Hacker Salah Gunakan ChatGPT untuk Bikin Malware, Email Phishing, dkk

13 Januari 2023 10:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hacker. Foto: Rawpixel.com/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hacker. Foto: Rawpixel.com/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Hacker disebut mulai menyalahgunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang viral, ChatGPT, untuk membuat program jahat mulai dari malware hingga ransomware. Temuan ini dilaporkan oleh lembaga riset keamanan siber Check Point Research.
ADVERTISEMENT
ChatGPT adalah AI buatan OpenAI. Kecerdasan buatan ini masuk kategori generatif teks, yang artinya dapat menghasilkan kalimat dari sepotong kata prompt. OpenAI dapat digunakan untuk membuat naskah cerita, artikel marketing, hingga coding.
Laporan Check Point Research yang terbit pada Jumat (6/1) lalu mengungkap ada peretas yang bertestimoni di forum hacker bahwa mereka berhasil memanfaatkan ChatGPT sebagai bagian dari kejahatan siber mereka.
Ada yang membantu menulis kode malware, membuatkan alat enkripsi data, hingga membuat dark web marketplace. Tak hanya itu, ChatGPT juga dapat digunakan untuk merancang teks email phishing —email yang memancing korban mengeklik tautan untuk dicuri datanya.
Belum diketahui sejauh mana hacker dan pelaku kriminal siber akan memanfaatkan ChatGPT. Di sisi lain, OpenAI selalu mencari jalan agar menghindari produknya disalahgunakan.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi ChatGPT. Foto: Iryna Imago/Shutterstock

ChatGPT sebagai alat propaganda dan disinformasi

OpenAI secara terpisah juga mengeluarkan laporan keamanan pada Rabu (11/1). Laporan tersebut merupakan hasil kerja sama dengan Georgetown University’s Center for Security and Emerging Technology dan Stanford Internet Observatory. Laporan tersebut melibatkan 30 peneliti lintas disiplin.
Tujuannya adalah menganalisis kemungkinan AI model bahasa dapat digunakan untuk tujuan disinformasi.
Keberadaan AI dapat mendukung aksi disinformasi dari faktor aktor, tingkah laku dan konten. Dari segi aktor, AI dapat menurunkan biaya, memperluas cakupan operasi. Dari segi tingkah laku, upaya propaganda bisa ditingkatkan secara mudah, serta konten terpersonalisasi lebih mudah dibuat.
Kemudian dari segi konten, tulisan yang dihasilkan AI bisa lebih rapi dan bisa lebih tepat daripada propagandis. Kesimpulannya, model AI bahasa seperti ChatGPT dapat disalahgunakan untuk memengaruhi operasi propaganda online.
ADVERTISEMENT
“Penilaian kami yang mendasar adalah bahwa model bahasa akan berguna bagi propagandis dan kemungkinan besar akan mengubah operasi pengaruh online,” tulis peneliti di makalah laporannya.