjakan bersama Canadian Down Syndrome itu diberi nama Project Understood. Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan kecanggihan teknologi pengenalan suara yang lebih bisa memahami kalimat yang mereka ucapkan.
Pimpinan Canadian Down Syndrome, Ed Cassagrande, mengatakan bahwa penderita Down Syndrome memiliki kesulitan berbicara. Hal itu terjadi pada anak perempuannya yang mengalami kelainan tersebut.
“Anak perempuan saya memiliki mulut yang lebih kecil dan lidah yang lebih besar. Bayangkan berbicara dengan marshmallow di mulut,” kata Cassagrande.
Saat ini, teknologi pengenalan suara punya kecenderungan tidak bisa mengikuti kata ketiga di setiap kalimat yang diucapkan pengidap Down Syndrome. Hal itu membuat teknologi tersebut jadi tidak bisa digunakan oleh mereka.
“Karena pola berbicara mereka yang unik, teknologi suara tidak bisa selalu mengerti apa yang orang dengan Down Syndrome katakan,” tulis Google dalam situs Understood.
ADVERTISEMENT
“Proyek Understood ini akan memastikan teknologi suara di masa depan akan mempertimbangkan kebutuhan orang-orang dengan Down Syndrome.”
Pola berbicara pengidap Down Syndrome saat ini masih sulit untuk dicerna teknologi asisten suara seperti Alexa, Siri, dan Google Assistant. Hal itu terjadi karena perbedaan struktur otot dan kerangka pada penderita Down Syndrome serta kurangnya pelatihan pada mesin pembelajaran untuk kecerdasan buatannya sendiri.
Manajer teknik program Google, Bob McDonald, mengungkap bahwa kini teknologi suara sudah jadi bagian dari kehidupan sehari-hari. “Bagi orang-orang yang tidak bisa menggunakannya, pasti akan terasa seperti melemahkan mereka dan membuat mereka merasa tertinggal.”
Proyek ini diharapkan mampu mengumpulkan 500 rekaman suara pengidap Down Syndrome untuk melatih algoritma mesin pembelajaran Google . Hingga saat ini, sudah ada 300 data yang terkumpul.
ADVERTISEMENT