Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Salah seorang pendiri Facebook dan mantan teman asrama Mark Zuckerberg, Chris Hughes, menyerukan permintaan untuk memisahkan jaringan media sosial terbesar di dunia Instagram dan WhatsApp dari induknya, Facebook.
ADVERTISEMENT
Hughes berkata, Komisi Perdagangan Federal AS (Federal Trade Commission/FTC) harus melepaskan Instagram dan WhatsApp dari Facebook demi terciptanya persaingan usaha yang sehat. Menurutnya, akuisisi Facebook terhadap kedua perusahaan itu adalah upaya monopoli ranah digital, khususnya media sosial.
Dalam artikel opininya di The New York Times, Hughes mengungkapkan kekecewaan dengan kondisi Facebook saat ini, di tangan rekan pendirinya dulu. Ia merasa bahwa dirinya memiliki andil terhadap apa yang telah diperbuat Zuckerberg terhadap dunia digital ini.
"Sudah 15 tahun sejak saya ikut mendirikan Facebook di Harvard, dan saya belum bekerja di perusahaan dalam satu dekade. Tapi saya merasakan amarah dan ikut bertanggung jawab," tulis Hughes dalam artikel berjudul ‘It’s Time to Break Up Facebook'.
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa tahun terakhir, Facebook memang telah menjadi sorotan otoritas di sejumlah negara karena isu keamanan siber. Berbagai masalah macam pembagian data pribadi dengan pihak ketiga, penyebaran berita palsu atau hoaks, hingga pelanggaran privasi seperti tidak bisa dihentikan di platform media sosial tersebut.
Setelah Facebook mengakuisisi Instagram pada 2012 dan WhatsApp pada 2014, masalah kemanan data bahkan kian merembes hingga ke kedua anak perusahaan tersebut. Apalagi muncul wacana integrasi ketiga aplikasi tersebut dalam satu sistem.
“Kami adalah bangsa dengan tradisi mengekang dalam monopoli, tidak peduli seberapa baik niat para pemimpin perusahaan-perusahaan ini. Kekuatan Mark belum pernah sebesar ini sebelumnya," tegas Hughes.
Belakangan ini, internet beberapa kali digemparkan dengan kabar tumbangnya layanan Instagram, WhatsApp, dan Facebook secara bersamaan di seluruh dunia. Hughes menilai rentetan kejadian yang melilit perusahaan membuat reputasi Zuck dan Facebook menurun.
ADVERTISEMENT
Pada fenomena ini, masyrakat internet bisa merasakan betapa pentingnya untuk memiliki opsi media sosial lain yang setara. Saat tumbang atau saat terjadi skandal Cambridge Analytica, banyak dari pengguna Facebook yang memiliki keinginan untuk pindah ke media sosial lain, namun justru berujung kembali pada Facebook.
"Mereka tidak punya alternatif. Pada akhirnya, orang tidak meninggalkan platform perusahaan tersebut. Kemana memangnya mereka bisa pergi?" tulis Hughes.
Monopoli Facebook juga membuat para investor tidak memiliki pilihan yang setara untuk menyalurkan uangnya. Mereka enggan berinvestasi pada perusahaan startup baru yang mungkin memiliki visi jauh lebih brilian ketimbang Facebook.
"Investor menyadari bahwa jika sebuah perusahaan tumbuh, Facebook akan meniru inovasinya, mematikannya atau mengakuisisinya dengan dana relatif rendah. Tidak ada perusahaan media sosial besar didirikan sejak 2011," tandas Hughes.
ADVERTISEMENT
Bersama dengan permintaan pembubaran Instagram dan WhatsApp dari induknya, Facebook , Hughes juga menyerukan pembentukan lembaga pemerintah AS yang didedikasikan untuk mengatur perusahaan teknologi seperti Facebook. Dengan lembaga tersebut, Hughes ingin agar privasi semua orang dilindungi dan memberikan aturan bagaimana perusahaan seperti Facebook bisa beroperasi.