Karena Teori Konspirasi 5G Sebar Corona, Massa Bakar Menara BTS Kanada

8 Mei 2020 14:30 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi menara pemancar sinyal. Foto: Radoslawczarnecki0 via Pixabay (CC0 Public Domain)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menara pemancar sinyal. Foto: Radoslawczarnecki0 via Pixabay (CC0 Public Domain)
ADVERTISEMENT
Hoaks soal teori konspirasi virus corona semakin mengkhawatirkan. Setelah Inggris, kini giliran warga Kanada yang terpancing kabar palsu soal jaringan telekomunikasi 5G biang keladi munculnya virus SARS-CoV-2 di dunia.
ADVERTISEMENT
Gara-gara termakan hoaks, warga membakar menara BTS (Base Tranceiver Station) di kota Laval, Quebec, Kanada, pada Jumat (1/5) lalu. Kebakaran menyebabkan 20 orang yang tinggal di sekitar menara telekomunikasi harus dievakuasi.
Aksi pembakaran tidak berhenti sampai di situ. Tiga hari kemudian, warga kembali membakar dua menara BTS lainnya di kota berbeda dengan selang waktu hanya 20 menit saja. Keesokan harinya, ada satu lagi menara BTS yang benar-benar hangus dibakar massa.
Pada Kamis (7/5), kembali ditemukan dua menara BTS lainnya yang dibakar, kali ini di wilayah St-Jerome dan Blainville. Polisi Quebec akhirnya menangkap seorang pria dan wanita yang diduga pelaku pelaku pembakaran menara, namun keduanya belum dijatuhi tuntutan hukuman.
Ilustrasi hoaks Foto: Shutterstock
Juru bicara kepolisian Marc Tessier mengatakan, pembakaran menara jaringan telekomunikasi itu terjadi karena hoaks konspirasi virus corona. Para penganut teori konspirasi percaya, jaringan 5G menyebarkan virus corona penyebab penyakit COVID-19, sehingga melemahkan imun tubuh manusia.
ADVERTISEMENT
“Pasangan (pelaku) itu memiliki hubungan dengan kebakaran menara jaringan telekomunikasi yang terjadi beberapa hari lalu,” kata Kepolisian Quebec sembari menginvestigasi hubungan keduanya dengan teori konspirasi 5G, seperti dikutip Vice. “Mereka akan diinterogasi.”
Menara BTS yang dibakar di Quebec milik perusahaan telekomunikasi Bell dan Rogers. Mereka mengatakan, menara yang dibakar itu tidak memiliki jaringan telekomunikasi 5G, melainkan hanya 4G dan 3G.
“Kami bersyukur tidak ada korban dalam kejadian ini. Sangat mengkhawatirkan melihat infrastruktur yang sangat penting untuk menjaga koneksi warga Kanada, termasuk panggilan darurat dan layanan 911, menjadi target hal yang menyebabkan nyawa masyarakat dalam bahaya,” kata juru bicara Rogers, seperti dikutip Vice.
Ini bukanlah kasus pembakaran menara jaringan telekomunikasi yang pertama terjadi. Pada April 2020 lalu, kejadian serupa juga terjadi pada menara seluler 5G di Inggris. Penyebabnya sama, yaitu ada provokasi yang menyatakan menara seluler 5G menyebarkan virus corona.
ADVERTISEMENT
Psikolof Kognitif Dr. Stephen Lewandowsky mengatakan, ini bukanlah sebuah fenomena yang bisa ditertawakan. Menyebarkan hoax dan melihat orang-orang kepanikan hingga akhirnya melakukan tindakan yang merusak fasilitas umum hingga membahayakan nyawa.
“Teori konspirasi seperti ini bukanlah hiburan semata. Mereka memiliki konsekuensi yang sangat serius,” kata Lewandowsky.  “Bahkan jika mereka hanya mendengarkan teori konspirasi, hal itu tetap berbahaya. Ketika mereka memahami alasan kenapa mereka harus membakar menara 5G, itulah hal yang  berbahaya bagi masyarakat."
Hal ini memang bukan hal yang mengejutkan mengingat kemunculan virus corona memang sangat lekat dengan yang namanya konspirasi. Bahkan, ada banyak orang yang mengaitkan  pandemi ini dengan kebocoran laboratorium hingga Flu Spanyol yang disebabkan oleh gelombang radio.
ADVERTISEMENT
Lewandowsky menegaskan, ini bukanlah situasi yang bisa diremehkan. Ketika mereka menemukan sebuah konspirasi yang mengandung informasi penyebab semua hal ini terjadi, hal itu menyebabkan kenyamanan psikologis sehingga ada orang yang terpicu untuk melakukan aksi-aksi seperti ini.
===
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.