Menara BTS 5G di Inggris Dibakar karena Hoaks Teori Konspirasi Virus Corona

5 April 2020 11:13 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi menara pemancar sinyal seluler dan internet. Foto: Radoslawczarnecki0 via Pixabay (CC0 Public Domain)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menara pemancar sinyal seluler dan internet. Foto: Radoslawczarnecki0 via Pixabay (CC0 Public Domain)
ADVERTISEMENT
Menara pemancar jaringan seluler dan internet, atau BTS (Base Transceiver Station), menjadi sasaran pembakaran sekelompok orang tak dikenal di sejumlah lokasi di Inggris pada Sabtu, 4 April 2020 di . Pembakaran dilakukan karena kelompok ini termakan hoaks teori konspirasi yang menghubungan teknologi 5G sebagai dalang penyebaran virus corona penyebab penyakit COVID-19.
ADVERTISEMENT
Hoax konspirasi teknologi 5G dan virus corona itu beredar di masyarakat Inggris dan dipercaya oleh oknum yang akhirnya justru mengabaikan instruksi karantina diri di rumah demi membakar menara 5G. Dalam waktu satu minggu, sudah ada tiga menara BTS yang dibakar massa.
Hoaks teori konspirasi itu berasal dari berita sebuah stasiun radio di Inggris bernama Uckfield FM, yang menghadirkan narasumber yang mengaku sebagai ‘perawat’ pasien virus corona. Ia mengklaim bahwa jaringan 5G menyedot oksigen dari paru-paru manusia.
Sejak saat itu, klip dari acara radio itu dibagikan dan terus menyebar di kalangan masyarakat Inggris lewat platform media sosial seperti grup Facebook dan Nextdoor. Stasiun radio Uckfield FM akhirnya mendapatkan peringatan dari regulator telekomunikasi di Inggris.
ADVERTISEMENT
Berita palsu lain juga mengatakan bahwa virus corona yang mewabah dari Wuhan, China, terjadi karena China baru saja meluncurkan 5G dan memudahkan penyebaran ke negara lain yang juga memiliki 5G.
Teori ini mengabaikan fakta bahwa virus corona SARS-CoV-2 menular lewat tetesan pernapasan, dibanding negara yang memiliki jaringan 5G. Di Indonesia sekalipun, yang belum ada jaringan 5G, kasus COVID-19 sudah tercatat sejak 2 Maret 2020.
Sejauh ini tak ada bukti ilmiah yang dapat menghubungkan jaringan 5G terhadap penyebaran virus corona penyebab COVID-19.
Hoaks konspirasi ini tidak hanya berdampak pada infrastruktur jaringan, namun juga pada teknisi lapangan yang menangani permasalahan tersebut. Mereka dicaci maki oleh warga sekitar karena mencoba memperbaiki kabel fiber optik agar jaringan 5G bisa kembali digunakan.
ADVERTISEMENT
Masyarakat yang mempercayai teori enggak mutu itu mengatakan bahwa apabila jaringan 5G kembali dinyalakan, semua orang akan terbunuh. Padahal jaringan telekomunikasi menjadi salah satu infrastruktur paling penting di Inggris, termasuk dalam industri kesehatan.
Gara-gara viralitas konten hoaks ini di Facebook dan media sosial lain, sejumlah masyarakat terhasut membakar menara BTS yang berlokasi di wilayah Birmingham, Liverpool, dan Melling di Merseyside.
“Saya benar-benar marah dan jiijik ada orang-orang yang mengambil tindakan merusak infrastruktur yang kita butuhkan untuk mengatasi keadaan darurat ini,” kata Stephen Powis, direktur Layanan Kesehatan Nasional (National Health Service/NHS) Inggris.
Menara BTS Telkomsel yang memancarkan sinyal 4G LTE di kawasan Gunung Bromo, Jawa Timur. Foto: Antara Foto/Zabur Karuru
Sebelumnya, laporan dari The New York Times telah memperingatkan soal disinformasi terkait 5G yang berasal dari Rusia. Disinformasi itu muncul di TV Amerika Serikat lewat kanal yang didanai oleh pemerintah Rusia dengan menyebut klaim soal jaringan 5G akan membunuh umat manusia. Tentu itu adalah peringatan yang tidak masuk akal karena hanya bertujuan untuk memicu keresahan masyarakat dan berujung pada aksi perusakan infrastruktur negara.
ADVERTISEMENT
Padahal berdasarkan laporan Full Fact, lembaga riset non-profit yang mengecek fakta di Inggris, 5G tidak berhubungan dengan penyebaran virus corona COVID-19 atau efek kesehatan negatif secara langsung ke tubuh manusia.
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!