Kisah Nas Daily: Keliling Dunia dan Jadi Vlogger Tersukses di Facebook

3 September 2018 19:49 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nuseir Yassin alias Nas Daily. (Foto: Nas Daily/Facebook)
zoom-in-whitePerbesar
Nuseir Yassin alias Nas Daily. (Foto: Nas Daily/Facebook)
ADVERTISEMENT
Nuseir Yassin tidak pernah menyangka dirinya bisa menjadi salah satu vlogger paling sukses di Facebook. Pria yang dikenal sebagai pemilik halaman Facebook 'Nas Daily' itu beranjak dewasa di Arraba, sebuah kota pertanian kecil di bagian utara Israel.
ADVERTISEMENT
Yassin berdarah campuran Israel dan Palestina. Ia adalah anak tengah dari empat bersaudara, ibunya berprofesi sebagai seorang guru, dan ayahnya adalah seorang ahli psikologi. Dalam banyak video yang diunggah, Yassin sering mengaku saat masih kecil ia adalah orang yang pemalu dan 'awkward'.
Langkah Yassin dalam menyongsong masa depan dimulai ketika ia berusia 19 tahun. Melihat ia tidak bisa maju-maju selama di Israel, Yassin pun berambisi untuk melanjutkan studinya di salah satu universitas prestisius di Amerika Serikat.
Yassin yang saat itu mengaku haus ilmu pengetahuan, kemudian diterima di Universitas Harvard jurusan aerospace engineering atau teknisi kedirgantaraan. Dia mendapatkan beasiswa dalam melanjutkan studinya ini.
Setelah lulus dari Harvard, Yassin pindah ke New York untuk bekerja di perusahaan teknologi. Dia mulai bekerja sebagai seorang coder di Venmo, aplikasi transfer uang milik PayPal, di mana gajinya bisa mencapai 100 ribu dolar AS atau sekitar Rp 1,4 miliar per tahun.
Nuseir Yassin alias Nas Daily. (Foto: Nas Daily/Facebook)
zoom-in-whitePerbesar
Nuseir Yassin alias Nas Daily. (Foto: Nas Daily/Facebook)
Jika melihat edukasinya, karier, dan pendapatannya, maka bisalah kita mengatakan Yassin telah sukses. Namun, ternyata hal ini tidak membuatnya bahagia.
ADVERTISEMENT
Kepada Business Insider, Yassin mengaku lelah dengan rutitinasnya itu, dan merasa ia telah membuang-buang waktu dengan terus duduk di depan meja. Dari sinilah ia berpikir untuk menghabiskan waktu dengan mengelilingi dunia.
"Pekerjaan saya gajinya terlalu besar. Hal itu membuat saya tidak cukup puas," ujarnya, dilansir Business Insider.
Awal mula keliling dunia dan jadi vlogger
Untuk mewujudkan rencananya itu, Yassin menghabiskan waktu satu setengah tahun bekerja dan menabung hingga 60 ribu dolar AS atau setara Rp 890 juta. Setelah merasa siap dan semuanya sudah cukup, Yassin berhenti dari pekerjaannya pada tahun 2016. Ia membeli sebuah kamera, tiket pesawat, serta berkomitmen untuk keliling dunia sepenuhnya.
Kamera ini menjadi senjata utamanya dalam mendokumentasikan segala kegiatannya selama keliling dunia.
ADVERTISEMENT
Lalu, dari mana nama Nas Daily lahir?
Ternyata, Yassin mengadopsi kata 'Nas' dari bahasa Arab yang berarti 'manusia' atau 'orang', sedangkan 'Daily' berarti Yassin akan terus memperbarui konten videonya setiap hari. Jadilah halaman Facebook Nas Daily yang populer itu.
"Saya biasanya tidak mau mengambil risiko. Tapi, saya memutuskan untuk membuat setiap hari saya berguna, saya tidak ingin membuang waktu satu menit pun," katanya.
Destinasi pertama dari perjalanan Yassin adalah Kenya, yang ternyata memberikan penghasilan lain baginya. Sebuah perusahaan media milik Rusia yang beroperasi di Nairobi, Kenya, melihat salah satu karya video Yassin dan tertarik untuk membayar Yassin agar membuat konten untuk halaman Facebook mereka.
Yassin mendapat bayaran 3000 dolar AS per bulan untuk jasanya, yang membuatnya bisa terus bertualang keliling dunia dengan tenang sekaligus mendapatkan promosi di media untuk membangun audiens.
ADVERTISEMENT
"Saya membuat video tentang kisah-kisah orang yang humanis," kata Yassin yang kini lebih sering disapa sebagai Nas. Ia memutuskan untuk mendokumentasikan perjalanannya dalam sehari lewat satu video berdurasi satu menit.
Nas Daily (Foto: @nasdaily)
zoom-in-whitePerbesar
Nas Daily (Foto: @nasdaily)
Perlahan tapi pasti, jumlah penonton videonya terus berkembang. Saat berita ini ditayangkan, jumlah followers dari halaman Facebook Nas Daily sudah mencapai 7,8 juta.
"Kesuksesan saya datang justru ketika faktanya saya bukan seperti blogger kebanyakan," ucapnya, menjelaskan jika format video durasi satu menit dan unsur etnik dalam kontennya menjadi pembeda dengan video buatan vlogger lain.
Salah satu keunikannya juga bisa dilihat dari sejumlah tempat yang ia datangi merupakan tempat yang kurang diminati wisatawan, seperti Rwanda, Tanzania, dan Malta. Hal ini kemudian dapat menunjukkan kepada para penontonnya sudut pandang dunia yang lebih luas.
ADVERTISEMENT
Mungkin kamu bertanya-tanya, dari mana pendapatan Yassin jika kerjaannya hanya keliling dunia saja? Tentu pendapatannya ini berasal dari iklan Facebook yang disematkan dalam video yang diunggahnya. Total kekayaan bersihnya saat ini mencapai sekitar 250 ribu dolar AS atau setara Rp 3,7 miliar, yang menurutnya jauh lebih kecil dari vlogger travel lainnya.
Dilarang masuk Indonesia
Namun, ambisi Yassin untuk mengelilingi dunia harus terhambat. Ini dikarenakan ia tidak bisa masuk ke Indonesia yang diduga akibat paspor Israel miliknya. Yassin menceritakan pengalamannya ini lewat akun Facebook Nas Daily.
"Dengan berat hati, saya umumkan jika saya dilarang berkunjung ke negara Anda (Indonesia). Saya pergi ke Singapura untuk mengajukan visa Indonesia. Karena Indonesia adalah satu-satunya negara yang ingin saya perjuangkan untuk berkunjung ke sana," tulis Yassin.
Nas Daily (Foto: @nasdaily)
zoom-in-whitePerbesar
Nas Daily (Foto: @nasdaily)
Ia mengaku sudah mengikuti semua prosesnya yang cukup panjang dan mengikuti semua aturan yang ada. Namun, pada akhirnya pengajuan visa Yassin itu ditolak. Yassin menduga larangan ini memang dikarenakan paspor Israel miliknya.
ADVERTISEMENT
"Semoga postingan ini bisa menjawab orang-orang baik yang telah meminta saya untuk datang ke Indonesia. Saya benar-benar ingin datang. Saya ingin menunjukkan kepada dunia keindahan Indonesia, secara sangat alami. Tapi, sayangnya itu tidak bisa dilakukan di Nas Daily. Tidak dengan keadaan yang sekarang," paparnya.
Meski begitu, ia menyimpan harapan untuk bisa berkunjung ke Indonesia suatu hari nanti.
"Saya yakin suatu hari nanti kita semua akan bertemu," tutup tulisannya.