Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
![Ilustrasi bermain game.
Foto: Shutterstock](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1618464277/fofc1l9lf0x8b0whbok1.jpg)
ADVERTISEMENT
Melon Indonesia, anak perusahaan Telkom yang bergerak di bidang digital entertainment, menilai bahwa wacana memasukkan eSport ke dalam kurikulum pendidikan akan membantu industri game Tanah Air.
ADVERTISEMENT
Dalam sesi diskusi di Expo 2020 Dubai yang dihelat Kamis (6/1), CEO Melon Indonesia, Dedi Suherman, menganggap bahwa keberhasilan industri game di suatu negara ditentukan oleh kebijakan yang diambil oleh pemerintahnya.
Selain memberikan stimulus finansial, kata Dedi, kebijakan penting lainnya yang mendukung industri game adalah menerapkan edukasi dalam kurikulum pendidikan โ seperti wacana memasukkan materi eSport ke dalam kurikulum yang diusulkan Pengurus Besar eSports Indonesia (PBESI) pada akhir tahun lalu.
"Mereka telah memulai, dalam diskusi terakhir kami, bahwa setiap sektor edukasi dari SMP hingga kampus diperintahkan untuk menyediakan kurikulum terkait game," kata Dedi.
Dedi menambahkan, ekosistem game Tanah Air juga memerlukan stimulus subsidi dari pemerintah serta investasi dari sektor bank.
ADVERTISEMENT
Wacana memasukkan materi eSport ke dalam kurikulum nasional sempat mencuat pada November 2021. Saat itu, Ketua Bidang Humas dan Komunikasi PBESI, Ashadi Ang, menjelaskan bahwa materi edukasi eSports dapat membantu ekosistem game Indonesia yang punya potensi besar.
Hingga kini, masuknya materi eSport ke dalam kurikulum pendidikan nasional masih sebatas wacana dan belum mendapatkan izin. Di sisi lain, Kemendikbud menyebut bahwa mereka tak mempermasalahkan materi e-Sport ke dalam pendidikan โ selama ia digunakan untuk mengembangkan kecakapan nalar kritis siswa.
"Konten spesifik seperti e-Sport bisa saja digunakan oleh sekolah sebagai bagian dari kurikulum mereka. Yang penting adalah materi tersebut digunakan untuk mengembangkan kecakapan esensial seperti nalar kritis, kreativitas, dan gotong royong," jelas Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Nino Aditomo, dalam kicauannya di Twitter pada 26 November lalu.
ADVERTISEMENT
Senada dengan Dedi, partner Boston Consulting Group, Povilas Joniskis, juga menilai bahwa edukasi yang mendukung jenjang karier dalam ekosistem game akan membantu pertumbuhan industri game suatu negara.
Joniskis menjelaskan, ekosistem game yang kuat merupakan salah satu kunci keberhasilan industri game di Jepang, Korea Selatan, dan China. Untuk membuat ekosistem game yang baik, suatu negara enggak cukup memfasilitasi industri dengan inkubator pengembang game โ tetapi juga edukasi dan investasi.
"Butuh waktu untuk mengembangkan ekosistem gaming. Ketika kita bicara ekosistem gaming, kita bicara soal kebutuhan latar belakang developer-nya," kata Joniskis dalam kesempatan yang sama.
Investasi dalam industri game telah dilakukan oleh Telkom dengan membangun sejumlah platform seperti inkubator IndigoGame, mendirikan penerbit DuniaGames dan agregator distribusi GameQoo, hingga membuat sejumlah turnamen game online.
ADVERTISEMENT
Beberapa judul game yang telah diluncurkan ekosistem gaming Telkom di antaranya adalah Kolak Express 3, Lord of Estera, Rise of Neowin, Lokapala, Shellfire, Quest of Infinity, dan Arena Masters II.
Pendapatan industri game Indonesia sendiri mencapai Rp 25 triliun pada 2020, menurut laporan Newzoo, di mana pertumbuhannya mencapai 32,7 persen per tahun.