Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0

ADVERTISEMENT
Kebijakan baru WhatsApp yang mengharuskan penggunanya membagikan data ke Facebook menuai kritik dan protes dari berbagai pihak. Momen ini dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh aplikasi pesaingnya, yaitu Telegram.
ADVERTISEMENT
Telegram menjadi salah satu kandidat platform chatting yang berpotensi menggantikan WhatsApp. Aplikasi buatan Pavel Durov tersebut seolah merayakan kecemasan para pengguna WhatsApp yang terpaksa harus pindah platform. Caranya, dengan membuat meme peti mati berisi aturan baru WhatsApp yang menuai protes.
Meme itu sejatinya diambil dari klip viral Ghana Dancing Pallbearers, rombongan pembawa peti mati yang menari saat ritual pemakaman. Telegram menambahkan potongan gambar berisi screenshot kebijakan baru WhatsApp yang diprotes para penggunanya.
Tak tanggung-tanggung, Telegram mengunggah dua versi meme sindiran tersebut. Keduanya cukup menggelitik bagi sejumlah netizen di Twitter.
Salah satu netizen membalas meme tersebut dengan meme yang menggambarkan situasi ketika pengguna WhatsApp asal pencet dan menyetujui peraturan baru WhatsApp. Telegram membalas cuitan tersebut dan menyuruh mereka untuk menghapus aplikasi WhatsApp.
ADVERTISEMENT
"Uninstall saja dan move on. Hal ini seperti mantan Anda, jika tidak cukup baik buat Anda, maka Anda berhak dengan yang lebih baik," kata Telegram dalam balasan cuitan di Twitter.
Pendiri Telegram, Pavel Durov, turut buka suara soal aturan baru WhatsApp yang memaksa pengguna untuk berbagi data dengan Facebook. Ia mengatakan bahwa wajar jika jutaan orang marah dan beralih ke Telegram.
"Jutaan orang marah dengan kebijakan baru WhatsApp, yang sekarang mengharuskan pengguna memasukkan semua data pribadi mereka ke mesin iklan Facebook. Tidak mengherankan jika banyak pengguna beralih dari WhatsApp ke Telegram, yang sudah berlangsung beberapa tahun, semakin cepat," kata Pavel.
Dalam dua hari, Telegram mencatat kenaikan download sebesar 2,2 juta pada 8 Januari lalu. Kini, Telegram sudah memiliki 500 juta pengguna dan angka itu terus berkembang.
ADVERTISEMENT
Durov bahkan mendapat kabar bahwa Facebook memiliki divisi untuk mengusut mengapa Telegram bisa tumbuh pesat. Pria berusia 36 tahun ini mengatakan dengan tegas alasan tersebut.
"Saya dengan senang hati bisa menghemat puluhan juta dolar uang Facebook dan memberikan rahasia kami secara gratis: hormati pengguna Anda," tegas Durov.