Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Begitu berita ini viral, kami langsung melakukan legal action kepada pihak berwenang di Malaysia. Dan sedang dalam proses investigasi," jelas Daniel Putut Kuncoro Adi, Managing Director Lion Group, saat ditemui di Jakarta pada Kamis (18/9).
"Jadi, data-data orang Indonesia pun kita belum tahu jumlahnya berapa karena seperti yang kita semua ketahui bahwa nama-nama itu juga masih ditutup di situ. Jadi, kita sedang menginvestigasi," tambahnya.
Sebelumnya, akun Twitter peneliti keamanan Under the Breach mengungkapkan bahwa terdapat 35 juta data penumpang Malindo Air dan Thai Lion Air yang bocor di forum pertukaran data internet. Adapun data-data tersebut di antaranya berupa nama, KTP, alamat, e-mail, nomor paspor, hingga tanggal kedaluwarsa paspor.
Kerja sama dengan administrator data
ADVERTISEMENT
Selain menyelidiki jumlah pengguna, Lion Air juga sedang menyelidiki pihak administrator yang bertanggung jawab atas kebocoran tersebut.
Sebelumnya, layanan cloud milik Amazon Web Services (AWS) disebut sebagai pihak yang menyimpan data penumpang Lion Air yang bocor. Namun, hal tersebut ditampik oleh Daniel karena pihaknya tidak hanya bekerja sama dengan AWS.
"Kami belum bisa menyebutkan administratornya, karena sedang dalam proses investigasi. Tapi kami yang terlibat langsung dengan administrator. Kami sedang proses investigasinya, jadi pihak mana yang sebetulnya melakukan hal ini," jelas Daniel.
"(Jumlahnya) banyak. Ratusan yang kerja sama. Pihak berwenang yang akan melakukan investigasi," sambungnya.