Pasangan Gay Thailand Kritik Beringasnya Netizen RI: Bully hingga Diancam Bunuh

13 April 2021 10:12 WIB
Suriya Koedsang dan pasangan gay-nya yang di-bully netizen Indonesia. Foto: Suriya Koedsang via Facebook
zoom-in-whitePerbesar
Suriya Koedsang dan pasangan gay-nya yang di-bully netizen Indonesia. Foto: Suriya Koedsang via Facebook
ADVERTISEMENT
Sepasang gay Thailand mendapat komentar homofobik hingga ancaman pembunuhan dari netizen Indonesia setelah mempublikasi pernikahan mereka di Facebook. Gara-gara kasus ini, seorang pengacara terkenal di Thailand meminta agar orang Indonesia tidak "diterima" di Thailand.
ADVERTISEMENT
Kasus ini bermula ketika seorang gay di Thailand bernama Suriya Koedsang mem-posting foto pernikahannya di Facebook pada 4 April 2021. Unggahan tersebut di-bully oleh warga internet (warganet) Indonesia hingga Suriya mendapat ancaman pembunuhan.
Menurut laporan Coconuts Thailand, Suriya mengaku di-bully netizen Indonesia selama tiga hari meski dia tidak membalas komentar.
Dia meminta pertolongan hukum kepada Ronnarong Kaewpetch, seorang pengacara dari advokasi Network of Campaigning for Justice, setelah mendapat ancaman pembunuhan kepada dirinya, pasangannya, dan orang tuanya.
“Saya memiliki banyak pertanyaan di kepala saya, 'Mengapa?',” kata Suriya.
“Kami menikah di rumah dan keluarga saya yang hangat, tempat saya sendiri, (tanah air) saya sendiri dan apa yang salah dengan Indonesia dan orang Indonesia? Mengapa harus sedramatis itu? Kenapa kalian begitu kasar pada kami? Apakah saya perlu bersembunyi ketika saya tidak melakukan kesalahan?"
Seorang gay di Thailand, Suriya Koedsang, posting foto pernikahannya di Facebook pada 4 April 2021. Foto: Suriya Koedsang/Facebook
Suriya sempat menunjukan beberapa komentar bully yang disampaikan netizen Indonesia kepadanya. Beberapa di antaranya adalah kalimat-kalimat kasar dan pernyataan bahwa apa yang dilakukan Suriya dilarang Tuhan.
ADVERTISEMENT
Suriya menyebut, dia menghormati semua agama. Dia mengaku pernah menghabiskan waktu hidup bersama kelompok Muslim saat sekolah di Pattani, provinsi paling selatan Thailand, di mana Islam adalah agama utama.
“Saya tidak punya masalah sama sekali, bahkan saat yang sulit, di belakang sana. Selain itu, keluarga Muslim saya selalu mendukung saya apa adanya. Agama tidak pernah mengajarkan Anda untuk membenci orang lain, untuk merendahkan orang lain. Sebaliknya, agama memanfaatkan hati manusia untuk menjadi manusia yang baik," kata Suriya.
Bully dan ujaran kebencian netizen Indonesia kepada pasangan gay Thailand. Foto: Suriya Koedsang via Facebook
Di Thailand sendiri, pernikahan sesama jenis belum diakui secara hukum. Namun, ketiadaan payung hukum tak menghentikan pasangan gay di Thailand untuk menikah.
Berkat tabiat buruk netizen Indonesia ini, pengacara yang membantu Suriya, Ronnarong, mengusulkan agar Thailand tidak menerima wisatawan Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Orang Indonesia, jangan mengira kalian ada di sana, dan saya tidak bisa berbuat apa-apa. Setiap hari Anda memasuki Thailand, saya akan meminta polisi menunggu dengan surat perintah penangkapan terhadap Anda," kata Ronnarong.

Netizen Indonesia, Paling Tidak Sopan di Asia Tenggara

Serangan yang dilakukan netizen Indonesia semakin membuktikan kebenaran riset Microsoft pada Februari 2021 lalu. Survei bertajuk Digital Civility Index 2020 itu menemukan bahwa warga internet dari Indonesia berada di peringkat teratas sebagai netizen paling tidak sopan di Asia Tenggara.
Dalam beberapa bulan terakhir, kelakuan netizen Indonesia mendapat sorotan negatif setelah melakukan bully kepada akun Microsoft karena tidak terima survei tersebut, hingga menyerang akun media sosial All England ketika tim bulu tangkis Indonesia didiskualifikasi secara paksa.
ADVERTISEMENT
Terbaru, netizen Indonesia salah memberikan rating bintang 1 pada aplikasi ReStock di Google Play Store. Aplikasi ini dikira sebagai aplikasi Restock.id yang didirikan oleh Muhammad Farid Andika, seorang pengemudi Toyota Fortuner yang mengacungkan pistol kepada sesama pengguna jalan lain di daerah Duren Sawit, Jakarta Timur.