Masa Refund Pulsa dan Kuota Data Berakhir, Bolt Kini Tinggal Kenangan

2 Februari 2019 23:25 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Layanan internet 4G LTE Bolt. Foto: Surawira Lintang Ningtyas/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Layanan internet 4G LTE Bolt. Foto: Surawira Lintang Ningtyas/kumparan
ADVERTISEMENT
Masa pengembalian (refund) pulsa dan kuota internet 4G LTE pelanggan Bolt telah resmi berakhir per 31 Januari 2019. Dengan begitu, eksistensi Bolt di Indonesia resmi berakhir. Berdasarkan hasil pantauan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) beserta Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia per Kamis (31/1), pengembalian hak pelanggan penyelenggara layanan Bolt, PT. Internux, dan PT. First Media Tbk telah selesai dilakukan untuk 11.766 pelanggan dengan nilai Rp 10.368.608.982. Kedua operator menyediakan pengembalian hak pelanggan melalui gerai Bolt Zone dan online. Untuk detailnya, proses refund melalui gerai tercatat ada 10.284 pelanggan dengan total uang senilai Rp 8.959.481.491. Sementara refund via online dilakukan oleh 1.482 pelanggan dengan total uang senilai Rp 1.409.127.491. "Kominfo mengapresasi kedua operator yang memenuhi permintaan Kementerian Kominfo untuk mengutamakan hak-hak pelanggan," kata Plt. Kepala Biro Humas Kominfo Ferdinandus Setu dalam pernyataan resmi yang diterima kumparan, Jumat (1/2).
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Foto: Jofie Yordan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Foto: Jofie Yordan/kumparan
Pada 28 Desember 2018, Kominfo mencabut izin penggunaan pita frekuensi radio 2,3 GHz untuk PT. Internux (Bolt), PT. First Media Tbk., dan PT. Jasnita Telekomindo. Pencabutan ini dilakukan karena ketiga operator itu belum memenuhi kewajibannya membayar Biaya Hak Penggunaan (BHP) spektrum frekuensi radio kepada negara.
ADVERTISEMENT
Sebelum Kominfo mencabut izin frekuensi 2,3 GHz milik PT. Internux, dilaporkan jumlah pelanggan Bolt ada memiliki 80 ribu. Banyaknya pelanggan yang tidak melakukan refund diperkirakan karena antisipasi pemblokiran operasi yang sudah jauh-jauh hari diberitakan media. "Pelanggan itu enggak banyak sebenarnya, 80 ribuan sebenernya. Tapi kebanyakan karena kemarin itu dikasih (batas) waktu (sebelum ditutup), jadi sebagian besar (pelanggan Bolt) itu sudah pakai (pulsa/kuotanya),” ucap pria yang akrab Nando itu di sela acara Kominfo Next 2019 pada Kamis (31/1) lalu. Tunggakan PT Internux sendiri mencapai Rp 343.576.161.625 (Rp 343 miliar) dari tahun 2016.