Jumlah Pengguna Internet Indonesia Paling Besar di Asia Tenggara

27 November 2018 18:03 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Internet. (Foto: fancycrave1 via Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Internet. (Foto: fancycrave1 via Pixabay)
ADVERTISEMENT
Jumlah pengguna internet di Indonesia dinobatkan menjadi yang paling besar pada tahun 2018 ini di Asia Tenggara. Hal ini diungkapkan dalam riset yang dilakukan oleh Google dan Temasek dengan judul 'e-Conomy SEA 2018'.
ADVERTISEMENT
Menurut riset tersebut, pada tahun 2018 ini total pengguna internet di kawasan Asia Tenggara ada sebanyak 350 juta. Dan dari angka tersebut, 150 juta di antaranya ternyata dari Indonesia, yang disebut sebagai negara dengan jumlah pengguna internet paling banyak di Asia Tenggara.
Managing Director Google Indonesia, Randy Jusuf, menjelaskan penetrasi internet tumbuh cukup cepat setiap tahunnya. Posisi nomor satu yang diraih Indonesia di Asia Tenggara juga ditambah faktor jumlah penduduk yang banyak dan pengguna smartphone yang meningkat.
"Basis internet Indonesia mencapai 150 juta pengguna. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti memang penetrasi internet yang cepat adaptasi, jumlah penduduk yang besar bahkan keempat di dunia, kemudian penggunaan smartphone yang masif," ungkapnya, dalam acara pemaparan hasil riset Google dan Temasek di Jakarta, Selasa (27/11).
IIustrasi bermain smaratphone. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
IIustrasi bermain smaratphone. (Foto: Thinkstock)
Namun, riset tersebut tidak mengungkap berapa jumlah pengguna internet di negara lainnya di Asia Tenggara. Tapi jika mengambil data Internet World Asia sampai tahun 2017, pengguna Internet di Indonesia memang menjadi yang terbesar dengan 143 juta pengguna.
ADVERTISEMENT
Sementara jumlah pengguna internet di negara lainnya adalah 25 juta di Malaysia, 67 juta di Filipina, 4,8 juta di Singapura, 57 juta di Thailand, dan 64 juta di Vietnam.
Penggunaan smartphone masif
Riset Google dan Temasek juga menemukan jika penggunaan Internet melalui perangkat smartphone jumlahnya sangat besar hingga mencapai 90 persen di Asia Tenggara.
Sementara itu menurut data Asosasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2017, penggunaan perangkat mobile untuk dipakai mengakses internet mencapai 44,16 persen di Indonesia.
Kemudahan yang ada pada perangkat mobile untuk mengakses internet juga meningkatkan waktu paparan terkoneksi internet.
Generasi Milenial dan Internet. (Foto: flickr/@UTKnightCenter)
zoom-in-whitePerbesar
Generasi Milenial dan Internet. (Foto: flickr/@UTKnightCenter)
Penelitian Hootsuite menemukan pengguna internet mobile di negara seperti Indonesia, Filipina, dan Malaysia menghabiskan waktu 4 jam mengakses internet di perangkat mobile per hari. Sedangkan pengguna internet mobile di Thailand menghabiskan waktu paling lama di Asia Tenggara, yaitu 4 jam 56 menit per hari.
ADVERTISEMENT
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Gabungan penetrasi internet yang tumbuh cepat dan penggunaan internet mobile yang kian tahun meninggi menjadi salah satu faktor pesatnya pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Riset Google dan Temasek memprediksi Indonesia pada tahun 2025 nanti akan meraih pasar ekonomi internet di Asia Tenggara dengan nilai 100 miliar dolar AS atau sekitar Rp 1.449 triliun.
Seorang pria berolahraga di sekitar kantor Google di Beijing. (Foto: REUTERS/Thomas Peter)
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pria berolahraga di sekitar kantor Google di Beijing. (Foto: REUTERS/Thomas Peter)
Semua nilai tersebut paling banyak berasal dari sektor e-commerce sebesar 53 miliar dolar AS. Di bawahnya ada sektor travel online dengan nilai 25 miliar dolar AS, sektor transportasi panggilan dengan nilai 14 miliar dolar AS, serta sektor media online, yang terdiri dari layanan streaming musik dan video, dengan nilai 8 miliar dolar AS.
ADVERTISEMENT
Dalam proyeksi jumlah ekonomi digital pada 2025, Indonesia mengalahkan Thailand dan Vietnam yang masing-masing diprediksi meraup 43 miliar dolar AS dan 33 miliar dolar AS. Pertumbuhan nilai yang dialami Indonesia dan Vietnam ini naik hingga tiga kali lipat sejak 2015.