ITB Bikin Aplikasi Pendeteksi Badai dengan Tingkat Akurasi 85 Persen

16 Januari 2019 17:51 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tampilan aplikasi Hidrometeorological Hazard Early Warning System (H-HEWS) buatan ITB. (Foto: Dok. Humas ITB)
zoom-in-whitePerbesar
Tampilan aplikasi Hidrometeorological Hazard Early Warning System (H-HEWS) buatan ITB. (Foto: Dok. Humas ITB)
ADVERTISEMENT
Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil menciptakan aplikasi pendeteksi badai dengan tingkat keakuratan yang cukup tinggi. Aplikasi ini diberi nama Hidrometeorological Hazard Early Warning System (H-HEWS).
ADVERTISEMENT
Aplikasi tersebut dibuat dosen ITB, Dr. Armi Susandi bersama timnya. Meski aplikasi ini dikabarkan masih dalam bentuk prototipe, namun tingkat keakuratannya diklaim mencapai 85 persen.
Aplikasi H-HEWS saat ini baru bisa dioperasikan melalui website di komputer. Ke depan akan melakukan pengembangan lebih lanjut untuk aplikasi khusus Android dan iOS. Melalui aplikasi tersebut, ITB membuka peluang kerja sama dengan Arab Saudi dalam penerapan pengaplikasiannya.
Aplikasi pendeteksi badai buatan ITB ini sudah dipamerkan di Festival Janadriyah Ke-33 di Riyadh, Arab Saudi, yang berlangsung selama 18 hari, sejak tanggal 20 Desember 2018 lalu. Saat dipamerkan, aplikasi ini sudah berfungsi 80 persen dan sudah diuji coba secara langsung.
Dr. Armi Susandi menjelaskan hasil penelitiannya kepada pengunjung Festival Janadriyah di Arab Saudi (Foto: Dok. Dr. Armi Susandi)
zoom-in-whitePerbesar
Dr. Armi Susandi menjelaskan hasil penelitiannya kepada pengunjung Festival Janadriyah di Arab Saudi (Foto: Dok. Dr. Armi Susandi)
Negara Arab Saudi dirasa cocok untuk menerapkan aplikasi buatan ITB ini, karena seringnya terjadi bencana badai yang kerap menimbulkan dampak kerugian materi dan jiwa yang cukup besar. Aplikasi ini dapat bekerja di daerah Arab Saudi yang tidak banyak memiliki gunung dan lembah.
ADVERTISEMENT
Sistem aplikasi H-HEWS dapat memberikan informasi prediksi badai pasir, gelombang panas, hujan lebat dan cuaca ekstrim lainnya dengan tingkat keakuratan tinggi. "Sistem tersebut bisa memprediksi tiga hari ke depan per tiga jam," kata Dr. Armi seperti dikutip dari laman resmi ITB, Rabu (16/1).
Fitur utama dalam sistem aplikasi H-HEWS adalah memprediksi temperatur, curah hujan, arah dan kecepatan angin, kelembaban, serta tekanan udara. Selain itu, ada juga fitur peringatan bencana untuk memprediksi potensi bencana badai pasir, angin kencang, gelombang panas, dan hujan lebat.
Kota Mekkah, Arab Saudi (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Kota Mekkah, Arab Saudi (Foto: Pixabay)
ITB akan menjalin kerja sama dengan Arab Saudi untuk mengembangkan aplikasi ini agar bisa bekerja maksimal. Dr. Armi menjelaskan aplikasi tersebut memprediksi badai dengan menggunakan satelit.
Setelah kemitraan dengan Arab Saudi terbentuk, aplikasi nantinya akan dikombinasikan dengan data di lapangan. Ditambah, sistem yang dibuat juga akan memakai bahasa Arab sehingga mudah digunakan oleh warga di sana.
ADVERTISEMENT
"Prediksi di wilayah padang pasir itu lebih gampang daripada di wilayah kepulauan. Bahkan alatnya itu pun bisa dikembangkan dengan sampai akurasi perkilometer. Namun perlu server yang lebih besar. Tergantung nanti permintaan dari Arab Saudi," ucapnya.