Kominfo Bangun 36 Lokasi Akses Internet di Kabupaten Ende, NTT

25 Maret 2019 12:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
BTS di SMA Negeri Detusoko, Kabupaten Ende, NTT. Foto: Alfadillah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
BTS di SMA Negeri Detusoko, Kabupaten Ende, NTT. Foto: Alfadillah/kumparan
ADVERTISEMENT
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu wilayah yang menjadi fokus Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk membangun jaringan telekomunikasi internet. Ende, salah satu kabupaten di NTT, kini sudah merasakan akses internet yang disediakan pemerintah.
ADVERTISEMENT
Di provinsi NTT, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo telah membangun 115 lokasi BTS Sinyal Bakti dan 479 lokasi akses internet (Aksi) per Maret 2019. Khusus Kabupaten Ende, regulator telekomunikasi di Indonesia itu telah mendirikan 36 lokasi akses internet, termasuk di SMA Negeri Detusoko.
Menteri Kominfo Rudiantara berkesempatan datang langsung ke Kabupaten Ende pada Senin (25/3), untuk meninjau hasil akses internet yang disediakan oleh BAKTI Kominfo. Kehadiran Rudiantara didampingi oleh Anggota Komisi 1 DPR Andreas Hugo Pareira.
"Ini adalah amanah Pak Jokowi dan JK, bahwa membangun jaringan jangan hanya di Pulau Jawa. Inshaallah pertengahan tahun ini, khususnya di Papua Barat pemasangan sinyal rampung," ujar Rudiantara, di Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende, Senin (25/3).
Menkominfo Rudiantara di Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende, NTT. Foto: Alfadillah/kumparan
ADVERTISEMENT
Kominfo sengaja membangun salah satu akses internet di sekolah, yakni SMA Negeri Detusoko. Menghubungkan ratusan ribu sekolah di Indonesia dengan jaringan internet berkecepatan tinggi merupakan misi dari pemerintah yang ditargetkan selesai pada 2024.
Melalui kehadiran internet cepat, kesempatan terhadap akses ilmu pengetahuan akan merata sehingga bibit-bibit unggul dari daerah dapat berkompetisi di tingkat nasional maupun global.
"Di Ende, kecepatan (internet) rata-rata 300 kilobyte per detik dan membayar lebih mahal dari Jakarta. Tidak fair karena akses internet adalah hak segala bangsa. Pertengahan 2019 pembangunan (Palapa Ring) di wilayah timur terutama di Papua dan Papua Barat," papar Rudiantara.
Sebagai tambahan, BAKTI Kominfo juga memfasilitasi guru dan siswa SMA Negeri Detusoko dengan aplikasi Bahaso untuk belajar Bahasa Inggris. Pemerintah, bersama dengan PT. Skyreach juga menyelenggarakan lomba penulisan artikel dan pembuatan video blog soal pemanfaatan internet bagi siswa dan masyarakat sekitar Detusoko. Media pembelajaran yang berbeda ini mendorong cara belajar yang juga tidak sama di mana pemrosesan informasi menjadi lebih cepat.
Menkominfo Rudiantara (kanan) bersama Kepala Sekolah SMA Negeri Detuso, Tobias Dawi (kiri). Foto: Alfadillah/kumparan
ADVERTISEMENT
Selain instansi pendidikan, pusat kesehatan masyarakat, kantor desa, kantor komando pertahanan dan keamanan juga akan dikoneksikan dengan internet cepat. Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah menggelar infrastruktur telekomunikasi berbasis kabel serat optik Palapa Ring dan satelit berteknologi High-Throughput Satellite (HTS).
Kedua proyek tersebut membentuk 'Tol Langit', sebuah analogi kehadiran sinyal yang membuat masyarakat Indonesia bisa lebih mudah memperoleh informasi dan berkomunikasi satu sama lain, baik di perkotaan maupun pelosok.
Kominfo mengimbau para guru, siswa, dan masyarakat untuk bijak dalam menggunakan internet dengan tidak menyebarluaskan berita palsu atau hoaks, dan memanfaatkannya untuk menunjang proses belajar mengajar serta hal produktif dan positif lainnya.
BTS Sinyal BAKTI, penyediaan Aksi, Palapa Ring, satelit multifungsi, serta program pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang dibangun BAKTI Kominfo didanai dari kontribusi Universal Service Obligation (USO) yang bersumber dari pungutan 1,25 persen dari pendapatan penyedia jasa telekomunikasi yang dikelola oleh BAKTI.
ADVERTISEMENT