Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Indosat Pakai Logo Baru Usai Merger dengan Tri, Begini Bentuknya
4 Januari 2022 23:03 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Indosat Ooredoo memakai logo baru usai merger dengan Hutchison Tri Indonesia. Logo tersebut tampak lebih minimalis, dengan mencantumkan tulisan Indosat Ooredoo Hutchison — nama komersial perusahaan merger keduanya.
ADVERTISEMENT
Ini bukan kali pertama Indosat mengganti logo perusahaan. Pada 2015 lalu, Indosat juga sempat melakukan rebranding dengan mencatut nama Ooredoo di logo, setelah perusahaan telekomunikasi asal Qatar tersebut jadi pengendali saham mayoritas.
Meski mengubah nama komersial perusahaan dan logo, perusahaan tersebut tetap tercatat dengan nama resmi PT Indosat Tbk., menurut SVP Corporate Communication Indosat, Steve Saerang.
Indosat Ooredoo Hutchison sendiri bakal menaungi dua merek layanan telekomunikasi seluler yang terdiri dari IM3 dan Tri.
Steve menjelaskan bahwa merger perusahaan tidak akan memberikan perubahan signifikan bagi kedua produk tersebut.
ADVERTISEMENT
"Pricingnya masih sama untuk Tri dan IM3," jelas Steve. "Produknya tetap sama. Misalnya, pelanggan ambil paket apa, itu tetap sama. Tetapi, kalau ada program-program loyalty, itu akan jadi satu."
Di sisi lain, merger Indosat Ooredoo dan Hutchison Tri Indonesia bakal menguntungkan konsumen IM3 dan Tri. Sebab, jaringan telekomunikasi keduanya bakal terintegrasi. Perusahaan juga berencana memperluas cakupan jaringan dan melakukan efisiensi pada BTS yang tumpang tindih.
Sebelum resmi merger pada Selasa (4/1) Indosat dan Tri telah menandatangani Perjanjian Penggabungan Bersyarat dengan transaksi senilai 6 miliar dolar AS atau sekitar Rp 85,5 triliun pada 16 September 2021.
Indosat akan memimpin perusahaan merger dengan proporsi 67,4 persen. Sedangkan Hutchison Tri Indonesia mengendalikan 32,6 persen kepemilikan saham.
ADVERTISEMENT
Merger ini menciptakan perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia yang memiliki sekitar 100 juta pengguna dan perkiraan pendapatan tahunan hingga 3 miliar dolar AS.