Halodoc Angkat Bicara soal Potensi Startup Kesehatan Jadi Unicorn

8 Oktober 2019 20:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Startup kesehatan, Halodoc. Foto: Halodoc
zoom-in-whitePerbesar
Startup kesehatan, Halodoc. Foto: Halodoc
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara, membeberkan bahwa startup yang bergerak di sektor pendidikan dan kesehatan berpeluang besar menjadi unicorn baru di Indonesia. Dia membeberkan bahwa pemerintah mengucurkan masing-masing Rp 500 triliun dan Rp 100 triliun bagi kedua sektor tersebut.
ADVERTISEMENT
Ini menunjukkan betapa potensialnya startup yang ada di dalamnya untuk menjadi unicorn baru.
Menanggapi pernyataan Rudiantara, salah satu startup kesehatan populer di Indonesia, Halodoc, angkat bicara. Felicia Kawilarang, VP Marketing Communications Halodoc, menilai bahwa sektor kesehatan memang memiliki potensi yang besar. Pasalnya, belum banyak startup yang masuk ke sektor kesehatan dan akses kesehatan di Indonesia masih belum merata.
“Saya pikir kesehatan memiliki potensi besar di Indonesia. Itu karena kita melihat enggak banyak dokter sebenarnya di Indonesia. Secara penyebaran, banyaknya dokter di Pulau Jawa. Seperti kita lihat, makanya aplikasi seperti Halodoc membawa akses kesehatan dengan mudah ke seluruh Indonesia, ini sesuatu yang sangat potensial,” kata Felicia, saat ditemui di Tech in Asia Conference, Jakarta, Selasa (8/10).
Felicia Kawilarang, VP Marketing Communications Halodoc. Foto: Aulia Rahman/kumparan
“Kita merasa sangat besar. Karena seperti saya bilang, akses kesehatan agak susah. Kalo bukan di Pulau Jawa lumayan susah. Akses ke rumah sakit, ke spesialis, akses ke dokter. Jadi kita merasa Halodoc, dan bahkan kompetitornya, itu kesempatan untuk sukses di Indonesia sangat besar,” tambah Felicia.
ADVERTISEMENT
Kepercayaan Felicia atas potensi Halodoc memang beralasan. Sepanjang 2018, misalnya, pengguna Halodoc ia sebut meningkat 2.500 persen, menunjukkan permintaan yang tinggi dari publik atas layanan kesehatan digital.
Startup kesehatan, Halodoc. Foto: Halodoc
Adapun menurut penelitian pada tahun 2018 dari Frost & Sullivan, sebuah firma konsultan bisnis, nilai ekonomi layanan kesehatan digital di Indonesia akan mencapai 21 miliar dolar AS per 2019.
Felicia juga menambahkan bahwa saat ini layanan Halodoc telah memiliki 8 juta pengguna bulanan aktif. Dia juga mengklaim bahwa startup layanan kesehatan digital itu telah bekerja sama dengan 22 ribu dokter dan 500 rumah sakit di Indonesia per September 2019.