Menkominfo Tegur Keras 5 E-Wallet Fasilitator Judi Online: Dana Paling Bandel

16 Oktober 2024 8:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkominfo Budi Arie Setiadi mendatangi kediaman Presiden terpilih Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (15/10/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menkominfo Budi Arie Setiadi mendatangi kediaman Presiden terpilih Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (15/10/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Menkominfo Budi Arie Setiadi menyampaikan teguran keras kepada lima perusahaan penyedia layanan e-wallet yang dinilai memfasilitasi judi online, mulai dari Dana, Ovo, GoPay, LinkAja, dan ShopeePay.
ADVERTISEMENT
Transaksi pada kelima dompet digital itu mencapai triliunan rupiah. Dana adalah penyedia e-wallet yang dinilai paling sering dimanfaatkan untuk aktivitas judi online. Data itu didapatkan Kominfo dari PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan).
Kecurigaan penggunaan dompet digital dalam transaksi judi online bermula dari transaksi isi saldo (top-up) yang melonjak secara signifikan dan tiba-tiba. Apalagi, transaksi di dompet digital itu hanya satu arah saja, yaitu transaksi masuk, tanpa ada transaksi keluar.
E-wallet Espay (Dana) nilai transaksinya paling tinggi, sekitar Rp 5,4 triliun dengan 5,7 juta transaksi yang terkait judi online, “ ucap Budi Arie dalam siaran pers.
Berikut 5 perusahaan penyedia dompet digital atau e-wallet terkait dengan transaksi judi online, menurut data PPATK:
ADVERTISEMENT
“Sasaran utama pemblokiran akun e-wallet adalah para bandar judi online. Selain itu, arus perputaran uang ke pemain judi online akan menjadi sasaran selanjutnya,” lanjut Menkominfo.
Oleh karena itu, Kominfo menegaskan perusahaan penyedia e-wallet harus mendata dengan jelas akun pengguna atau menjalankan prinsip Know Your Customer (eKYC), sejalan dengan ketentuan perlindungan data pribadi (PDP).
ADVERTISEMENT
Pemberantasan judi online menjadi program pemerintah yang bakal berlanjut pada pemerintahan berikutnya. Lantaran, aktivitas ini telah memakan banyak korban, terutama dari masyarakat miskin.
Dalam satu setengah tahun terakhir, sampai 8 Oktober 2024, Budi Arie mengklaim telah melakukan pemblokiran terhadap 3,7 juta situs judi online. Kominfo juga bergerak cepat menindaklanjuti masalah promosi website judi online yang dilakukan oleh salah seorang influencer di media sosial.
“Patroli siber terhadap aktivitas judi online dan konten promosi judi online terus dilakukan,” tutupnya.