Kelebihan dan Kekurangan CMF Watch Pro, Smartwatch Pertama Nothing

12 Desember 2023 14:31 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jam tangan pintar CMF Watch Pro. CMF merupakan sub-brand dari Nothing. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jam tangan pintar CMF Watch Pro. CMF merupakan sub-brand dari Nothing. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
Brand teknologi Nothing masuk ke pasar Indonesia lewat produk wearable-nya yang dibawa oleh Erajaya Group sebagai mitra distributor. Nothing dan Erajaya melanjutkan penetrasi pasar Indonesia lewat sub-brand CMF by Nothing, menargetkan konsumen yang membutuhkan perangkat wearable dengan harga lebih terjangkau. Ada dua produk yang sudah dibawa CMF ke Indonesia, yaitu jam tangan pintar Watch Pro dan earbuds nirkabel Buds Pro.
Pada artikel ini, kita akan mengulas jam tangan pintar CMF Watch Pro. Kehadirannya jelas makin membanjiri pasar jam tangan pintar di rentang harga Rp 1 jutaan, sebagai alat untuk memantau kesehatan dan aktivitas fisik. Langsung saja, kita nilai kelebihan dan kekurangannya.

Desain

Ini adalah jam tangan pintar pertama buatan Nothing. Dibandingkan dengan harga yang dipatok, jam ini tidak terasa murahan. Unit yang diulas kali ini adalah warna metalik dark grey dengan tali berwarna hitam keabuan. Tali ini dapat dibuka dengan mudah berkat keberadaan tombol pelontar, seperti yang ada di Apple Watch.
Erajaya menyediakan CMF Watch Pro dalam pilihan warna bodi Metallic Grey dan Dark Grey, dengan tiga pilihan warna strap atau tali Light Grey, Dark Grey, dan Orange.
CMF Watch Pro warna Dark Grey. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
Material silikon pada talinya terasa halus dan elastis. Tali ini berukuran 22 mm. Sama sekali tidak ada kesulitan saat memasang atau membuka strap dari pergelangan tangan kita.
Untuk saat ini, Nothing tidak memberi fleksibilitas pengguna untuk membeli tali dengan pilihan warna atau tekstur berbeda, tetapi hal ini bisa saja kejadian di tahun mendatang.
Strap warna hitam CMF Watch Pro. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
Strap warna hitam CMF Watch Pro. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
Hanya ada satu tombol fisik yang tersedia di sisi kanan jam tangan pintar untuk mengakses berbagai fitur kesehatan dan pengaturan. Tombol ini memberi feed back yang enak untuk dipencet.
Di dekat tombol fisik itu, ada mikrofon serta speaker untuk melakukan panggilan telepon. Keberadaannya cukup mengesankan, mengingat fitur ini hampir tidak ada di produk kompetitor pada rentang harga Rp 1 jutaan. Suara speaker-nya terdengar cukup baik.
Di sebelah kanan CMF Watch Pro ada tombol fisik, mikrofon, dan speaker. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
Jam tangan ini didesain memiliki rating IP68 yang berarti tidak akan rusak jika terendam air hingga kedalaman 1,5 meter selama kurang lebih 30 menit. Kita bisa dengan nyaman menggunakannya saat hujan tanpa khawatir rusak.

Layar

Navigasi di layar bisa dilakukan dengan cara menggeser ke kiri dan kanan, atau menggulirkan ke atas dan bawah. Kaca pada jam tangan ini terasa halus. Layar sentuhnya merespons dengan sangat baik. Tidak ada lag sama sekali.
Watch Pro punya form factor persegi panjang dan layar yang besar. Bezel dari jam ini termasuk besar, tetapi itu tidak mengganggu user experience saat melakukan navigasi di layar AMOLED seluas 1,96 inci dengan resolusi 410 x 502 piksel. Kerapatan pixel-nya 332 ppi.
Tampilan warna di layar CMF Watch Pro, ada putih, abu-abu, oranye, dan warna dasar hitam. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
Saya perlu beri acungan jempol pada layar ini karena kualitasnya sangat bagus untuk jam sekelasnya. Warna yang ditampilkan pada layar sangat menarik, cerah, kendati hanya menampilkan konten dengan warna putih, abu-abu, oranye, dan warna dasar layar hitam. Layar ini tetap nyaman dilihat saat berada di bawah sinar matahari yang terang.
Ada keuntungan dari tidak terpakainya seluruh warna pada layar lantaran hal itu menghemat masa pakai baterai. Kita tahu bahwa penggunaan aktivasi warna merah, hijau, dan biru, membuat boros daya, dan ini terjadi pada layar yang menampilkan warna penuh.
Layar CMF Watch Pro di bawah sinar terik matahari. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
Kecerahan layarnya dapat diatur hingga lima level. Saya sendiri mengatur kecerahan di level 1. Screen time out juga dapat diatur hingga 20 detik. Always-on Display bisa diset dengan berbagai macam pilihan watchface khusus, tetapi desain watchface tidak ada yang pas dengan selera saya. Tim Nothing perlu memperbanyak pilihan tampilan watchface untuk konsumennya di tengah keterbatasan desain ini.
Satu hal lagi yang menurut saya bagus dari produk ini, adalah desain ikon pada software-nya, yang dengan mudah dikenali dan dipahami. Secara umum saya menyukai desain tampilan layar CMF Watch Pro, mulai dari kombinasi warna yang hanya menampilkan putih, abu-abu, dan oranye, sampai pilihan font yang jelas. Ini sama sekali tidak seperti jam tangan Rp 1 jutaan yang umumnya memberi user interface warna-warni bikin pusing.
Tampilan menu di CMF Watch Pro. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan

Fitur

CMF Watch Pro sudah hadir dengan GPS bawaan, sebuah fitur yang sulit ditandingi oleh jam tangan harga murah lainnya.
Saya mendapatkan data kesehatan yang cukup akurat dalam hal jarak dan lokasi. Perihal jumlah langkah, memang jumlahnya lebih tinggi dari fakta, dan ini tidak mengherankan karena itu juga terjadi di produk lain. Jam tangan ini mencatat kelebihan sekitar 25 langkah saat saya menghitung sendiri langkah sebanyak 100 kali.
Ada lebih dari 100 mode olahraga. Pilihan itu bisa diatur melalui aplikasi pada smartphone untuk kemudian ditampilkan pada menu olahraga di smartwatch. Dia bisa melakukan pelacakan aktivitas olahraga lain seperti berjalan kaki, bersepeda, yoga, haiking, dan banyak lagi.
Yang cukup disayangkan, saya tidak mendapatkan data detak jantung secara langsung di menu latihan. Kita harus membuka data detak jantung di menu Heart Rate.
Fitur saturasi oksigen dalam darah di CMF Watch Pro. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
Saya juga sering memakai fitur yang memantau saturasi oksigen. Sejak pandemi Covid-19, keberadaan fitur saturasi oksigen adalah hal yang penting dari sebuah jam tangan pintar.
Keberadaan fitur umum di CMF Watch Pro membuatnya dapat diposisikan sebagai perangkat yang memberi gambaran umum akan kondisi kesehatan tubuh kita, dan membantu memantau aktivitas fisik.
Menjawab panggilan telepon di jam tangan CMF Watch Pro patut diapresiasi, dengan syarat kita harus menghubungkannya via Bluetooth di ponsel. Kemudian kita bisa melihat log panggilan jam tangan.
Notifikasi yang masuk ke ponsel dapat dibaca di jam tangan CMF Watch Pro selagi kita mengizinkan akses notifikasi itu. Font-nya yang menampilkan notifikasi itu enak dibaca. Pesan singkat dari aplikasi WhatsApp juga dapat terbaca secara penuh.
Terkait dengan notifikasi WhatsApp di jam CMF Watch Pro, ia hanya bisa menampilkan 4 notifikasi pesan baru. Pesan yang sangat panjang tidak terlihat di jam tangan, dan mau tidak mau, kita harus membuka HP lagi guna membaca pesan panjang itu. CMF Watch Pro juga memberi opsi untuk melakukan balas pesan secara cepat lewat jam tangan.
Sensor-sensor di bagian bawah jam tangan CMF Watch Pro. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
Saya sendiri lebih suka menempatkan jam tangan untuk memantau aktivitas fisik dan kesehatan, bukan sebagai alat untuk memberi notifikasi apa yang terjadi di HP. Dengan ini, akses pada notifikasi di jam tangan yang berasal dari HP perlu dibatasi agar tidak mengganggu aktivitas harian.
Saya merasa getar notifikasi dari jam di pergelangan tangan itu cukup mengganggu, oleh karenanya saya membatasi notifikasi yang masuk di jam tangan.

Aplikasi

Aplikasi CMF Watch tersedia untuk Android dan iPhone. Secara umum aplikasinya terlihat bersih dan sederhana. Ikon-ikon yang dipakai sangat jelas. Aplikasinya sangat khas Nothing, mengingat saya sudah cukup lama memakai TWS Nothing Ear 2 dan aplikasi Nothing X, yang review-nya bisa dibaca di sini.
Oiya, CMF Watch Pro ini dapat dengan mudah pairing Bluetooth ke iPhone. Kita perlu garisbawahi bahwa ada sejumlah jam tangan pintar (juga TWS buds) di luar sana yang sulit terkoneksi ke iPhone. Tenang, itu tidak terjadi pada Notihing Ear 2 maupun CMF Watch Pro yang sudah saya pakai.
Di jam CMF Watch Pro, kita bisa mengaktifkan notifikasi, melakukan panggilan telepon dari jam, mengubah mode olahraga pada jam tangan, mengatur pengingat atau alarm, sampai mengubah tampilan jam atau widget.
Aplikasi CMF Watch di Android. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
Hal lain yang saya suka dari CMF Watch Pro adalah, ia memiliki fitur untuk mengingatkan agar kita jangan lupa untuk minum air mineral. Aplikasi CMF Watch memungkinkan penggguna untuk mengatur interval pengingat minum air menjadi 30 menit sekali, atau kurang dari itu.
Fitur Find My Phone juga saya sukai. Fitur ini membuat ponsel berdering keras, sekalipun HP dalam posisi di-silent. Beberapa kali saya memanfaatkan fitur ini untuk mencari ponsel yang terselip entah ke mana. Saya tinggal mendengar suara dering yang keras selagi jam tangan dan HP terkoneksi lewat Bluetooth. Tapi, kalau perangkat berada terlalu jauh, sambungan jam tangan dan HP akan terputus.

Daya tahan baterai

CMF Watch Pro menawarkan masa pakai baterai yang baik. Ia bisa tahan selama seminggu kalau kita menggunakan fitur olahraga dengan total waktu satu sampai dua jam setiap harinya, memantau langkah, dan pelacakan detak jantung selama 24 jam.
Konsumsi daya baterai akan sangat variatif, tergantung dari aktivitas pengguna, misalnya dalam memantau notifikasi pesan dan telepon, memantau aktivitas kesehatan dan fisik.
Saya juga pernah sama sekali tidak menghubungkannya ke HP lewat Bluetooth. Saat itu dia bisa bertahan selama dua minggu lebih.
Perihal isi daya baterai pada CMF Watch Pro butuh waktu sekitar 2 jam untuk mengisinya secara penuh.
CMF by Nothing mengklaim Watch Pro dapat bertahan hingga 13 hari dengan pemakaian normal, 27 jam dengan penggunaan GPS terus-menerus, dan 18 jam untuk teleponan terus-menerus.
Konektor pin CMF Watch Pro. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
Konektor pin magnet di jam ini tidak bersifat fleksibel, dalam arti, ia hanya bisa terhubung dari satu sisi. Kalau posisi menempelnya salah maka medan magnetnya akan menolak. Berarti kita harus membaliknya agar bisa menempel dan mengecas. Konektor ini tidak mudah terlepas dari bodi selama proses pengisian daya.

Kesimpulan

CMF Watch Pro, yang di Indonesia dibanderol Rp 1.149.000, adalah produk jam tangan pintar yang bagus dari sisi desain. Frame jam tangannya terlihat premium. Talinya juga halus dan lentur.
Fungsi di dalamnya bisa menampilkan data aktivitas fisik dan pemantauan kesehatan yang hampir akurat. Daya baterai terbilang bagus di kelasnya, mengingat ia juga memiliki fitur GPS.
Tim kumparan memberikan beberapa catatan yang kemudian bisa jadi bahan perbaikan untuk CMF. Itu dimulai dari kesediaan tali atau strap jam tangan agar konsumen punya lebih banyak pilihan.
CMF juga perlu terus dan terus meningkatkan akurasi datanya terkait aktivitas fisik dan pemantauan kesehatan, jika produk jam tangannya mau menang di pasar. Penting pula untuk menambahkan pilihan desain watchface, karena yang ada sekarang sangat terbatas, dan sejujurnya, tidak ada yang mantap dengan selera saya.
Semoga itu semua bisa dipenuhi lewat update software yang dirilis dalam beberapa waktu ke depan.
Jam CMF Watch Pro dan aplikasi CMF Watch. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan